Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 102

Asy-Syu'ara' Ayat ke-102 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَلَوْ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ( الشعراۤء : ١٠٢)

falaw
فَلَوْ
Then if
maka sekiranya
anna
أَنَّ
that
bahwa
lanā
لَنَا
we had
bagi kita
karratan
كَرَّةً
a return
sekali lagi
fanakūna
فَنَكُونَ
then we could be
maka kita adalah/menjadi
mina
مِنَ
of
dari
l-mu'minīna
ٱلْمُؤْمِنِينَ
the believers"
orang-orang yang beriman

Transliterasi Latin:

Falau anna lanā karratan fa nakụna minal-mu`minīn (QS. 26:102)

English Sahih:

Then if we only had a return [to the world] and could be of the believers..." (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 102)

Arti / Terjemahan:

Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman". (QS. Asy-Syu'ara' ayat 102)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

"Maka seandainya kita dapat kembali ke dunia niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman, dan beramal saleh." demikian mereka mengungkapkanpenyesalannya. Tapi hal itu mustahil mereka dapatkan, karena hidup di dunia cuma sekali.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka berharap dapat dikembalikan ke dunia. Jika keinginan itu terkabul, mereka berjanji akan beriman dan beramal saleh. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin. Itu hanya alasan mereka, sebab sekiranya dikembalikan ke dunia sekalipun, mereka tetap akan ingkar kembali.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi) ke alam dunia (niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman") makna Lau di sini menunjukkan arti Tamanni atau mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat dicapai, dan lafal Nakuunu adalah Jawab dari Lau.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. (Asy-Syu'ara': 99)

Artinya, tiada yang menyeru kami berbuat demikian kecuali orang-orang yang berdosa (jahat).

Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun. (Asy-Syu'ara': 100)

Sebagian ulama tafsir mengatakan, yang dimaksud dengan pemberi syafaat adalah para malaikat, seperti yang mereka katakan:

Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan? (Al-A'raf: 53)

Begitu pula yang mereka katakan dalam surat ini, yang disitir oleh firman-Nya:

Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu'ara': 100-101)

Yang dimaksud dengan hamim ialah kerabat.

Qatadah mengatakan bahwa demi Allah, mereka mengetahui bahwa teman yang saleh itu dapat memberikan manfaat dan kerabat yang saleh itu dapat memberikan syafaat.

maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia), niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara': 102)

Demikian itu karena mereka berharap untuk dikembalikan ke kampung dunia untuk melakukan amal ketaatan kepada Tuhan mereka, menurut dugaan mereka. Padahal Allah mengetahui bahwa seandainya mereka dikembalikan ke kampung dunia, niscaya mereka akan kembali melakukan apa-apa yang mereka dilarang melakukannya. Dan sesungguhnya mereka dusta dalam penyesalannya itu. Allah Swt. telah menceritakan perihal pertengkaran ahli neraka di dalam surat Sad, melalui firman-Nya:

Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Sad: 64)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Di saat itulah mereka berharap dapat kembali lagi ke dunia agar dapat beriman dan memperoleh keselamatan."