Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Furqan Ayat 49

Al-Furqan Ayat ke-49 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

لِّنُحْيِ َۧ بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا وَّنُسْقِيَهٗ مِمَّا خَلَقْنَآ اَنْعَامًا وَّاَنَاسِيَّ كَثِيْرًا ( الفرقان : ٤٩)

linuḥ'yiya
لِّنُحْۦِىَ
That We may give life
untuk Kami hidupkan
bihi
بِهِۦ
thereby
dengannya (air itu)
baldatan
بَلْدَةً
(to) a land
negeri (tanah)
maytan
مَّيْتًا
dead
yang mati
wanus'qiyahu
وَنُسْقِيَهُۥ
and We give drink
dan Kami beri minum dengannya
mimmā
مِمَّا
thereof
dari apa
khalaqnā
خَلَقْنَآ
(to those) We created
Kami telah ciptakan
anʿāman
أَنْعَٰمًا
cattle
binatang ternak
wa-anāsiyya
وَأَنَاسِىَّ
and men
dan manusia
kathīran
كَثِيرًا
many
banyak

Transliterasi Latin:

Linuḥyiya bihī baldatam maitaw wa nusqiyahụ mimmā khalaqnā an'āmaw wa anāsiyya kaṡīrā (QS. 25:49)

English Sahih:

That We may bring to life thereby a dead land and give it as drink to those We created of numerous livestock and men. (QS. [25]Al-Furqan verse 49)

Arti / Terjemahan:

Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (QS. Al-Furqan ayat 49)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Manfaat dari adanya hujan adalah agar dengan air hujan itu Kami menghidupkan negeri yang tadinya mati kering kerontang, tandus, menjadi negeri yang hijau menyegarkan, karena ditumbuhi berbagai tanaman, dan dengan hujan itu pula Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, berupa hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak. Semua binatang yang melata di bumi ini sangat memerlukan air. Tanpa air, mereka tidak akan mampu bertahan hidup. Inilah anugerah Allah yang perlu direnungkan manusia, tetapi tidak semua manusia menyadarinya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa hujan diturunkan untuk menyuburkan negeri-negeri atau tanah yang mati dan tandus. Dengan air hujan pula, Allah memberi minum sebagian besar makhluk-Nya, seperti binatang ternak dan manusia. Dalam ayat lain diterangkan:
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-hajj/22: 5)

Dan firman-Nya:
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. (ar-Rum/30: 50)

Menurut para ilmuwan, dari ayat di atas dapat dibahas dua hal, yaitu:
1.Mengenai terjadinya hujan
2.Mengenai indikasi bahwa air hujan membawa kehidupan, sehingga dapat ".... menghidupkan dengannya negeri yang mati..."
Mengenai terjadinya hujan, kisahnya dimulai dengan air yang mengalir di sepanjang anak sungai yang akan bergabung dengan anak sungai lainnya membentuk sungai yang jauh lebih besar, yang akhirnya mengalir ke laut. Sementara air mengalir melalui anak sungai dan sungai, sebagian akan menguap karena panas sinar matahari (berubah menjadi gas) tetapi sebagian besar terus mengalir sampai ke laut. Di laut inilah proses penguapan atau evaporasi selanjutnya berlangsung.
Semua air yang menguap, baik yang berasal dari anak sungai, sungai, atau laut, membentuk uap air di atmosfer. Uap ini naik dan akan menjadi dingin saat mencapai atmosfer yang lebih tinggi. Jika terdapat banyak gas di atmosfer maka uap air ini akan memadat menjadi kelompok gas yang disebut awan. Jika awan tersebut ditiup angin sehingga berkumpul sesamanya, dan naik ke atas sehingga mencapai bagian yang lebih tinggi lagi di lapisan atmosfer, maka uap air akan berubah menjadi tetes-tetes es.
Ketika awan menjadi lebih dingin karena suhu atmosfer yang lebih rendah, air menjadi padat (es) dan jatuh, awalnya seperti tetes-tetes es yang sangat kecil, yang biasanya mencair sebelum mencapai tanah. Dengan demikian, tetes air akan jatuh ke bumi sebagai hujan. (lihat juga ar-Ra'd/13: 17; an-Naml/27: 60; al-'Ankabut/29: 63; Luqman/31: 34; as-Sajdah/32: 27; Fathir/35: 27; az-Zumar/39: 21; Qaf/50: 9-11).

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri atau tanah yang mati) lafal Maitan dibaca Takhfif bentuk Mudzakkar dan Muannatsnya sama saja. Disebutkan dengan maksud, bahwa yang mati itu adalah tanah negeri itu (dan agar Kami memberi minum dengannya) dengan air itu (sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak) unta, sapi dan kambing (dan manusia yang banyak) lafal Anaasiyyu merupakan bentuk jamak dari lafal Insaanun, bentuk asalnya adalah Anaasiinu, kemudian huruf Nun diganti menjadi Ya, lalu huruf Ya yang pertama diidgamkan kepadanya sehingga jadilah Anaasiyyu. Atau lafal Anaasiyyu ini adalah bentuk jamak dari lafal Insiyyun.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati. (Al Furqaan:49)

Yakni tanah yang telah lama menunggu kedatangan hujan, sedangkan ia dalam keadaan kering, tiada tetumbuhan padanya dan tiada suatu pohon pun. Setelah datang kepadanya kehidupan (air hujan), maka ia menjadi hidup dan dipenuhi oleh tetumbuhan yang memiliki bunga-bungaan yang beraneka warna. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah. (Al Hajj:5), hingga akhir ayat.

Adapun firman Alah Swt.:

dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (Al Furqaan:49)

Artinya, agar dapat minum darinya semua makhluk hidup —baik manusia maupun hewan yang sangat membutuhkannya— buat minum mereka, juga mengairi tanaman dan pohon berbuah mereka. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa. (Asy Syuura:28),.hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah meng­hidupkan bumi yang sudah mati. (Ar Ruum:50), hingga akhir ayat.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kami menurunkan hujan untuk menumbuhkan tanaman. Dengan hujan itu, tanah yang tadinya kering dan mati menjadi hidup. Air itu juga dapat dimanfaatkan untuk memberi minum makhluk ciptaan yang berupa binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.