Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 61
Al-Mu'minun Ayat ke-61 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اُولٰۤىِٕكَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَهُمْ لَهَا سٰبِقُوْنَ ( المؤمنون : ٦١)
- ulāika
- أُو۟لَٰٓئِكَ
- (It is) those
- mereka itu
- yusāriʿūna
- يُسَٰرِعُونَ
- who hasten
- mereka bersegera
- fī
- فِى
- in
- dalam
- l-khayrāti
- ٱلْخَيْرَٰتِ
- the good (deeds)
- kebaikan
- wahum
- وَهُمْ
- and they
- dan mereka
- lahā
- لَهَا
- in them
- kepadanya
- sābiqūna
- سَٰبِقُونَ
- (are) foremost
- mereka berlomba
Transliterasi Latin:
Ulā`ika yusāri'ụna fil-khairāti wa hum lahā sābiqụn(QS. 23:61)
English Sahih:
It is those who hasten to good deeds, and they outstrip [others] therein. (QS. [23]Al-Mu'minun verse 61)
Arti / Terjemahan:
Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. Al-Mu'minun ayat 61)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah menjelaskan sifat-sifat orang yang lengah dan larut dalam durhaka, Allah lalu menguraikan sifat orang-orang yang menjaga hati untuk taat kepada Allah. Sungguh, orang-orang yang karena takut akan azab Tuhannya, mereka sangat berhati-hati agar tidak melanggar perintah-Nya, dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda kekuasaan Tuhannya, baik yang tersurat dalam Al-Qur’an maupun yang terhampar di alam semesta, dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya dengan apa pun dan kapan pun, baik syirik kecil seperti ria maupun syirik besar, dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan seperti sedekah, zakat, dan lainnya, dengan hati penuh rasa takut jika pemberian itu tidak diterima oleh Allah karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka; mereka itu, yaitu orang-orang dengan sifat-sifatnya demikian, bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan bersemangat dalam menjalankan ibadah, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya, yaitu surga, sebagai ganjaran atas amal kebaikannya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, selalu bersegera berbuat kebaikan bila ada kesempatan untuk itu dan selalu berupaya agar amal baiknya selalu bertambah. Baru saja ia selesai melaksanakan amal yang baik ia ingin agar dapat segera berbuat amal yang lain dan demikianlah seterusnya. Orang yang demikian sifatnya akan diberi pahala oleh Allah amalnya yang baik di dunia maupun di akhirat seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Ibrahim yang tersebut dalam firman-Nya:
Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh. (an-Nahl/16: 122)
Dan firman-Nya:
Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Ali 'Imran/3: 148)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya) menurut ilmu Allah.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Yaitu mereka mengasihkan pemberiannya dengan rasa takut dan malu bila tidak diterima, yang hal ini bersumber dari perasaan takut mereka bila diri mereka dinilai oleh Allah telah berlaku sembrono terhadap persyaratan memberi.
Hal seperti ini termasuk ke dalam Bab "Bersikap Hati-hati dan Merasa Takut kepada Allah." Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad:
telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Adam, telah menceritakan kepada kami Malik ibnu Magul, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Sa'id ibnu Wahb, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan “orang-orang yang mengerjakan perbuatan mereka, sedangkan hati mereka takut” itu adalah orang yang mencuri, berzina, dan minum khamr dalam keadaan takut kepada Allah?" Rasulullah Saw. menjawab: Tidak, hai anak perempuan As-Siddiq. Tetapi dia adalah orang yang salat, puasa, dan bersedekah, sedangkan ia takut kepada Allah Swt.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Abu Hatim melalui hadis Malik ibnu Magul, dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
Tidak, hai anak perempuan As-Siddiq. Tetapi mereka adalah orang-orang yang salat, puasa, dan bersedekah, sedangkan hati mereka merasa takut tidak diterima amalnya. mereka itu bersegera mendapat kebaikan-kebaikan. (Al Mu’minun: 61)
Imam Turmuzi mengatakan, telah diriwayatkan melalui hadis Abdur Rahman ibnu Sa'id, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. hal yang semisal.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dan Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan tafsir ayat ini.
Ulama lain ada yang membaca ayat ini dengan bacaan berikut yang artinya:
Dan orang-orang yang mengerjakan amal perbuatan mereka dengan hati yang takut (tidak akan diterima oleh Allah amalannya).
Hal ini telah diriwayatkan secara marfu' dari Nabi Saw. bahwa beliau Saw. pernah membacanya dengan bacaan tersebut.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Sakhr ibnu Juwariyah, telah menceritakan kepada kami Ismail Al-Makki, telah menceritakan kepada kami Abu Khalaf, maula Bani Jumah, bahwa ia masuk bersama Ubaid ibnu Umair ke dalam rumah Siti Aisyah r.a. Maka Siti Aisyah r.a. menyambut keduanya dengan ucapan Marhaban, "Selamat datang dengan Abu Asim, mengapa engkau lama sekali tidak berkunjung kepadaku, apakah ada sesuatu halangan?" Ia menjawab, "Saya khawatir akan membosankan bila terlalu sering." Siti Aisyah berkata, "Jangan kamu berbuat begitu lagi." Aku (Ubaid ibnu Umar) berkata, "Saya datang kepadamu untuk menanyakan tentang suatu ayat dari Kitabullah, bagaimanakah bacaan Rasulullah Saw. Terhadapnya?" Siti Aisyah bertanya, "Ayat yang mana?" Saya menjawab bahwa ayat tersebut adalah firman Allah Swt.: Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan. (Al Mu’minun: 60) dan firman-Nya: Dan orang-orang yang mengerjakan amal perbuatan mereka. Siti Aisyah r.a. bertanya, "Manakah di antara dua bacaan itu yang kamu sukai?" Saya menjawab, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya salah satu di antara keduanya memang lebih saya sukai daripada dunia ini atau dunia dan seisinya," Siti Aisyah bertanya, "Manakah yang kamu sukai?" Saya membacakan firman-Nya: Dan orang-orang yang mengerjakan amal perbuatan mereka. Siti Aisyah r.a. menjawab, "Aku bersaksi bahwa Rasulullah Saw. memang membacanya seperti itu, dan memang ayat itu diturunkan dengan bacaan seperti itu, tetapi dialeknya memang berbeda-beda."
Di dalam sanad hadis ini terdapat Ismail ibnu Muslim Al-Makki, sedangkan ia orangnya daif dalam periwayatan hadis. Akan tetapi, qiraat yang pertama yang dianut oleh jumhur ulama sab'ah dan lain-lainnya adalah pendapat yang lebih kuat, karena di dalam firman selanjutnya disebutkan:
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (Al Mu’minun: 61)
Disebutkan bahwa Allah menjadikan mereka termasuk orang-orang yang bersegera mendapat kebaikan-kebaikan.
eandainya makna yang dimaksud adalah seperti qiraat yang lainnya, tentulah kelanjutannya tidak disebutkan seperti itu, melainkan Minal Muqtasidin atau Muqsirin yang artinya orang-orang yang pertengahan atau orang-orang yang membatasi dirinya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
mereka semua, dengan apa yang mereka kerjakan itu, bersegera dan mendahului orang lain untuk mencapai berbagai kebaikan.