Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 43

Al-Mu'minun Ayat ke-43 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

مَا تَسْبِقُ مِنْ اُمَّةٍ اَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُوْنَ ۗ ( المؤمنون : ٤٣)

مَا
Not
tidak
tasbiqu
تَسْبِقُ
can precede
mendahului
min
مِنْ
any
dari
ummatin
أُمَّةٍ
nation
suatu ummat
ajalahā
أَجَلَهَا
its term
ajalnya
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
yastakhirūna
يَسْتَـْٔخِرُونَ
they (can) delay (it)
mereka terlambat

Transliterasi Latin:

Mā tasbiqu min ummatin ajalahā wa mā yasta`khirụn (QS. 23:43)

English Sahih:

No nation will precede its time [of termination], nor will they remain [thereafter]. (QS. [23]Al-Mu'minun verse 43)

Arti / Terjemahan:

Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu). (QS. Al-Mu'minun ayat 43)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah memberi batas waktu bagi kehidupan, kematian, atau kebinasaan umat para nabi tersebut. Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan atau mendahuli ajalnya, yaitu batas waktu kematian atau kebinasaan yang telah Allah tetapkan berdasar sunatullah yang berlaku umum, dan tidak dapat pula mereka menangguhkannya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa tidak ada satu umat pun yang dapat mempercepat ajal atau kehancuran mereka, dan tidak pula dapat menundanya. Semua itu berlaku sesuai dengan ketentuan Allah Yang Mahakuasa, yang mengatur alam ini dengan segala isinya dengan tertib, teratur dan lancar. Oleh karena itu, umat-umat yang telah binasa itu tidak dapat mendahului ajalnya yang telah ditentukan dan tidak pula mereka dapat mengundurkannya atau menundanya, sebab setiap umat telah ada ketetapan lebih dahulu di Lauh Mahfuz, berapa lama mereka akan mengalami hidup di dunia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Tidak dapat sesuatu umat pun mendahului ajalnya) seumpamanya mereka mati sebelum ajal mereka (dan tidak dapat pula mereka terlambat) dari ajalnya itu. Lafal Yasta'khiruna dalam bentuk jamak dikaitkan kepada lafal Ummatin yang bentuknya muannats, hal ini memandang dari segi maknanya, karena ummatin berarti jamak.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain. (Al Mu’minun: 42)

Yaitu umat-umat dan generasi-generasi lain sesudah mereka tiada.

Tidak (dapat) suatu umat pun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu). (Al Mu’minun: 43)

Tetapi mereka dimusnahkan sesuai dengan apa yang ditakdirkan oleh Allah bagi mereka. Yang hal tersebut telah tercatat di dalam Lauh Mahfuz dan telah diketahui-Nya sebelum mereka tercipta. Mereka dimusnahkan generasi demi generasi dan umat demi umat.

Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. (Al Mu’minun: 44)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa sebagian dari rasul-rasul itu datang berurutan setelah sebagian yang lainnya.

Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firnan-Nya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagut itu, " maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesalan baginya. (An Nahl:36)

Firman Allah Swt.:

Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya. (Al Mu’minun: 44)

Maksudnya, sebagian besar dari mereka mendustakannya. Seperti juga yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yaa Siin:30)

Firman Allah Swt.:

maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. (Al Mu’minun: 44)

Yakni Kami binasakan mereka generasi demi generasi. Sama pengertian-nya dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. (Al Israa':17)

Firman Allah Swt.:

Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia). (Al Mu’minun-44)

Yaitu sebagai cerita dan kisah bagi manusia (sesudah mereka). Semakna dengan firman-Nya:

maka Kami jadikan mereka buah tutur dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. (Saba':19)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Masing-masing umat memiliki batas akhir kehidupannya yang tidak akan maju atau mundur sedikit pun.