Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 38

Al-Mu'minun Ayat ke-38 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنْ هُوَ اِلَّا رَجُلُ ِۨافْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا وَّمَا نَحْنُ لَهٗ بِمُؤْمِنِيْنَ ( المؤمنون : ٣٨)

in
إِنْ
Not
tidaklah
huwa
هُوَ
(is) he
ia
illā
إِلَّا
but
melainkan
rajulun
رَجُلٌ
a man
seorang laki-laki
if'tarā
ٱفْتَرَىٰ
who (has) invented
ia mengada-adakan
ʿalā
عَلَى
about
atas
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
Allah
kadhiban
كَذِبًا
a lie
kebohongan
wamā
وَمَا
and not
dan tidaklah
naḥnu
نَحْنُ
we
kami
lahu
لَهُۥ
(in) him
kepadanya
bimu'minīna
بِمُؤْمِنِينَ
(are) believers"
dengan orang-orang yang beriman

Transliterasi Latin:

In huwa illā rajuluniftarā 'alallāhi każibaw wa mā naḥnu lahụ bimu`minīn (QS. 23:38)

English Sahih:

He is not but a man who has invented a lie about Allah, and we will not believe him." (QS. [23]Al-Mu'minun verse 38)

Arti / Terjemahan:

Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya". (QS. Al-Mu'minun ayat 38)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Para pemuka yang kafir itu berkata dengan sinis sambil menggelengkan kepala, “Jauh! Jauh sekali apa yang diancamkan kepada kamu. Hal itu hanya omong kosong belaka. Ancaman itu tidak akan pernah terlaksanan. Kehidupan yang ada tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini. Di sinilah kita menyaksikan sebagian dari kita mati dan sebagiannya lagi dilahirkan untuk hidup, dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati.” Tidak cukup dengan mendurhakai dan menolak dakwah Nabi Hud, para pemuka kafir itu bahkan berbuat lebih jahat lagi dengan berkata, “Dia, Hud, tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan sudah semestinya kita tidak akan pernah memercayainya atas segala yang dikatakannya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka tidak saja mengingkari kebangkitan setelah mati, tetapi juga melemparkan tuduhan kepada Hud bahwa ia berbuat dusta kepada Allah. Mereka berkata, "Orang itu memang mengadakan kedustaan terhadap Allah dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Ia tiada lain) Rasul itu (hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya") tidak akan percaya dengan adanya berbangkit sesudah mati.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan bahwa Dia menjadikan umat yang lain sesudah kaum Nuh. Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan mereka dalam ayat-ayat ini adalah kaum 'Ad, karena sesungguhnya merekalah yang berkuasa sesudah kaum Nuh. Menurut pendapat yang lainnya lagi, mereka adalah kaum Samud, karena ada firman-Nya yang mengatakan:

Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak.

Dan bahwa Allah Swt. telah mengutus seorang rasul di antara mereka yang menyeru mereka untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Tetapi mereka mendustakannya dan menentangnya serta menolak, tidak mau mengikutinya hanya karena dia adalah seorang manusia yang sama dengan mereka. Pada prinsipnya mereka tidak mau mengikuti rasul yang berupa manusia, mereka mendustakan hari pertemuan dengan Allah kelak di hari kiamat, dan mereka ingkar kepada hari berbangkit di mana manusia dibangkitkan hidup kembali dari kuburnya masing-masing. Mereka berkata:

Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu. (Al Mu’minun: 35-36)

Yakni mustahil sesudah mati kalian dihidupkan kembali.

Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan ke­bohongan terhadap Allah. (Al Mu’minun: 38)

Yaitu dalam semua berita yang disampaikannya kepada kalian tentang kerasulan, peringatan, dan berita-berita tentang hari kiamat.

"dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya.” Rasul itu berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka men-dustakanku.” (Al Mu’minun: 38-39)

Yakni rasul itu memohon pertolongan dan bantuan kepada Allah dalam menghadapi mereka, dan Allah memperkenankan doanya.

Allah berfirman, "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.” (Al Mu’minun: 40)

karena mereka menentangmu dan mengingkari apa yang kamu sampaikan kepada mereka.

Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak. (Al Mu’minun: 41)

Mereka memang berhak mendapat azab itu dari Allah karena kekafiran dan kesewenang-wenangan mereka. Menurut makna lahiriah ayat ini menunjukkan bahwa azab itu berupa gabungan antara angin yang kencang lagi sangat kuat dan sangat dingin.

yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhan­nya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. (Al Ahqaaf:25)

Firman Allah Swt.:

dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir. (Al Mu’minun: 41)

Yakni mati dan binasa seperti buih banjir, yaitu sesuatu yang hina lagi tiada artinya dan tiada manfaatnya sama sekali.

maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu. (Al Mu’minun: 41)

Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Az Zukhruf:76)

karena kekafiran, keingkaran, dan sikap mereka yang selalu menentang utusan Allah. Maka hendaknyalah hal ini dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mendustakan rasul mereka.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Hûd hanyalah seorang yang mendustakan Allah lalu mengaku bahwa ia diutus oleh-Nya. Hûd bohong belaka ketika menyampaikan seruannya. Kami tidak akan pernah percaya."