Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 17

Al-Mu'minun Ayat ke-17 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَاۤىِٕقَۖ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غٰفِلِيْنَ ( المؤمنون : ١٧)

walaqad
وَلَقَدْ
And indeed
dan sesungguhnya
khalaqnā
خَلَقْنَا
We (have) created
Kami telah menciptakan
fawqakum
فَوْقَكُمْ
above you
di atas kamu
sabʿa
سَبْعَ
seven
tujuh
ṭarāiqa
طَرَآئِقَ
paths
jalan-jalan
wamā
وَمَا
and not
dan tidak sekali-kali
kunnā
كُنَّا
We are
Kami adalah
ʿani
عَنِ
of
dari/terhadap
l-khalqi
ٱلْخَلْقِ
the creation
ciptaan
ghāfilīna
غَٰفِلِينَ
unaware
lalai/lengah

Transliterasi Latin:

Wa laqad khalaqnā fauqakum sab'a ṭarā`iqa wa mā kunnā 'anil-khalqi gāfilīn (QS. 23:17)

English Sahih:

And We have created above you seven layered heavens, and never have We been of [Our] creation unaware. (QS. [23]Al-Mu'minun verse 17)

Arti / Terjemahan:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). (QS. Al-Mu'minun ayat 17)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Demikianlah kuasa Allah untuk menciptakan manusia melalui tahapan-tahapan yang sangat mengagumkan. Begitu besar nikmat yang Allah karuniakan kepada manusia. Dan di antara nikmat itu adalah bahwa sungguh, Kami telah menciptakan tujuh lapis langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami. Kami akan selalu menjaganya untuk kebaikan manusia dan makhluk hidup lainnya.  

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan di atas manusia tujuh lapis langit, sebagian berada di atas sebagian lain yang menjadi tempat peredaran bintang-bintang, yang telah dikenal orang sejak dahulu kala, dan telah ditemukan lagi beberapa bintang lainnya oleh ulama falak pada masa kini. Allah sekali-kali tidaklah lengah terhadap semua ciptaan itu, baik terhadap peredaran-peredaran maupun terhadap yang lainnya, karena peredaran semua planet di angkasa luar itu mengikuti peraturan tertentu. Seandainya Allah lengah terhadapnya, niscaya akan terjadi benturan-benturan planet itu satu sama lain, yang mengakibatkan timbulnya bencana yang tidak dapat diperkirakan kedahsyatannya. Memang itu pun akan terjadi, akan tetapi waktunya nanti pada hari Kiamat, di mana segala sesuatunya telah direncanakan di Lauh Mahfuz.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan) yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk jamak dari lafal Thariiqah, dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan bagi para Malaikat (dan tidaklah Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah tujuh langit itu (melupakannya) dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa mereka, sehingga mereka binasa semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya jangan runtuh; sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S. Al-Hajj, 65).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Setelah Allah Swt. menyebutkan tentang kejadian manusia, lalu mengiringi­nya dengan sebutan penciptaan tujuh lapis langit. Dan banyak di dalam Al-Quran Allah Swt. menyebutkan tentang penciptaan langit dan bumi dikaitkan dengan penciptaan manusia. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. (Al-Mu’min: 57)

Hal yang sama disebutkan pula dalam permulaan surat As-Sajdah yang dibaca oleh Rasulullah Saw. pada pagi hari jumat, pada permulaannya disebutkan penciptaan langit dan bumi. Kemudian dijelaskan tentang penciptaan manusia yang berasal dari saripati yang berasal dari tanah liat, sebagaimana disebutkan pula di dalam surat As-Sajdah itu tentang hari berbangkit dan masalah-masalah penting lainnya.

Firman Allah Swt.:

tujuh buah jalan.

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tujuh lapis langit. Ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan:

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. (Al Israa':44)

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (Nuh:15)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pada bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguh­nya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Ath Thalaaq:12)

Demikian pula dalam ayat berikut ini disebutkan dalam firman-Nya:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh jalan (tujuh buah langit), dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).

Yakni Allah mengetahui segala sesuatu yang masuk ke dalam bumi dan yang keluar darinya, dan mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke atasnya. Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada, dan Allah Maha Mengetahui semua yang kalian kerjakan. Dia Yang Mahasuci, tiada terhalang dari pengetahuan-Nya tingginya langit dan tebalnya bumi, juga besarnya gunung, melainkan Dia mengetahui semua yang terdapat di dalamnya. Tiada suatu laut pun, melainkan Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di dasarnya. Dia mengetahui semua bilangan makhluk yang ada di gunung-gunung, lereng-lereng, padang-padang pasir, lautan, hutan-hutan, dan rimba belantara.

dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia me­ngetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (Al An'am:59)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya Kami telah menciptakan tujuh lapis langit yang tinggi di atas kalian. Di dalamnya terdapat sejumlah makhluk yang tidak Kami lalaikan dan selalu Kami jaga dan Kami atur urusannya. Kami tidak akan pernah lalai dengan urusan semua makhluk. Sebaliknya, Kami selalu menjaganya dari kebinasaan dan ketidakseimbangan. Semua urusan mereka diatur dengan penuh hikmah(1). (1) Kata sab'a tharâ'iq dalam ayat ini adalah kiasan untuk menunjukkan jumlah lapisan langit. Langit memang berjumlah tujuh lapis dan bukan satu lapis. Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia tidak akan pernah lalai dalam mengatur semua makhluk yang ada di ketujuh lapis langit itu.