Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hajj Ayat 7

Al-Hajj Ayat ke-7 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ ( الحج : ٧)

wa-anna
وَأَنَّ
And that
dan sesungguhnya
l-sāʿata
ٱلسَّاعَةَ
the Hour
kiamat
ātiyatun
ءَاتِيَةٌ
will come
datang
لَّا
(there is) no
tidak ada
rayba
رَيْبَ
doubt
keraguan
fīhā
فِيهَا
about it
didalamnya/padanya
wa-anna
وَأَنَّ
and that
dan sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
yabʿathu
يَبْعَثُ
will resurrect
Dia membangkitkan
man
مَن
(those) who
orang
فِى
(are) in
dalam
l-qubūri
ٱلْقُبُورِ
the graves
kubur

Transliterasi Latin:

Wa annas-sā'ata ātiyatul lā raiba fīhā wa annallāha yab'aṡu man fil-qubụr (QS. 22:7)

English Sahih:

And [that they may know] that the Hour is coming – no doubt about it – and that Allah will resurrect those in the graves. (QS. [22]Al-Hajj verse 7)

Arti / Terjemahan:

Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. (QS. Al-Hajj ayat 7)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan ketahuilah, wahai manusia, sesungguhnya hari Kiamat itu pasti datang, meskipun Allah merahasiakan waktunya. Oleh karena itu, tidak ada keraguan padanya, karena Kiamat itu ketetapan Allah; dan sungguh, pada hari Kiamat itu Allah akan membangkitkan semua yang berada di dalam kubur untuk dikumpulkan di Mahsyar.  

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah Allah mengemukakan proses perkembangan manusia dan tumbuh-tumbuhan itu pada ayat-ayat yang lalu, maka pada ayat-ayat berikut ini disimpulkan lima hal:
1. Tuhan yang diterangkan pada ayat-ayat di atas adalah Tuhan yang sebenarnya, Tuhan Yang Mahakuasa, yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang sanggup menciptakan manusia dengan proses yang demikian itu, yaitu menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi mani, nutfah (zygat), sel-sel, mudhgah, janin, kemudian lahir ke dunia, lalu menjadi dewasa, berketurunan, bertambah tua, akhirnya meninggal dunia menjadi makhluk yang mati kembali. Siapakah yang sanggup membuat proses kejadian manusia seperti itu. Siapakah yang sanggup merubah tanah yang mati dan tandus menjadi tanah yang subur serta ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah yang membuat ketentuan dan aturan-aturan yang demikian rapi dan teliti itu, selain dari Allah yang wajib disembah?
2. Dialah yang menghidupkan yang mati. Menghidupkan yang mati berarti memberi nyawa kepada yang mati itu, di samping memberi kelengkapan untuk kelangsungan hidup makhluk itu, baik kelangsungan hidup makhluk itu sendiri atau pun kelangsungan hidup jenisnya. Kemudian Dia mematikannya kembali. Zat yang dapat menghidupkan yang mati, kemudian mematikannya, tentu Zat itu sanggup pula menghidupkannya kembali pada hari Kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu adalah lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama.
3. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya; tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah dan menghalangi kehendak-Nya itu.
4. Hari Kiamat yang dijanjikan itu pasti datang; tidak ada keraguan sedikit pun, agar orang-orang yang ingkar itu mengetahui.
5. Bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali untuk diperiksa amal-amalnya dan menerima balasan amal-amal itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan) tidak diragukan lagi (padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya.

Yakni kejadian hari kiamat itu pasti, tiada keraguan padanya.

dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Maksudnya, Allah mengembalikan mereka menjadi hidup sesudah tubuh mereka hancur, dan menciptakan kembali mereka sesudah tiada. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu." (Yaa Siin:78­-80)

Ayat-ayat lain yang semakna cukup banyak.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah yang mengatakan bahwa Ya'la ibnu Ata telah menceritakan kepada kami dari Waki', dari Addi, dari pamannya Abu Razin Al-Uqaili yang nama aslinya ialah Laqit ibnu Amir, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan melihat Tuhan kita kelak di hari kiamat, dan apakah perumpamaan hal tersebut pada makhluk-Nya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Bukankah kalian semua dapat melihat bulan tanpa berdesak-desakan?" Kami (para sahabat) menjawab, "Ya, benar." Rasulullah Saw. bersabda, "Allah lebih besar lagi." Laqit ibnu Amir melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati? Berilah perumpamaan hal itu pada makhluk-Nya." Rasulullah Saw. bersabda, "Bukankah kamu pernah melewati lembah tempat keluargamu yang tandus itu?" Ia menjawab, "Ya, benar." Rasulullah Saw. bersabda lagi, "Kemudian kamu melewatinya lagi (di lain waktu) yang ternyata tampak hijau lagi subur?" Ia menjawab, "Ya, benar." Rasulullah berkata, "Demikian pula Allah menghidupkan orang-orang mati. Itulah tanda kekuasaan-Nya pada makhluk-Nya."

Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.

Imam Ahmad telah meriwayatkan pula telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Abu Razin Al-Uqaili yang mengatakan bahwa ia datang kepada Rasulullah Saw. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati?" Rasulullah Saw. bersabda, "Bukankah kamu pernah melewati suatu daerah dari kawasan tempat tinggal kaummu yang tampak tandus, kemudian di lain waktu kamu melewatinya dalam keadaan subur?" Ia menjawab, "Benar." Rasulullah Saw. bersabda, "Demikianlah caranya kejadian di hari berbangkit nanti."

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Marhum, telah men­ceritakan kepada kami Bukair ibnus Samit, dari Qatadah, dari Abul Hajjaj, dari Mu'az ibnu Jabal yang mengatakan, "Barang siapa yang meyakini bahwa Allah adalah Hak yang Jelas, dan bahwa hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan orang-orang yang mati dari dalam kuburnya, tentulah ia masuk surga."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Penciptaan manusia dan penumbuhan tanaman yang telah disebut tadi adalah suatu saksi bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, yang menghidupkan orang mati pada hari pembangkitan, yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hal itu pun menjadi suatu bukti bahwa hari kiamat benar-benar akan datang berdasarkan perwujudan janji-Nya, serta menjadi saksi bahwa Dia menghidupkan orang mati dari kuburnya untuk diadili dan diberi balasan.