Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 8

Al-Anbiya' Ayat ke-8 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ ( الانبياۤء : ٨)

wamā
وَمَا
And not
dan tidak
jaʿalnāhum
جَعَلْنَٰهُمْ
We made them
Kami jadikan mereka
jasadan
جَسَدًا
bodies
tubuh-tubuh
لَّا
not
tidak
yakulūna
يَأْكُلُونَ
eating
mereka memakan
l-ṭaʿāma
ٱلطَّعَامَ
the food
makanan
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
kānū
كَانُوا۟
they were
adalah mereka
khālidīna
خَٰلِدِينَ
immortals
orang-orang yang kekal

Transliterasi Latin:

Wa mā ja'alnāhum jasadal lā ya`kulụnaṭ-ṭa'āma wa mā kānụ khālidīn (QS. 21:8)

English Sahih:

And We did not make them [i.e., the prophets] forms not eating food, nor were they immortal [on earth]. (QS. [21]Al-Anbya verse 8)

Arti / Terjemahan:

Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (QS. Al-Anbiya' ayat 8)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan Kami tidak menjadikan mereka, para rasul sebelum engkau, wahai Muhammad, manusia yang menyalahi sifat kemanusiaan, yaitu suatu tubuh yang tidak memakan makanan, tidak membutuhkan minuman sebagai asupan untuk menjaga kelangsungan hidup; dan mereka, para rasul itu, tidak hidup kekal di dunia ini. Mereka pun mati sebagimana manusia pada umumnya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kaum musyrikin menyerang Rasulullah, di mana mereka menyinggung sifat-sifat kemanusiaan yang terlihat pada diri Rasulullah saw. Mereka mengatakan, mengapa rasul itu memakan makanan seperti manusia lainnya, dan berjalan di pasar (untuk berdagang), sebagaimana disebutkan dalam Surah al-Furqan, ayat 7. Maka dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan rasul-rasul itu orang-orang yang memakan makanan, dan tidak pula mereka hidup kekal di dunia, karena mereka itu adalah manusia juga, yang memerlukan makanan, minuman, tidur dan hidup berumah tangga. Hanya saja Allah telah memilih mereka untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia, dan diberinya wahyu yang berisi petunjuk dan bimbingan, untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan kekufuran kepada cahaya iman yang terang benderang. Rasul sebagai pembimbing adalah manusia biasa yang tidak memiliki kualitas supranatural, melainkan hanya diberi wahyu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan tidaklah Kami jadikan mereka) para rasul itu (tubuh-tubuh) lafal Jasadun sekalipun kata tunggal tetapi maknanya jamak (yang tiada memakan makanan) tetapi justru mereka memakannya (dan tidak pula mereka itu orang-orang yang kekal) hidup di dunia.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan.

Yaitu sesungguhnya para rasul itu memiliki jasad sebagaimana manusia biasa dan makan sebagaimana manusia makan. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (Al Furqaan:20)

Sesungguhnya para rasul itu adalah manusia biasa, mereka makan dan minum seperti lazimnya manusia, memasuki pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian dan berdagang. Hal tersebut tidaklah membahayakan mereka dan tidak pula mengurangi sedikit pun martabat mereka seperti yang didugakan oleh orang-orang musyrik dalam ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:

Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya? (Al Furqaan:7-8)

Firman Allah Swt.:

...dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.

di dunia ini, bahkan mereka hidup, lalu mati sebagaimana manusia biasa. Ucapan mereka dijawab oleh Allah Swt. dalam ayat lain yang Khitab­nya ditujukan kepada Nabi Saw., yaitu:

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu. (Al Anbiyaa:34)

Keistimewaan para rasul itu ialah mereka diberi wahyu oleh Allah Swt. Para malaikat turun kepada mereka membawa wahyu dari Allah yang berisikan hukum-hukum buat makhluk-Nya, menyangkut perintah dan larangan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kami tidak menjadikan rasul-rasul itu memiliki tubuh yang berbeda dengan tubuh manusia pada umumnya, seperti tahan hidup tanpa makanan berhari-hari, misalnya. Dan mereka bukanlah orang-orang yang hidup abadi di dunia.