Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 63
Al-Anbiya' Ayat ke-63 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ ( الانبياۤء : ٦٣)
- qāla
- قَالَ
- He said
- (Ibrahim) berkata
- bal
- بَلْ
- "Nay
- bahkan/sebenarnya
- faʿalahu
- فَعَلَهُۥ
- (some doer) did it
- melakukannya
- kabīruhum
- كَبِيرُهُمْ
- Their chief
- yang besar dari mereka
- hādhā
- هَٰذَا
- (is) this
- ini
- fasalūhum
- فَسْـَٔلُوهُمْ
- So ask them
- maka tanyakan kepada mereka
- in
- إِن
- if
- jika
- kānū
- كَانُوا۟
- they (can)
- mereka adalah
- yanṭiqūna
- يَنطِقُونَ
- speak"
- mereka berbicara
Transliterasi Latin:
Qāla bal fa'alahụ kabīruhum hāżā fas`alụhum ing kānụ yanṭiqụn(QS. 21:63)
English Sahih:
He said, "Rather, this – the largest of them – did it, so ask them, if they should [be able to] speak." (QS. [21]Al-Anbya verse 63)
Arti / Terjemahan:
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". (QS. Al-Anbiya' ayat 63)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Ibrahim menjawab dengan jawaban yang mengejutkan untuk memberi pelajaran kepada mereka. Beliau berpura-pura tidak mengaku dirinya yang merusak patung-patung itu. Dia menjawab, “Sebenarnya patung besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara.” Melalui jawaban ini pemuda Ibrahim menyadarkan mereka bahwa patung itu tidak patut disembah.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Diterangkan dalam ayat ini jawaban Ibrahim atas tuduhan itu. Dimana jawaban Ibrahim ternyata sangat mengagetkan mereka, sebab tidak sesuai dengan harapan mereka, karena Ibrahim tidak memberikan pengakuan bahwa ia yang melakukan pengrusakan, tetapi ia mengatakan bahwa yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung itu justru adalah patung terbesar yang masih utuh.
Jawaban semacam itu dimaksudkan Ibrahim untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menyadarkan kaumnya bahwa patung-patung itu tidak patut untuk disembah, karena ia tidak dapat berbuat apa-apa. Apalagi untuk membela dirinya.
Jelas bahwa kaumnya tidak akan percaya bahwa patung terbesar itulah yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung yang lain. Sebab, mereka menyadari bahwa hal itu mustahil akan terjadi, karena patung tidak dapat berbuat apa pun, sebab dia adalah benda mati. Jika mereka telah menginsafi hal tersebut, sudah sepatutnya mereka berhenti menyembah patung.
Pada akhir ayat ini disebutkan ucapan Ibrahim selanjutnya terhadap kaumnya, yang menyuruh mereka menanyakan kepada patung-patung itu sendiri, siapakah yang telah merusak mereka.
Ucapan ini menyebabkan kaumnya semakin terpojok, karena seandainya mereka bertanya kepada patung-patung itu, niscaya mereka tidak akan memperoleh jawaban, sebab patung-patung tersebut tidak mendengar dan tidak dapat berbicara. Kalau demikian keadaannya, patutkah patung-patung itu disembah? Jika masih ada orang yang menyembahnya, pastilah orang tersebut tidak mempergunakan pikirannya yang sehat.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Ibrahim menjawab) seraya menyembunyikan apa yang sebenarnya telah ia lakukan, ("Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala-berhala itu) siapakah pelakunya (jika mereka dapat berbicara") Jawab syarat dari kalimat ayat ini telah didahulukan dan kalimat yang sebelumnya merupakan sindiran bagi para penyembah berhala, bahwa berhala-berhala yang telah dimaklumi ketidakmampuannya untuk berbuat itu bukan tuhan.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dengan maksud mengingatkan kesesatan mereka, Ibrâhîm menjawab, "Tuhan terbesar itulah yang melakukannya. Tanyakan saja kepada tuhan-tuhan yang lain tentang siapa yang telah melakukan hal itu kalau mereka bisa menjawab pertanyaan kalian!"