Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 64

Al-Anbiya' Ayat ke-64 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۙ ( الانبياۤء : ٦٤)

farajaʿū
فَرَجَعُوٓا۟
So they returned
maka mereka kembali
ilā
إِلَىٰٓ
to
kepada
anfusihim
أَنفُسِهِمْ
themselves
diri mereka sendiri
faqālū
فَقَالُوٓا۟
and said
lalu mereka berkata
innakum
إِنَّكُمْ
"Indeed you
sesungguhnya kalian
antumu
أَنتُمُ
[you]
kamu sekalian
l-ẓālimūna
ٱلظَّٰلِمُونَ
(are) the wrongdoers"
orang-orang yang menganiaya

Transliterasi Latin:

Fa raja'ū ilā anfusihim fa qālū innakum antumuẓ-ẓālimụn (QS. 21:64)

English Sahih:

So they returned to [blaming] themselves and said [to each other], "Indeed, you are the wrongdoers." (QS. [21]Al-Anbya verse 64)

Arti / Terjemahan:

Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)", (QS. Al-Anbiya' ayat 64)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka, setelah mendengar jawaban tersebut, mereka kembali kepada kesadaran mereka yang jernih sesuai akal sehat dan nurani bahwa patung-patung itu tidak layak disembah. Dan pemimpin mereka pun berkata, “Sesungguhnya kamu sekalianlah yang menzalimi diri sendiri, terus-menerus menyembah patung yang tidak bisa bicara, tidak bisa membela diri, apalagi menyelamatkan manusia.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Diterangkan dalam ayat ini jawaban Ibrahim atas tuduhan itu. Dimana jawaban Ibrahim ternyata sangat mengagetkan mereka, sebab tidak sesuai dengan harapan mereka, karena Ibrahim tidak memberikan pengakuan bahwa ia yang melakukan pengrusakan, tetapi ia mengatakan bahwa yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung itu justru adalah patung terbesar yang masih utuh.
Jawaban semacam itu dimaksudkan Ibrahim untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk menyadarkan kaumnya bahwa patung-patung itu tidak patut untuk disembah, karena ia tidak dapat berbuat apa-apa. Apalagi untuk membela dirinya.
Jelas bahwa kaumnya tidak akan percaya bahwa patung terbesar itulah yang melakukan pengrusakan terhadap patung-patung yang lain. Sebab, mereka menyadari bahwa hal itu mustahil akan terjadi, karena patung tidak dapat berbuat apa pun, sebab dia adalah benda mati. Jika mereka telah menginsafi hal tersebut, sudah sepatutnya mereka berhenti menyembah patung.
Pada akhir ayat ini disebutkan ucapan Ibrahim selanjutnya terhadap kaumnya, yang menyuruh mereka menanyakan kepada patung-patung itu sendiri, siapakah yang telah merusak mereka.
Ucapan ini menyebabkan kaumnya semakin terpojok, karena seandainya mereka bertanya kepada patung-patung itu, niscaya mereka tidak akan memperoleh jawaban, sebab patung-patung tersebut tidak mendengar dan tidak dapat berbicara. Kalau demikian keadaannya, patutkah patung-patung itu disembah? Jika masih ada orang yang menyembahnya, pastilah orang tersebut tidak mempergunakan pikirannya yang sehat.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka) setelah berpikir (lalu berkata) kepada diri mereka sendiri, ("Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang berbuat aniaya") disebabkan kalian menyembah berhala yang tidak dapat berbicara.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman menceritakan tentang kaum Ibrahim saat Ibrahim berkata kepada mereka apa yang telah dikatakannya.

Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka.

Yakni mencela diri mereka sendiri karena tidak bersikap hati-hati dan tidak menjaga berhala-berhala sembahan mereka, lalu mereka berkata:

Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).

Karena kalian meninggalkan berhala-berhala kalian tanpa ada seorang pun yang menjaganya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka pun menengok diri sendiri yang menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan keuntungan dan mencegah kejahatan. Mereka menyadari kesalahannya. Sebagian mereka ada yang berkata, "Ibrâhîm tidaklah zalim. Kalianlah yang zalim dengan menyembah sesuatu yang tidak pantas disembah."