Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 6

Al-Anbiya' Ayat ke-6 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ يُؤْمِنُوْنَ ( الانبياۤء : ٦)

مَآ
Not
tidak ada
āmanat
ءَامَنَتْ
believed
yang beriman
qablahum
قَبْلَهُم
before them
sebelum mereka
min
مِّن
any
dari
qaryatin
قَرْيَةٍ
town
sesuatu negeri
ahlaknāhā
أَهْلَكْنَٰهَآۖ
which We destroyed
Kami telah membinasakannya
afahum
أَفَهُمْ
so will they
apakah maka mereka
yu'minūna
يُؤْمِنُونَ
believe?
mereka beriman

Transliterasi Latin:

Mā āmanat qablahum ming qaryatin ahlaknāhā, a fa hum yu`minụn (QS. 21:6)

English Sahih:

Not a [single] city which We destroyed believed before them, so will they believe? (QS. [21]Al-Anbya verse 6)

Arti / Terjemahan:

Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka; maka apakah mereka akan beriman? (QS. Al-Anbiya' ayat 6)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Penduduk suatu negeri, seperti kaum ‘Ad dan Samud, sebelum mereka, yakni orang-orang kafir Mekah, yang telah Kami binasakan, meminta mukjizat fisik kepada para nabi. Mereka itu tetap tidak beriman, padahal telah Kami kirimkan bukti itu kepada mereka. Apakah mereka, kafir Mekah, akan beriman jika mukjizat fisik yang diminta itu dipenuhi?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menegaskan bahwa andaikata tuntutan mereka dikabulkan, mereka tetap tidak akan beriman. Kenyataan ini telah terjadi pada kaum musyrikin pada masa-masa sebelumnya. Mereka juga tidak beriman kendati pun tuntutan mereka dikabulkan. Itulah sebabnya Allah telah membinasakan mereka. Lalu apa alasannya untuk mengabulkan tuntutan kaum musyrikin yang ada sekarang. Allah telah mengetahui bahwa mereka juga tidak akan beriman. Dan sunnatullah tidak akan berubah, siapa yang zalim, pasti akan binasa. Maka kaum musyrikin Quraisy yang tidak beriman kepada Muhammad, dan yang berlaku zalim, juga pasti akan binasa.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Tidak ada suatu negeri pun yang beriman sebelum mereka) yakni penduduknya (yang Kami telah binasakan) disebabkan kedustaan mereka terhadap mukjizat-mukjizat yang didatangkan oleh Rasulnya (maka apakah mereka akan beriman?) tentu saja tidak.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Tiada suatu penduduk negeri pun yang diutus rasul-rasul kepada mereka dengan membawa mukjizat, lalu mereka beriman, melainkan mereka mendustakannya, maka Kami binasakan mereka. Apakah mereka akan beriman sekiranya melihat mukjizat-mukjizat itu? Tidak, bahkan:

Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. ( Yunus: 96-97 )

Sesungguhnya mereka pun telah menyaksikan ayat-ayat yang jelas dan hujah-hujah yang pasti serta keterangan-keterangan yang jelas dari Rasulullah Saw. Padahal apa yang ditampakkan oleh Rasulullah Saw. adalah jauh lebih jelas, lebih terang, lebih menakjubkan, dan lebih mematahkan alasan mereka ketimbang apa yang ditampakkan oleh nabi-nabi lainnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Orang-orang terdahulu sebelum mereka, yang Kami binasakan setelah mereka tidak mempercayai mukjizat inderawi itu, tidak juga beriman. Apakah mereka akan beriman jika apa yang mereka minta itu dikabulkan?

Asbabun Nuzul
Surat Al-Anbiya' Ayat 6

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa penduduk Mekah berkata kepada Nabi saw.: "Sekiranya apa yang engkau katakan itu benar dan engkau menghendaki agar kami beriman kepadamu, coba jadikan gunung Shafa ini emas." Datanglah Jibril dan berkata: "Sekiranya engkau mau, pastilah apa yang dikehendaki oleh kaummu itu terwujud. Namun sekiranya mereka tidak beriman setelah dikabulkan permintaannya, mereka dengan serta merta akan disiksa tanpa diberi tempo lagi. Atau engkau sendiri menangguhkan dalam mengabulkan permintaan mereka dengan harapan agar mereka beriman." Ayat ini (al-Anbiyaa: 6) turun sebagai peringatan kepada Nabi saw. bahwa kaum-kaum sebelum mereka pernah meminta mukjizat, akan tetapi setelah dikabulkan, mereka tetap kufur.