Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 100

Al-Anbiya' Ayat ke-100 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّهُمْ فِيْهَا لَا يَسْمَعُوْنَ ( الانبياۤء : ١٠٠)

lahum
لَهُمْ
For them
bagi mereka
fīhā
فِيهَا
therein
didalamnya
zafīrun
زَفِيرٌ
(is) sighing
bernapas panjang/merintih
wahum
وَهُمْ
and they
dan mereka
fīhā
فِيهَا
therein
didalamnya
لَا
not
tidak
yasmaʿūna
يَسْمَعُونَ
will hear
mereka mendengar

Transliterasi Latin:

Lahum fīhā zafīruw wa hum fīhā lā yasma'ụn (QS. 21:100)

English Sahih:

For them therein is heavy sighing, and they therein will not hear. (QS. [21]Al-Anbya verse 100)

Arti / Terjemahan:

Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (QS. Al-Anbiya' ayat 100)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Para penghuni neraka tidak kuat berada di dalamnya. Mereka merintih dan menjerit merasakan penderitaan di dalamnya yang tiada ber-akhir. Dan mereka pun di dalamnya tidak dapat mendengar sedikit pun suara indah, lembut, dan damai yang membawa ketenangan dan kenikmatan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian Allah menerangkan keadaan penyembah berhala- berhala itu beserta sembahan-sembahan mereka di dalam neraka, yaitu:
1. Mereka di dalam neraka mengeluh dan merintih dan nafas mereka menjadi sesak menanggung azab yang tiada terperikan dahsyatnya.
Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih. (Hud/11:106)
2. Penyembah-penyembah berhala yang sedang diazab itu tidak dapat mengetahui keadaan temannya yang lain yang juga diazab, karena mereka tidak sempat memikirkannya, masing-masing mereka sibuk menghadapi azab yang selalu menimpa mereka.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka) yakni keadaan para penyembah berhala itu (merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar) sesuatu pun karena gemuruhnya api Jahanam yang sangat kuat. Ayat ini diturunkan sewaktu Ibnu Zaba'ri mengatakan, bahwa penyembah Uzair, Al Masih dan para Malaikat, mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana kisah yang telah disebutkan tadi.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Mereka merintih di dalam api.

Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah Swt.:

di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih). (Huud:106)

dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.

Yang dimaksud dengan zafir ialah embusan napas, sedangkan yang dimaksud dengan syahiq ialah tarikan nanas.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman Al-Mas'udi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ibnu Mas'ud r.a. pernah berkata, "Apabila yang tertinggal di dalam neraka hanyalah orang-orang yang ditakdirkan kekal di dalamnya, maka mereka dimasukkan ke dalam peti-peti dari api yang dipaku dengan api pula mengunci mereka. Tiada seorang pun yang melihat mereka sedang diazab kecuali orang-orang yang bersangkutan sendiri." Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membaca firman-Nya:

Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.

Ibnu Mas'ud r.a. membacanya layusma'un, yakni suara rintihan mereka di dalam neraka tidak dapat didengar (pent).

Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hajjaj ibnu Muhammad, dari Al-Mas'udi, dari Yunus ibnu Hibban, dari Ibnu Mas'ud, lalu disebutkan hal yang semisal.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Di dalamnya mereka mengeluarkan napas dari dada dengan suara seperti tercekik akibat kesesakan yang mereka alami. Mereka juga tidak akan mendengarkan sesuatu yang menyenangkan mereka.