Al-Qur'an Surat Taha Ayat 39
Taha Ayat ke-39 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ ۗوَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ ( طٰهٰ : ٣٩)
- ani
- أَنِ
- "That
- bahwa
- iq'dhifīhi
- ٱقْذِفِيهِ
- cast him
- lemparkanlah dia
- fī
- فِى
- in
- dalam
- l-tābūti
- ٱلتَّابُوتِ
- the chest
- peti
- fa-iq'dhifīhi
- فَٱقْذِفِيهِ
- then cast it
- maka lemparkan dia
- fī
- فِى
- in
- dalam
- l-yami
- ٱلْيَمِّ
- the river
- laut/sungai
- falyul'qihi
- فَلْيُلْقِهِ
- then let cast it
- maka melemparkan/membawanya
- l-yamu
- ٱلْيَمُّ
- the river
- laut/sungai
- bil-sāḥili
- بِٱلسَّاحِلِ
- on the bank;
- di tepi/pantai
- yakhudh'hu
- يَأْخُذْهُ
- will take him
- mengambilnya
- ʿaduwwun
- عَدُوٌّ
- an enemy
- musuh
- lī
- لِّى
- to Me
- bagi-Ku
- waʿaduwwun
- وَعَدُوٌّ
- and an enemy
- dan musuh
- lahu
- لَّهُۥۚ
- to him'"
- baginya/dia
- wa-alqaytu
- وَأَلْقَيْتُ
- And I cast
- dan Aku lemparkan/limpahkan
- ʿalayka
- عَلَيْكَ
- over you
- atasmu/kepadamu
- maḥabbatan
- مَحَبَّةً
- love
- kasih sayang
- minnī
- مِّنِّى
- from Me
- dari-Ku
- walituṣ'naʿa
- وَلِتُصْنَعَ
- and that you may be brought up
- dan supaya kamu dibuat/diasuh
- ʿalā
- عَلَىٰ
- under
- atas
- ʿaynī
- عَيْنِىٓ
- My Eye
- pengawasan-Ku
Transliterasi Latin:
Aniqżi fīhi fit-tābụti faqżi fīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili ya`khuż-hu 'aduwwul lī wa 'aduwwul lah, wa alqaitu 'alaika maḥabbatam minnī, wa lituṣna'a 'alā 'ainī(QS. 20:39)
English Sahih:
[Saying], 'Cast him into the chest and cast it into the river, and the river will throw it onto the bank; there will take him an enemy to Me and an enemy to him.' And I bestowed upon you love from Me that you would be brought up under My eye [i.e., observation and care]. (QS. [20]Taha verse 39)
Arti / Terjemahan:
Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, (QS. Taha ayat 39)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Kami ilhamkan kepada ibumu, ‘Letakkanlah dia, yaitu bayi Musa, di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai Nil yang mengalir tidak begitu deras. Ketika arus menghanyutkannya, maka biarlah aliran air sungai itu membawanya ke tepi sungai yang melewati istana Fir‘aun. Ketika saat itu tiba, dia akan diambil oleh Fir‘aun, penguasa Mesir yang merupakan musuh-Ku dan musuhnya.’ Wahai Nabi Musa, ketahuilah bahwa Aku telah melimpahkan kepadamu begitu banyak kasih sayang yang datang dari-Ku sehingga siapa saja yang memandangmu akan tertarik dan menyayangimu. Kami anugerahkan itu semua kepadamu untuk kebaikanmu dan agar engkau diasuh dengan cara terhormat di bawah pengawasan-Ku.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ketika ibu Musa dalam keadaan panik, maka ia diperintahkan Allah supaya menaruh anaknya di dalam peti yang dibuat rapi dan kuat, kemudian melemparkannya ke sungai Nil. Perintah ini dilaksanakan oleh Ibu Musa dengan segera yang akhirnya peti itu jatuh ke tangan Firaun, musuh Allah dan musuh Musa sendiri pada waktu mendatang.
Diriwayatkan bahwa pada suatu senja Firaun dan istrinya duduk santai di tepi sungai Nil, tiba-tiba terlihat olehnya sebuah peti tidak jauh dari tempatnya. Disuruhnyalah dayang-dayangnya mengambil peti itu dan membawanya ke hadapannya. Ketika peti itu dibuka kelihatanlah seorang bayi laki-laki yang rupawan. Alangkah senangnya istri Firaun melihat bayi itu. Kasih sayang dan cintanya pun kepada bayi itu sangat mendalam. Maka diambilnyalah bayi itu dan dipelihara serta dididik di istananya. Inilah karunia yang pertama. Karunia yang kedua ialah, bahwa Allah telah melimpahkan kasih sayang yang tulus kepada Musa dan kasih itu telah ditanamkan ke dalam setiap hati orang. Siapapun yang memandang kepada Musa akan merasa kasih sayang kepadanya. Jadi tidak heran kalau Firaun dan istrinya merasa sayang dan cinta kepada Musa, sehingga isterinya berkata kepada suaminya, sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur'an:
Dan istri Firaun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari. (al-Qashash/ 28: 9)
Karunia ketiga ialah diasuhnya Musa di istana Firaun di bawah pengawasan dan pengamatan Allah serta dijaganya dari segala hal yang akan mengganggunya, ketika ia diasuh oleh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal perikemanusiaan itu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Yaitu, "Letakkanlah ia) tarohlah ia (di dalam sebuah peti, kemudian lemparkanlah ia) yakni peti itu (ke sungai) yakni sungai Nil (maka pasti sungai itu membawanya ke tepi) ke pinggirnya. Kata perintah di sini mengandung makna kalimat berita (supaya diambil oleh musuh-Ku dan musuhnya) yaitu raja Firaun. (Dan Aku telah melimpahkan) sesudah Firaun mengambil anakmu darimu (kepadamu kasih sayang yang datang daripada-Ku) supaya semua orang merasa kasih sayang kepadamu, lalu Firaun akan merasa sayang kepadamu, demikian pula setiap orang yang melihatmu (dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku) kamu dipelihara di bawah asuhan dan penjagaan-Ku.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
...supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhmu. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku.
Maksudnya, kasih sayang itu tertanam di dalam hati musuhmu sehingga ia mencintaimu.
Salamah ibnu Kahil telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku.
Yakni Aku jadikan engkau disukai oleh hamba-hamba-Ku.
...dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku
Menurut Abu Imran Al-Juni, makna ayat ialah agar Musa dipelihara di bawah pengawasan Allah Swt.
Qatadah mengatakan agar Musa diberi makan di bawah pengawasan Allah Swt.
Ma'mar ibnul Musanna mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.
Artinya, selalu berada di bawah penglihatan dan pengawasan Allah Swt.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Allah menjadikan Musa berada di dalam istana raja, hidup mewah dan senang, serta makanannya sama dengan makanan raja. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian lafaz sun'ah dalam ayat.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Kepada ibumu, Kami mengilhamkan agar ia meletakkanmu--ketika kamu masih seorang bayi dan menyusu--ke dalam peti dan melemparkannya ke sungai Nil, agar kamu selamat dan tidak dibunuh oleh Fir'aun. Sebab, saat itu, Fir'aun selalu membunuh semua bayi laki-laki yang lahir dari kalangan Banû Isrâ'îl. Air sungai itu pun Kami tundukkan untuk membawa peti sampai ke tepian. Kemudian, atas kehendak Kami, Fir'aun yang menjadi musuhmu dan musuh-Ku itu mengambil peti tersebut. Aku mencintaimu dengan penuh kasih sayang, supaya kamu dicintai oleh setiap orang yang melihat, dan supaya kamu diasuh secara terhormat di bawah pengawasan-Ku.