Al-Qur'an Surat Taha Ayat 129
Taha Ayat ke-129 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَّاَجَلٌ مُّسَمًّى ۗ ( طٰهٰ : ١٢٩)
- walawlā
- وَلَوْلَا
- And if not
- dan sekiranya tidak
- kalimatun
- كَلِمَةٌ
- (for) a Word
- perkataan/ketetapan
- sabaqat
- سَبَقَتْ
- (that) preceded
- telah lewat/terdahulu
- min
- مِن
- from
- dari
- rabbika
- رَّبِّكَ
- your Lord
- Tuhanmu
- lakāna
- لَكَانَ
- surely (would) have been
- sungguh adalah
- lizāman
- لِزَامًا
- an obligation
- melekat/menimpa
- wa-ajalun
- وَأَجَلٌ
- and a term
- dan ajal/waktu
- musamman
- مُّسَمًّى
- determined
- yang telah ditentukan
Transliterasi Latin:
Walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika lakāna lizāmaw wa ajalum musammā(QS. 20:129)
English Sahih:
And if not for a word that preceded from your Lord, it [i.e., punishment] would have been an obligation [due immediately], and [if not for] a specified term [decreed]. (QS. [20]Taha verse 129)
Arti / Terjemahan:
Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka. (QS. Taha ayat 129)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Apa yang terjadi pada manusia merupakan akibat perbuatan mereka. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah diputuskan pada masa terdahulu, yaitu sebelum zaman Rasulullah, atau tidak ada ajal dan batas akhir yang telah ditentukan oleh Allah, pasti azab yang serupa juga menimpa mereka yang kafir itu.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kalau tidak karena rahmat dan kasih sayang Allah atau karena ketetapan yang telah diputuskan-Nya bahwa umat Muhammad saw yang ingkar tidak akan dihancurbinasakan seperti umat-umat dahulu itu, dan balasan atas kekafiran mereka ditangguhkan sampai hari Kiamat tentulah mereka telah mengalami kehancuran pula. Hal ini tersebut dalam firman-Nya:
Sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (al-Qamar/54: 46)
Para Ulama mengatakan bahwa hikmah penangguhan siksa umat Muhammad saw yang durhaka sampai hari Kiamat ialah memberi kesempatan bagi mereka untuk bertobat atau ada di antara keturunan mereka yang beriman. Hal itu merupakan suatu kehormatan dan kemuliaan bagi Nabi Muhammad saw dan rahmat serta kasih sayang Allah terhadap umatnya, dengan demikian pengikut-pengikut ajarannya akan bertambah banyak. Ini sesuai dengan harapan beliau sebagaimana disebutkan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah:
Apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku oleh Allah. Maka aku berharap agar aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya di antara para Nabi. (Riwayat asy-Syaikhan)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Rabbmu yang telah terdahulu) untuk menangguhkan azab daripada mereka hingga hari kemudian (niscayalah) pembinasaan itu (pasti) menimpa mereka sejak di dunia (dan waktu yang telah ditentukan) waktu yang telah dipastikan bagi azab mereka. Kalimat ayat ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Kaana dan menjadi pemisah di antara keduanya adalah Khabar Kaana yang berfungsi sebagai pengukuh makna. Maksudnya; dan di hari kemudian, azab akan menimpa mereka pula.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan pasti (azab) menimpa mereka.
Yaitu seandainya tidak ada ketetapan Allah yang terdahulu, bahwa Dia tidak akan mengazab seseorang melainkan sesudah tegaknya hujah Allah atas dirinya dan berdasarkan ketetapan masa yang telah ditentukan oleh Allah Swt. terhadap orang-orang yang mendustakan-Nya itu, tentulah mereka akan ditimpa oleh azab Allah secara tiba-tiba.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Kalau bukan karena ketentuan Tuhanmu sebelumnya untuk menunda penyiksaan mereka hingga waktu yang ditentukan, yaitu hari kiamat, niscaya siksaan itu merupakan keharusan bagi mereka di dunia sebagaimana yang berlaku pada orang-orang kafir terdahulu.