Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 95

Al-Baqarah Ayat ke-95 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَنْ يَّتَمَنَّوْهُ اَبَدًاۢ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢ بِالظّٰلِمِيْنَ ( البقرة : ٩٥)

walan
وَلَن
And never (will)
dan tidak
yatamannawhu
يَتَمَنَّوْهُ
they wish for it
mereka mengharapkan
abadan
أَبَدًۢا
ever
selama-lamanya
bimā
بِمَا
because
karena apa
qaddamat
قَدَّمَتْ
(of what) sent ahead
telah diperbuat
aydīhim
أَيْدِيهِمْۗ
their hands
tangan-tangan mereka
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
ʿalīmun
عَلِيمٌۢ
(is) All-Knower
Maha Mengetahui
bil-ẓālimīna
بِٱلظَّٰلِمِينَ
of the wrongdoers
terhadap orang-orang yang aniaya

Transliterasi Latin:

Wa lay yatamannauhu abadam bimā qaddamat aidīhim, wallāhu 'alīmum biẓ-ẓālimīn (QS. 2:95)

English Sahih:

But never will they wish for it, ever, because of what their hands have put forth. And Allah is Knowing of the wrongdoers. (QS. [2]Al-Baqarah verse 95)

Arti / Terjemahan:

Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (QS. Al-Baqarah ayat 95)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mereka sekali-kali tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali, bahkan mereka ingin hidup di dunia selamalamanya walau dalam bentuk kehidupan yang sederhana. Keinginan ini karena disebabkan oleh dosa-dosa yang telah dilakukan tangan mereka sendiri berupa kezaliman dan kemaksiatan. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menjelaskan bahwa mereka sekali-kali tidak akan menginginkan kematian, karena mereka telah mengetahui kesalahan dan dosa yang telah mereka lakukan sendiri, dan mengetahui pula bahwa semestinya mereka akan mendapat hukuman berat karena dosa-dosa itu, seperti mengubah dan memalsukan Kitab Taurat, dan mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw, padahal dalam Kitab Taurat disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.
Allah mengetahui bahwa mereka itu zalim. Maksudnya Allah Maha Mengetahui bahwa mereka tidak melaksanakan hukum yang semestinya dilakukan, dan tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, seperti dugaan mereka bahwa negeri akhirat itu disediakan khusus untuk mereka, tidak untuk yang lain.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan mereka sekali-kali tak akan menginginkan kematian itu disebabkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka) berupa kekafiran kepada nabi sebagai akibat dari mendustakannya (dan Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang aniaya) yaitu orang-orang yang kafir, karenanya Allah pasti akan membalas mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Artinya, mereka adalah orang-orang yang paling menginginkan usia panjang, karena mereka mengetahui bahwa tempat kembali mereka sangat buruk dan akibat dari amal perbuatan mereka di hadapan Allah sangat merugi. Dunia ini bagaikan penjara bagi orang mukmin, dan bagaikan surga bagi orang kafir. Mereka sangat menginginkan seandainya ditangguhkan dari kepastian hari akhirat, untuk itu mereka berupaya ke arah itu dengan semua kemampuan yang mereka kuasai. Akan tetapi, apa yang mereka takutkan dan mereka hindari itu pasti akan menimpa diri mereka, hingga mereka lebih tamak kepada kehidupan di dunia ketimbang orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang tidak memiliki suatu kitab pun. Pengertian dan takwil ini termasuk ke dalam Bab "Mengaitkan hal yang Khusus kepada Hal yang Umum".

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Sufyan, dari Al-A'masy, dari Muslim Al-Batin, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

bahkan (lebih loba lagi) daripada orang-orang musyrik.

Yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah orang-orang Ajam, yakni selain orang Arab.

Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui hadis As-Sauri. Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat keduanya (Bukhari dan Muslim), tetapi keduanya tidak mengetengahkannya. Imam Hakim mengatakan bahwa keduanya telah sepakat (ittifaq) dalam sanad tafsir yang dikemukakan oleh sahabat.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya:

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, setamak-tamak manusia kepada kehidupan (di dunia).

Orang munafik adalah orang yang paling tamak kepada kehidupan dunia dan lebih tamak lagi daripada orang musyrik.

Masing-masing dari mereka ingin, yakni masing-masing dari orang-orang Yahudi menginginkan. Demikianlah maknanya menurut konteks ayat. Sedangkan menurut Abul Aliyah, makna 'masing-masing dari mereka ingin' adalah orang-orang Majusi. Pendapat ini sama dengan pendapat pertama tadi, yaitu agar diberi umur seribu tahun.

Al-A'masy meriwayatkan dari Muslim Al-Batui, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir firman-Nya:

Masing-masing dari mereka ingin agar diberi umur seribu tahun.

Hal ini sama dengan perkataan seorang Persia, "Dah hazarsal," yang artinya sepuluh ribu tahun. Hal yang sama diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair sendiri.

Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ali ibnul Hasan ibnu Syaqiq. Ia pernah mendengar ayahnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah, dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir firman-Nya: Masing-masing dari mereka ingin agar diberi umur seribu tahun. (Al Baqarah:96) Maknanya sama dengan ucapan seorang Ajam (Persia), "Hazarsal nuruz wamahrajan," semoga usia sepuluh ribu tahun penuh dengan kegembiraan.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

Masing-masing dari mereka ingin agar diberi umur seribu tahun.

Aku berharap semoga sepanjang usia mereka dipenuhi dengan dosa-dosa."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Tetapi sebenarnya mereka selamanya tidak menginginkan kematian itu oleh sebab apa yang mereka perbuat berupa kelaliman yang mustahil tidak diketahui Allah. Dia memberitahu bahwa mereka berdusta atas apa yang mereka anggap. Juga memberitahu bahwa kenikmatan pada hari kiamat adalah untuk orang-orang yang bertakwa, bukan untuk orang-orang yang keji seperti mereka.