Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 100

Al-Baqarah Ayat ke-100 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَوَكُلَّمَا عٰهَدُوْا عَهْدًا نَّبَذَهٗ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ ۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ( البقرة : ١٠٠)

awakullamā
أَوَكُلَّمَا
And is (it not that) whenever
Apakah setiap kali
ʿāhadū
عَٰهَدُوا۟
they took
mereka berjanji
ʿahdan
عَهْدًا
a covenant
janji
nabadhahu
نَّبَذَهُۥ
threw it away
melemparkannya
farīqun
فَرِيقٌ
a party
segolongan
min'hum
مِّنْهُمۚ
of them?
dari mereka
bal
بَلْ
Nay
bahkan
aktharuhum
أَكْثَرُهُمْ
most of them
kebanyakan mereka
لَا
(do) not
tidak
yu'minūna
يُؤْمِنُونَ
believe
mereka beriman

Transliterasi Latin:

A wa kullamā 'āhadụ 'ahdan nabażahụ farīqum min-hum, bal akṡaruhum lā yu`minụn (QS. 2:100)

English Sahih:

Is it not [true] that every time they took a covenant a party of them threw it away? But, [in fact], most of them do not believe. (QS. [2]Al-Baqarah verse 100)

Arti / Terjemahan:

Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman. (QS. Al-Baqarah ayat 100)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini berisi kecaman dengan redaksi pertanyaan yang mengandung bukti-bukti yang dipaparkan oleh Allah . Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji dengan Allah, ter masuk janji untuk percaya jika nabi yang diutus-Nya datang, sekelompok mereka melanggarnya, menyepelekannya, dan mengingkarinya? Sedikit sekali dari mereka yang menepati janji, sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman. Sikap-sikap buruk sudah berkumpul sedemikian rupa dalam diri sebagian besar Bani Israil. Mereka adalah pendengki, keras kepala, licik, dan selalu mengingkari janji. Namun demikian, masih ada sebagian kecil dari mereka yang beriman.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pantaslah mereka itu mengingkari ayat Allah, karena setiap mereka mengadakan perjanjian, sebagian besar mereka mengkhianati janji. Janji yang dimaksudkan dalam ayat ini ialah janji mereka kepada Nabi Muhammad saw, dan janji yang mereka buat itu tidak sedikit. Tegasnya, orang-orang Yahudi mempunyai watak yang tidak setia, bahkan sebagian besar dari mereka suka menyalahi janji.
Allah menerangkan dalam ayat ini ketidakjujuran yang dilakukan orang-orang Yahudi dalam mengingkari ayat-ayat yang terdapat dalam kitab Taurat dan tidak mau menjalankan ajarannya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Patutkah) mereka ingkar kepadanya (dan setiap mereka menjanjikan) kepada Allah (suatu janji) akan beriman kepada nabi jika telah dibangkitkan atau menjanjikan kepada nabi tidak akan membantu orang-orang yang musyrik untuk menentangnya (melemparkannya) yakni menjauhkannya (segolongan di antara mereka) yaitu dengan cara melanggarnya. Kalimat ini merupakan jawab dari 'kullamaa' atau setiap dan yang menjadi pertanyaan serta sanggahan (bahkan) lebih dari itu lagi (sebagian besar dari mereka tidak beriman).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Malik ibnu Saif (seorang Yahudi) mengatakan ketika Rasulullah Saw. telah menjadi utusan Allah dan memperingatkan kepada mereka perjanjian yang diambil oleh Allah atas diri mereka dan apa yang dijanji-kan Allah Swt. kepada mereka sehubungan dengan perkara Nabi Muhammad Saw., "Allah tidak menjanjikan kepada kami tentang Muhammad, dan Dia tidak mengambil janji apa pun atas diri kami." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:

Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman. (Al Baqarah:100) Memang benar, tiada suatu perjanjian pun di muka bumi ini yang mereka lakukan melainkan mereka pasti melanggar dan merusaknya. Mereka mengadakan perjanjian di hari ini, dan besoknya mereka pasti merusaknya.

Menurut As-Saddi, makna la yu-minuna ialah 'mereka tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.'.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Nabaza fariqum minhum" bahwa perjanjian itu dirusak oleh segolongan orang dari kalangan mereka.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa asal makna an-nabaz ialah membuang dan melemparkan. Karena itu anak yang hilang disebut manbuz, yakni diambil dari kata an-nabaz ini, dan disebut pula nabiz bagi buah kurma serta buah anggur yang dimasukkan (dilemparkan) ke dalam air.

Ketika aku melihat alamat (tempat tinggal)nya, maka aku langsung membuang (melemparkan)nya (jauh-jauh) sebagaimana engkau lemparkan salah satu dari terompahmu yang sudah rusak.

Kaum yang disebut dalam ayat ini dicela oleh Allah Swt. karena mereka merusak perjanjian mereka dengan Allah yang telah disebut sebelumnya, yaitu mereka bersedia memegangnya dan mengamalkan-nya sesuai dengan apa yang sebenarnya. Lebih ironisnya lagi mereka mengiringi hal tersebut dengan kedustaan terhadap Rasul Saw. yang diutus kepada mereka, juga kepada seluruh umat manusia, padahal perihal Rasul tersebut telah termaktub di dalam kitab mereka sifat-si-fat dan ciri-ciri khasnya serta berita-beritanya, dan mereka diperintah-kan di dalamnya agar mengikuti Rasul itu, mendukung, dan menolongnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka..., hingga akhir ayat, (Al A'raf:157).

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sebagaimana mereka ragu-ragu dalam akidah dan keimanan, mereka juga ragu terhadap janji-janji yang telah mereka ucapkan. Maka, setiap kali mereka mengikat janji dengan orang-orang Muslim atau selain mereka, sekelompok mereka melanggarnya, karena sebagian besar dari mereka tidak mempercayai kemuliaan dan kesucian perjanjian itu.