Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 80

Al-Isra' Ayat ke-80 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا ( الاسراۤء : ٨٠)

waqul
وَقُل
And say
dan katakanlah
rabbi
رَّبِّ
"My Lord!
ya Tuhanku
adkhil'nī
أَدْخِلْنِى
Cause me to enter
masukanlah aku
mud'khala
مُدْخَلَ
an entrance
tempat masuk
ṣid'qin
صِدْقٍ
sound
benar
wa-akhrij'nī
وَأَخْرِجْنِى
and cause me to exit
dan keluarkanlah aku
mukh'raja
مُخْرَجَ
an exit
tempat keluar
ṣid'qin
صِدْقٍ
sound
benar
wa-ij'ʿal
وَٱجْعَل
and make
dan jadikanlah
لِّى
for me
bagiku
min
مِن
from
dari
ladunka
لَّدُنكَ
near You
sisi-Mu
sul'ṭānan
سُلْطَٰنًا
an authority
kekuasaan
naṣīran
نَّصِيرًا
helping"
penolong

Transliterasi Latin:

Wa qur rabbi adkhilnī mudkhala ṣidqiw wa akhrijnī mukhraja ṣidqiw waj'al lī mil ladungka sulṭānan naṣīrā (QS. 17:80)

English Sahih:

And say, "My Lord, cause me to enter a sound entrance and to exit a sound exit and grant me from Yourself a supporting authority." (QS. [17]Al-Isra verse 80)

Arti / Terjemahan:

Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (QS. Al-Isra' ayat 80)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan katakanlah, wahai Nabi Muhammad, "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan dengan cara yang benar, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan dengan cara yang benar pula, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolongku menghadapi orang yang memusuhiku." Ayat ini berkaitan dengan hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah. Di dalamnya terkandung perintah agar Nabi memohon kepada Allah agar memasuki Madinah dengan cara yang benar, dan keluar dari Mekah dengan cara yang benar pula. Ada juga yang menafsirkan agar kita memasuki kubur dengan baik dan keluar darinya pada hari berbangkit dengan baik pula.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa Nabi berada di Mekah, lalu diperintahkan Allah untuk hijrah. Maka turunlah ayat ini.
Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengucap-kan doa yang tersebut dalam ayat ini, yang maksudnya "Wahai Tuhanku, masukkanlah aku ke tempat yang Engkau kehendaki, baik di dunia maupun di akhirat, dan tempatkan aku ke tempat yang Engkau kehendaki, baik di dunia maupun di akhirat."
Di antara contoh masuknya Rasulullah ke suatu tempat dengan benar ialah beliau dan para sahabat memasuki kota Medinah sebagai orang-orang yang hijrah dari Mekah, memasuki kota Mekah di waktu penaklukan kota itu, masuk kubur setelah mati, dan memasuki tempat yang diridai Allah, seperti masuk masjid, rumah sendiri, rumah sahabat, dan kenalan setelah minta izin darinya, dan sebagainya. Keluar dari semua tempat yang dikehendaki Allah, seperti keluar dari kota Mekah waktu hijrah, keluar dari kubur waktu hari kebangkitan, atau keluar dari semua tempat yang dikehendaki Allah, seperti kota-kota yang menjadi tempat melakukan perbuatan maksiat dan sebagainya.
Allah swt juga memerintahkan kepada Nabi agar berdoa kepada-Nya supaya dijadikan orang yang menguasai hujah dan alasan yang dapat diterima dan ketika berdakwah, dapat memuaskan orang-orang yang mendengarkannya sehingga bertambah kuat imannya. Jika yang mendengar orang kafir, hati mereka menjadi lunak dan mau masuk Islam. Sebagai jawaban terhadap doa Nabi Muhammad itu, Allah menerangkan bahwa Dia memelihara Nabi dari segala macam tipu daya manusia dan akan me-menangkannya terhadap orang-orang kafir, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (al-Ma'idah/5: 67)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan katakanlah, "Ya Rabbku! Masukkanlah aku) ke Madinah (dengan cara yang baik) yakni dengan cara memasukkan yang disukai di mana aku tidak melihat sewaktu masuk hal-hal yang tidak aku sukai (dan keluarkanlah aku) dari Mekah (dengan cara yang baik) dengan cara mengeluarkan yang membuat hatiku tidak berpaling lagi kepadanya (dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.") kekuatan yang dapat membantuku untuk dapat mengalahkan musuh-musuh-Mu.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Qabus ibnu Abu Zabyan, dari ayahnya, dari ibnu Abbas yang mencerita­kan bahwa ketika Nabi Saw. berada di Mekah, lalu diperintahkan untuk berhijrah. Maka Allah menurunkan firman-Nya:

Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku secara keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong."

Imam Turmuzi menilai bahwa hadis ini hasan sahih.

Al-Hasan Al-Basri di dalam tafsir ayat ini mengatakan bahwa sesungguhnya orang-orang kafir Mekah saat mereka sepakat di antara sesamanya untuk membunuh Nabi Saw. atau mengusirnya atau mengikatnya, dan Allah berkehendak untuk memerangi ahli Mekah, maka Dia memerintahkan kepada Rasul­Nya untuk berhijrah ke Madinah, yang antara lain Allah Swt. berfirman:

Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar.", hingga akhir ayat.

Qatadah mengatakan bahwa firman Allah Swt. yang mengatakan: Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar." (Al Israa':80) Yang dimaksud adalah kota Madinah. dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar. (Al Israa':80) Yang dimaksud ialah Mekah.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Pendapat inilah yang paling terkenal.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

...masukkanlah aku secara masuk yang benar. Bahwa yang dimaksud ialah mati. dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar. (Al Israa':80) Maksudnya adalah kehidupan sesudah mati.

Menurut pendapat yang lainnya lagi adalah hal-hal yang lain, tetapi pendapat yang paling sahih ialah pendapat pertama, yaitu pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Firman Allah Swt.:

...dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

Al-Hasan Al-Basri dalam tafsir ayat ini mengatakan, Allah menjanjikan kepada Nabi Saw. bahwa Dia benar-benar akan mencabut Kerajaan Persia dan kejayaannya, dan Dia benar-benar akan memberikan hal itu kepadanya. Allah juga benar-benar akan mencabut Kerajaan Rumawi dan kejayaannya, lalu Dia memberikannya kepada beliau.

Qatadah mengatakan — sehubungan dengan tafsir ayat ini—sesung­guhnya Nabi Saw. menyadari bahwa dia tidak mempunyai kekuatan un­tuk mengemban tugas ini kecuali dengan kekuasaan. Maka beliau memo­hon kekuasaan yang menolong kepada Allah untuk membela Kitabullah, batasan-batasan Allah, hal-hal yang difardukan Allah, dan untuk mene­gakkan agama Allah, karena sesungguhnya kekuasaan itu adalah rahmat dari Allah yang Dia jadikan di kalangan hamba-hamba-Nya. Seandainya tidak ada kekuasaan ini, tentulah sebagian dari mereka menyerang sebagi­an yang lainnya, dan yang terkuat di antara mereka akan memakan yang lemah dari mereka.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

...kekuasaan yang menolong.
Yakni bukti yang jelas.

Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang terkuat, karena sesung­guhnya merupakan suatu keharusan bagi perkara yang hak mengalahkan semua orang yang menentang dan bersikap oposisi terhadapnya. Karena itulah dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti. (Al Hadiid:25)

sampai dengan firman-Nya:

Dan Kami ciptakan besi. (Al Hadiid:25), hingga akhir ayat.

Di dalam sebuah hadis disebutkan:

Sesungguhnya Allah benar-benar mencegah (perbuatan dosa) melalui kekuasaan hal-hal yang tidak dapat dicegah melalui Al-Qur’an.

Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sesungguhnya berkat kekuasa­an (pemerintahan) dapat dicegah banyak perbuatan keji dan dosa-dosa yang tidak dapat dicegah melalui Al-Qur'an di kalangan orang banyak, mengingat peringatan dan ancaman yang keras bagi para pelanggarnya benar-benar dilaksanakan, dan memang demikianlah kenyataannya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Katakanlah, "Ya Tuhan, masukkanlah aku dalam segala situasi dan kondisi dengan cara yang Engkau ridai dan dengan cara yang terhormat. Keluarkanlah aku dari mana saja dengan keridaan dan kemuliaan-Mu pula. Berikanlah kekuatan kepadaku, dari karunia-Mu, yang dapat membelaku melawan musuh."

Asbabun Nuzul
Surat Al-Isra' Ayat 80

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini (al-Israa: 80) turun saat Nabi melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah.
Berdasarkan riwayat ini jelaslah bahwa ayat tersebut di atas adalah Makiyyah (diturunkan di Mekah). Dan Ibnu Marduwaih meriwayatkan hadits yang semakna dengan lafal yang lebih jelas lagi.