Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 72

Al-Isra' Ayat ke-72 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَمَنْ كَانَ فِيْ هٰذِهٖٓ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ اَعْمٰى وَاَضَلُّ سَبِيْلًا ( الاسراۤء : ٧٢)

waman
وَمَن
And whoever
dan barangsiapa
kāna
كَانَ
is
adalah
فِى
in
di
hādhihi
هَٰذِهِۦٓ
this (world)
(dunia) ini
aʿmā
أَعْمَىٰ
blind
buta
fahuwa
فَهُوَ
then he
maka dia
فِى
in
di
l-ākhirati
ٱلْءَاخِرَةِ
the Hereafter
akhirat
aʿmā
أَعْمَىٰ
(will be) blind
lebih buta
wa-aḍallu
وَأَضَلُّ
and more astray
dan dia lebih tersesat
sabīlan
سَبِيلًا
(from the) path
jalan

Transliterasi Latin:

Wa mang kāna fī hāżihī a'mā fa huwa fil-ākhirati a'mā wa aḍallu sabīlā (QS. 17:72)

English Sahih:

And whoever is blind in this [life] will be blind in the Hereafter and more astray in way. (QS. [17]Al-Isra verse 72)

Arti / Terjemahan:

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Isra' ayat 72)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan barang siapa buta hatinya di dunia ini, menempuh jalan yang sesat dan durhaka kepada Tuhan, maka di akhirat dia akan buta pula hatinya dan tersesat jauh dari jalan yang benar. Tidak ada waktu lagi untuk bertobat dan mencari keselamatan dari azab Tuhan. Kepada mereka diberikan catatan amalnya di tangan kirinya. Mereka itulah orang-orang yang celaka disebabkan karena kesesatan dan kedurhakaannya kepada Tuhan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian dijelaskan bahwa barang siapa yang buta hatinya di dunia, yakni yang tidak mau melihat kebenaran petunjuk Allah, dan tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, niscaya di akhirat nanti ia lebih buta dan tidak dapat mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya dari siksaan neraka. Bahkan, mereka lebih sesat lagi dari keadaannya di dunia, karena roh mereka pada waktu itu ialah roh pada waktu di dunia juga. Roh yang dibangkitkan Allah swt di akhirat ialah roh yang keluar dari jasadnya ketika meninggal dunia seperti buah-buahan yang muncul dari batangnya. Buah dan batang mempunyai sifat yang sama. Demikian pula roh manusia pada waktu itu, dia bangkit dengan membawa seluruh sifat, akhlak, dan amalnya. Ia mengetahui keadaan dirinya. Ia merasa bahagia ataupun celaka sesuai dengan keadaan dirinya. Apabila keadaan roh manusia itu lalai di dunia, di akhirat pun akan lalai karena ia telah mengabaikan berbagai sarana dan alat untuk menguasai ilmu, dan terbiasa malas mengamalkan perintah Allah. Ia pun akan mengumpat-umpat dan mencerca dirinya sendiri.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan barang siapa yang di alam ini) di dunia ini (buta) tidak dapat melihat perkara yang hak (niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta lagi) lebih tidak dapat melihat jalan keselamatan dan lebih tidak dapat membaca Alquran (dan lebih tersesat jalannya) lebih jauh dari jalan yang hak. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Tsaqif, yaitu sewaktu mereka meminta kepada Nabi saw. supaya ia menjadikan lembah tempat tinggal mereka sebagai tanah suci dan dengan mendesak mereka mengajukan permintaan itu kepada Nabi saw.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

...dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini.

Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah di dalam kehidupan dunia ini. Dan yang dimaksud dengan buta ialah buta terhadap hujah Allah, tanda-tanda kebesaran­Nya, dan keterangan-keterangan dari-Nya.

...niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta.

maksudnya, demikian pula keadaannya, yakni buta pula.

...dan lebih sesat dari jalan (yang benar).

Yakni jauh lebih sesat dari apa yang dialaminya di dunia. Semoga Allah melindungi kita dari hal seperti ini.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Adapun golongan yang lain akan merasa sangat sedih oleh apa yang dilihatnya. Semua pintu keselamatan telah tertutup baginya. Ia tidak bisa lagi melihat cara untuk menyelamatkan diri dari petaka, sama seperti ketika mereka tidak bisa melihat jalan kebenaran dan petunjuk di dunia. Dan barangsiapa buta di dunia, maka di akhirat akan lebih buta dan jauh dari jalan kebaikan.