Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 49
Al-Isra' Ayat ke-49 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقَالُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّرُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا ( الاسراۤء : ٤٩)
- waqālū
- وَقَالُوٓا۟
- And they say
- dan mereka berkata
- a-idhā
- أَءِذَا
- "Is it when
- apakah apabila
- kunnā
- كُنَّا
- we are
- adalah kami
- ʿiẓāman
- عِظَٰمًا
- bones
- tulang belulang
- warufātan
- وَرُفَٰتًا
- and crumbled particles
- dan benda-benda yang hancur
- a-innā
- أَءِنَّا
- will we
- apakah sesungguhnya kami
- lamabʿūthūna
- لَمَبْعُوثُونَ
- surely (be) resurrected
- pasti akan dibangkitkan
- khalqan
- خَلْقًا
- (as) a creation
- makhluk
- jadīdan
- جَدِيدًا
- new"
- baru
Transliterasi Latin:
Wa qālū a iżā kunnā 'iẓāmaw wa rufātan a innā lamab'ụṡụna khalqan jadīdā(QS. 17:49)
English Sahih:
And they say, "When we are bones and crumbled particles, will we [truly] be resurrected as a new creation?" (QS. [17]Al-Isra verse 49)
Arti / Terjemahan:
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" (QS. Al-Isra' ayat 49)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat yang lalu, Allah membicarakan perkara kenabian dan bantahan kepada kaum musyrik yang memperolok-olokkan Nabi dan mendustakan Al-Qur'an. Kemudian pada ayat ini Allah membantah keragu-raguan mereka terhadap akhirat, kebangkitan dan pembalasan. Allah menyatakan, "Dan mereka, orang-orang yang tidak percaya kepada hari kebangkitan, berkata, "Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang yang berserakan dan benda-benda yang hancur, terpisah satu dengan yang lain apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya apa yang dikatakan oleh kaum musyrikin Mekah mengenai hari kebangkitan. Mereka mengatakan bahwa apabila mereka telah mati dan menjadi tulang belulang yang lapuk dan tidak utuh lagi, apakah benar mereka akan dibangkitkan kembali seperti makhluk semula. Dari perkataan mereka ini tampak bahwa mereka tidak mau mempercayai adanya hari kebangkitan.
Menurut kepercayaan mereka, apabila manusia telah mati dan menjadi tulang belulang yang bercerai-berai, apalagi telah hancur luluh, tidak mungkin akan terkumpul kembali dan menjadi makhluk semula yang hidup seperti sediakala. Inilah yang menjadi sebab utama mengapa mereka menolak kebenaran wahyu dan kerasulan Muhammad saw. Keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan ini disebabkan oleh sikap mereka yang menyamakan sesuatu yang berada di luar kemampuan pikiran mereka dengan kejadian yang biasa dialami sehari-hari. Padahal kekuasaan untuk membangkitkan kembali semua makhluk berada di tangan Allah swt yang semula menciptakannya. Semua itu berada di luar kemampuan pikiran atau akal mereka. Jika mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah di langit, di bumi, dan di semua benda-benda di sekeliling mereka, pasti mereka akan membenarkan kejadian hari kebangkitan itu.
Allah swt berfirman:
(Orang-orang kafir) berkata, "Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?" Mereka berkata, "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan." (an-Nazi'at/79: 10-12)
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan mereka berkata) dalam keingkaran mereka terhadap adanya hari berbangkit ("Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?").
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang kafir yang menganggap mustahil terjadinya hari berbangkit, bahwa mereka mengatakan dengan nada ingkar yang perkataan mereka disitir oleh firman-Nya:
Apakah bila kami telah menjadi tulang dan benda-benda yang hancur.
Yang dimaksud dengan rufatan ialah tanah, menurut mujahid. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa rufatan ialah debu.
...apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?
yakni di hari kiamat kelak, padahal kami telah hancur dan telah tiada. Seperti yang disebutkan oleh Allah" dalam ayat lain menceritakan ucapan mereka melalui firman-Nya:
(Orang-orang kafir) berkata, "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?” Mereka berkata, "kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.” (An-Nazi'at: 10-12)
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya. (Yaa Siin:78), hingga akhir ayat berikutnya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Orang-orang yang ingkar terhadap hari kebangkitan itu berkata, "Apakah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru, setelah kami menjadi tulang-belulang dan potongan-potongan yang berserakan? Sesungguhnya yang demikian ini tidaklah masuk akal."