Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 87

An-Nahl Ayat ke-87 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاَلْقَوْا اِلَى اللّٰهِ يَوْمَىِٕذِ ِۨالسَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ( النحل : ٨٧)

wa-alqaw
وَأَلْقَوْا۟
And they (will) offer
dan mereka dihadapkan
ilā
إِلَى
to
kepada
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
Allah
yawma-idhin
يَوْمَئِذٍ
(on) that Day
pada hari itu
l-salama
ٱلسَّلَمَۖ
the submission
penyerahan/tunduk
waḍalla
وَضَلَّ
and (is) lost
dan sesat/hilang
ʿanhum
عَنْهُم
from them
dari mereka
مَّا
what
apa
kānū
كَانُوا۟
they used (to)
adalah mereka
yaftarūna
يَفْتَرُونَ
invent
mereka ada-adakan

Transliterasi Latin:

Wa alqau ilallāhi yauma`iżinis-salama wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn (QS. 16:87)

English Sahih:

And they will impart to Allah that Day [their] submission, and lost from them is what they used to invent. (QS. [16]An-Nahl verse 87)

Arti / Terjemahan:

Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. An-Nahl ayat 87)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Permohonan keringanan siksa yang mereka ajukan kepada Allah menjadi sia-sia belaka. Dan pada hari itu pula mereka menyatakan tunduk dan berserah diri kepada Allah semata, dan lenyaplah segala yang mereka ada-adakan; batallah keyakinan mereka selama di dunia bahwa sesembahan itu dapat menolong dan menyelamatkan mereka dari azab Allah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian Allah swt dalam ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah swt menundukkan diri kepada Allah swt pada hari kiamat sebagai tanda penyesalan.
Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:

Dan (alangkah ngerinya), jika kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin." (as-Sajdah/32: 12)

Orang-orang musyrik pada akhirnya meyakini kesesatannya dan menyesali diri. Segala sembahan mereka selama ini seakan lenyap tanpa bekas. Padahal dulunya, mereka menganggap bahwa sembahan-sembahan itu merupakan sekutu Tuhan yang dapat memberi pertolongan kepada mereka.
Sebelum menyatakan ketundukan mereka kepada Allah swt, orang-orang musyrik pertama kali memungkiri bahwa mereka telah mempersekutukan-Nya, seperti diterangkan Allah swt:

(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta. (al-Mujadalah/58: 18)

Pada hari kiamat, orang-orang musyrik pertama kali mungkir kemudian tunduk kepada Allah swt. Mungkir itu disebabkan ketebalan karat-karat kemusyrikan yang menutup jiwa mereka sehingga mereka jauh dari cahaya iman. Fitrah insaniah yang cenderung kepada pengakuan akan keesaan Tuhan menjadi tertutup oleh kegelapan tabir syirik sehingga cahaya fitrah insaniah itu tak berdaya menembusnya. Tetapi kemudian setelah melalui perkembangan dan waktu yang lama, karat-karat yang menutupi jiwa manusia itu semakin menipis, sedangkan sinar fitrah insaniah yang terus hidup berusaha menembus dinding-dinding itu, sehingga akhirnya kembali mengakui keesaan Allah dan menyerah tunduk kepada-Nya.
Demikianlah perkembangan jiwa orang-orang musyrik, dari ingkar kepada keesaan Tuhan kemudian menjadi pengakuan akan keesaan-Nya. Namun demikian, pengakuan ini terlambat sehingga tidak bermanfaat lagi bagi mereka.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu) artinya mereka tunduk terhadap keputusan Allah (dan hilanglah) lenyaplah (dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan) yang menyatakan bahwa sekutu-sekutu mereka itu dapat memberikan syafaat bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan mereka menyatakan ketundakannya kepada Allah pada hari itu.

Qatadah dan Ikrimah mengatakan bahwa mereka (sembahan-sembahan itu) menyatakan ketundukan dan penyerahan dirinya kepada Allah pada hari itu. Dengan kata lain, mereka semua tunduk kepada Allah, dan tiada seorang pun melainkan tunduk patuh kepada-Nya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajam­nya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada kami. (Maryam:38)

Artinya, pada hari itu pendengaran mereka sangat terang dan penglihatan mereka sangat tajam.

Dan Allah Swt. telah berfirman:

Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kalian melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar." (As Sajdah:12), hingga akhir ayat.

Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). (Thaahaa:111)

Yakni tunduk, merasa hina, diam serta berserah diri.

Firman Allah Swt.:

Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.

Maksudnya, surut dan lenyaplah semua sembahan yang mereka ada-adakan terhadap Allah. Maka tiada yang dapat menolong mereka, tiada yang dapat membantu mereka, dan tiada yang dapat melindungi mereka. Kemudian dalam firman selanjutnya Allah Swt. berfirman:

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Kami tambahkan kepada mereka siksaan. (An Nahl:88), hingga akhir ayat.

Yakni azab atas kekafiran mereka dan azab karena menghalangi manusia dari mengikuti perkara yang hak, sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya. (Al-An'am : 26)

Mereka mencegah manusia dari mengikuti perkara yang hak, dan mereka sendiri menjauh dari perkara yang hak.

dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadari. (Al An'am:26)

Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir itu berbeda-beda dalam menerima azabnya. Sebagaimana orang-orang mukmin, berbeda-beda tingkatannya di dalam surga, begitu pula derajat (kedudukan)nya. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:

Allah berfirman, ''Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tidak mengetahui." (Al A'raf:38)

Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Suraij ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy. dari Abdullah ibnu Murrah, dari Masruq, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan. (An Nahl:88) Mereka diberi siksaan tambahan, yaitu dengan kalajengking yang taring-taringnya sebesar pohon kurma yang tinggi.

Telah menceritakan pula kepada kami Suraij ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Al-Hasan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan. (An Nahl:88) Bahwa siksaan tambahan itu diadakan di lima buah sungai yang terletak di bawah 'Arasy, pada sebagiannya mereka disiksa di malam hari, dan pada sebagian yang lainnya mereka disiksa di siang hari.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Pada saat itu orang-orang musyrik menyerah dan tunduk pada keputusan Allah. Lenyaplah sudah anggapan yang mereka buat selama ini bahwa tuhan-tuhan itu dapat memberi syafaat dan mampu menyelamatkan mereka dari siksa.