Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 91

Al-Hijr Ayat ke-91 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

الَّذِيْنَ جَعَلُوا الْقُرْاٰنَ عِضِيْنَ ( الحجر : ٩١)

alladhīna
ٱلَّذِينَ
Those who
orang-orang yang
jaʿalū
جَعَلُوا۟
have made
(mereka) menjadikan
l-qur'āna
ٱلْقُرْءَانَ
the Quran
Al Quran
ʿiḍīna
عِضِينَ
(in) parts
terbagi-bagi

Transliterasi Latin:

Allażīna ja'alul-qur`āna 'iḍīn (QS. 15:91)

English Sahih:

Who have made the Quran into portions. (QS. [15]Al-Hijr verse 91)

Arti / Terjemahan:

(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al Quran itu terbagi-bagi. (QS. Al-Hijr ayat 91)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Memperingatkan kaum kafir Mekah tentang datangnya azab akibat penolakan mereka terhadap dakwah Nabi Muhammad, Allah berfirman, "Sebagaimana Kami telah memberi kamu peringatan, sesungguhnya Kami telah menurunkan azab kepada orang yang memilah-milah Kitab Allah dan menyifatinya dengan berbagai macam sifat yang batil, yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi ke dalam berbagai macam penamaan, seperti sihir, syair, tenung, atau lainnya, dan dengan berbagai sikap; sebagiannya mereka benarkan dan sebagian yang lain mereka ingkari.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa sebagaimana Allah telah meng-anugerahkan as-sab'ul-matsani kepada umat Nabi Muhammad, Dia juga telah menganugerahkan yang serupa itu kepada umat-umat sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi yang telah diutus kepada mereka. Seperti halnya sikap dan tindakan umat yang terdahulu terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, demikian pula sikap orang-orang musyrik di Mekah yang telah menamakan Al-Qur'an dengan nama yang bermacam-macam, seperti syair, sihir, dongeng-dongeng orang purbakala, buatan Muhammad, dan sebagainya.
Para mufasir berbeda pendapat tentang yang dimaksud dengan perkataan "al-muqtasimin" (orang yang membagi-bagi).
Pendapat pertama mengartikan al-muqtasimin dengan orang-orang kafir yang telah bersumpah bahwa Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati. Perkataan ini sesuai dengan firman Allah swt:

Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati." Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (an-Nahl/16: 38)

Dan firman Allah swt:

Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah? (al-A'raf/7: 49)

Pendapat kedua mengartikan al-muqtasimin dengan "orang-orang yang membagi-bagi" kitab Allah, yaitu mengurangi, menukar, dan menambah isi kitab Allah yang telah diturunkan kepada para rasul-Nya. Dasar pendapat mereka ialah firman Allah swt:

¦Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)?... (al-Baqarah/2: 85)

Dan firman Allah swt:

(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya¦ (an-Nisa'/4: 46)

Pendapat ketiga mengartikan al-muqtasimin dengan "orang-orang yang membagi-bagi". Maksudnya ialah mereka menamakan Al-Qur'an sesuai dengan nama yang mereka ingini, sehingga orang tidak mempercayai sebagai kitab yang diturunkan Allah. Alasan mereka ialah firman Allah swt:

Bahkan mereka mengatakan, "(Al-Qur'an itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair. (al-Anbiya/21: 5)
Firman Allah swt:

Lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). (al-Muddatstsir/74: 24)

Setiap pendapat di atas mempunyai dalil-dalil yang kuat, tetapi yang lebih tepat dan sesuai dengan ayat-ayat ini ialah pendapat ketiga, apalagi jika dihubungkan dengan ayat-ayat selanjutnya, yaitu firman Allah yang artinya: "Yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi".
Al-Maragi, menukil pendapat Ibnu Abbas, mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan pula Al-Qur'an itu terbagi-bagi, ada bagian yang mereka percayai, dan ada pula bagian yang mereka ingkari.
Hasan al-Basri berpendapat bahwa orang-orang musyrik Mekah telah membagi-bagi jalan yang akan dilalui manusia, kemudian mereka berdiri di jalan yang akan dilalui manusia dan menakut-nakuti orang-orang yang akan menempuh jalan yang telah dibentangkan oleh Nabi saw.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Yaitu orang-orang yang telah menjadikan kitab bacaan) yaitu kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka (terbagi-bagi) menjadi beberapa bagian; mereka beriman terhadap sebagiannya dan ingkar terhadap sebagian yang lainnya. Menurut pendapat orang lain dikatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang menguasai jalan-jalan yang menuju ke Mekah dengan maksud untuk menghalang-halangi manusia masuk Islam. Sebagian dari mereka mengatakan tentang Alquran, bahwa Alquran itu adalah sihir; sebagian lainnya mengatakan, Alquran adalah peramal; sedangkan sebagian yang lainnya lagi mengatakan, bahwa Alquran adalah syair.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi.

Yakni mereka menjadikan Kitab yang diturunkan kepada mereka terbagi-bagi. Dengan kata lain, mereka percaya kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian lainnya.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

...mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi.
Mereka adalah ahli kitab, mereka membagi-bagi kitabnya menjadi beberapa bagian, lalu mereka percaya kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian lainnya.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

...mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi.
Bahwa mereka adalah ahli kitab, mereka membagi-baginya menjadi beberapa bagian lalu mereka beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian yang lainnya.

Telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah). (Al Hijr:90) Bahwa mereka beriman kepada sebagiannya dan kafir kepada sebagian yang lainnya, mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

...mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi.
Bahwa yang dimaksud dengan 'idin ialah sihir.

Ikrimah mengatakan, al-'idah artinya sihir, menurut dialek orang-orang Quraisy, mereka mengatakan al-adihah kepada wanita penyihir.

Mujahid mengatakan, 'idwahun a'ddun menurut mereka artinya sihir. Mereka mengatakan pula tukang tenung, juga mengatakannya dongengan-dongengan orang-orang dahulu.

Ata mengatakan bahwa sebagian dari mereka mengatakan sihir, ada yang mengatakannya gila, ada pula yang mengatakannya tukang tenung, yang demikian itulah makna lafaz 'idin. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ad-Dahhak dan lain-lainnya.

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Al-Walid ibnul Mugirah menghimpun sejumlah orang dari kalangan kabilah Quraisy, dia adalah orang yang terhormat di kalangan mereka, saat itu telah datang musim haji. Lalu Al-Walid ibnul Mugirah berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya musim haji tahun ini telah tiba, dan sesungguhnya para delegasi dari kalangan orang-orang Arab semuanya akan datang bertamu kepada kalian, mereka telah mendengar perihal urusan teman kalian ini (yakni Nabi Muhammad Saw.). Maka bersepakatlah kalian dalam suatu pendapat sehubungan dengannya, dan janganlah kalian bertentangan, sehingga sebagian dari kalian mendustakan dengan sebagian yang lainnya, dan pendapat sebagian dari kalian bertentangan dengan pendapat sebagian yang lainnya." Lalu mereka berkata, "Dan engkau, hai Abdu Syams (nama julukan Al-Walid ibnul Mugirah), kemukakanlah pendapatmu yang nanti akan kami jadikan sebagai pegangan." Al-Walid balik bertanya, "Tidak, tetapi kalianlah yang mengatakannya, nanti saya akan menurutinya." Mereka berkata, "Kami katakan dia adalah tukang tenung." Al-Walid menjawab, "Dia bukanlah tukang tenung." Mereka berkata, "Dia gila." Al-Walid berkata, "Dia tidak gila." Mereka berkata, "Dia seorang penyair." Al-Walid berkata, "Dia bukan penyair." Mereka berkata, "Dia seorang penyihir." Al-Walid berkata, "Dia bukan penyihir." Mereka berkata, "Lalu apakah yang harus kami katakan?" Al-Walid berkata, "Demi Allah, sesungguhnya ucapan Muhammad benar-benar manis. Tidak sekali-kali kalian mengatakan sesuatu darinya melainkan pasti diketahui bahwa perkataanmu itu batil. Dan sesungguhnya pendapat yang paling dekat untuk kalian katakan sehubungan dengannya ialah dia adalah seorang penyihir." Akhirnya mereka berpisah dengan kesepakatan yang bulat akan hal tersebut dalam bersikap terhadap Nabi Saw. Lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya sehubungan dengan mereka: (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al Hijr:91-93) Yang dimaksud dengan mereka ialah orang-orang yang mengatakan hal itu kepada Rasulullah Saw.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Yang telah menjadikan al-Qur'ân terpecah menjadi bagian-bagian yang terpisah, padahal ia adalah satu kesatuan yang kemukjizatan dan kebenarannya tidak bisa dipecah-pecah."