Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 63

Al-Hijr Ayat ke-63 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالُوْا بَلْ جِئْنٰكَ بِمَا كَانُوْا فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ ( الحجر : ٦٣)

qālū
قَالُوا۟
They said
mereka berkata
bal
بَلْ
"Nay
bahkan/sebenarnya
ji'nāka
جِئْنَٰكَ
we have come to you
kami datang kepadamu
bimā
بِمَا
with what
dengan apa
kānū
كَانُوا۟
they were
adalah mereka
fīhi
فِيهِ
in it
didalamnya/padanya
yamtarūna
يَمْتَرُونَ
disputing
mereka adakan/dustakan

Transliterasi Latin:

Qālụ bal ji`nāka bimā kānụ fīhi yamtarụn (QS. 15:63)

English Sahih:

They said, "But we have come to you with that about which they were disputing, (QS. [15]Al-Hijr verse 63)

Arti / Terjemahan:

Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (QS. Al-Hijr ayat 63)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Menerangkan maksud kedatangan mereka, para utusan itu menjawab, "Sebenarnya Kami ini datang kepadamu tidak untuk berbuat jahat kepadamu, wahai Nabi Lut. Kami datang kemari tidak lain untuk membawa kabar buruk berupa azab pedih yang akan Allah timpakan kepada kaummu yang durhaka. Itulah azab yang selama ini selalu mereka dustakan ketika engkau menyampaikan dakwahmu kepada mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Para malaikat menerangkan maksud kedatangan mereka kepada Lut a.s. Mereka datang untuk menyampaikan kabar buruk yaitu azab yang akan ditimpakan kepada kaumnya yang telah mengingkari dan men-dustakannya.
Dalam ayat ini disebutkan jawaban para malaikat, "Sesungguhnya kami datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan." Bahkan dengan perkataan, "Kami datang untuk mengazab mereka." Maksud jawaban para malaikat dengan perkataan yang demikian itu ialah untuk menyatakan kebenaran ancaman yang biasa disampaikan Lut kepada kaumnya selama ini. Nabi Lut a.s. selalu memperingatkan kaumnya agar mengikuti dan memeluk agama yang telah disampaikannya serta mengakui kerasulannya. Jika mereka tetap ingkar, mereka akan ditimpa azab Allah. Seruan dan pernyataan Lut ini mereka sambut dengan ejekan. Mereka tidak mempercayai keesaan dan kekuasaan Allah yang dapat mengazab orang-orang yang ingkar. Bahkan mereka menantang Lut agar segera menurunkan azab yang dijanjikan itu.
Kemudian para malaikat menegaskan kepada Lut bahwa maksud kedatangan mereka ialah untuk melaksanakan tugas yang telah dibebankan Allah swt kepada mereka untuk menyampaikan azab kepada kaumnya. Tugas ini pasti terlaksana dan segala yang mereka ucapkan itu adalah benar, karena mereka sendiri adalah para malaikat yang tidak pernah menyalahi perintah Allah.
Setelah itu, para malaikat memberikan perintah kepada Lut a.s. tentang cara-cara yang harus dilaksanakannya beserta pengikut-pengikutnya untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang akan datang. Lut beserta keluarga dan kaumnya yang telah beriman diperintahkan untuk segera meninggalkan negeri itu pada akhir malam. Lut a.s. diminta berjalan di belakang pengikut-pengikutnya, agar dia dapat mengatur dan mempertahankan diri dari serangan kaumnya yang mengejar dari belakang. Ini juga bertujuan agar Lut a.s. dapat mendorong para pengikutnya berjalan secepatnya, karena azab yang akan ditimpakan hampir datang, dan ia dapat memperhatikan kaumnya yang tidak mau meneruskan perjalanan. Selanjutnya para malaikat memerintahkan agar tidak seorang pun dari pengikut Lut yang menoleh ke belakang pada waktu mendengar halilintar yang menghancurkan. Dengan demikian, mereka tidak dapat melihat peristiwa yang mengerikan yang dapat merusak dan menggoncangkan jiwa mereka, sehingga mereka selamat dan iman mereka bertambah kuat sampai ke tempat yang aman yang sedang dituju itu.
Pada ayat ini, disebutkan agar Lut berangkat beserta keluarga dan kaumnya yang setia. Kemudian para malaikat menguatkan perintah dan larangannya dengan mengatakan, "Teruskanlah perjalananmu ke tempat yang telah diperintahkan kepadamu." Menurut suatu riwayat yang dimaksud dengan tempat yang diperintahkan dalam ayat ini ialah negeri Syam (Syria).
Pada Surah Hud, kisah Lut dikisahkan menurut urutan peristiwa yang pernah terjadi, sedang pada surah ini dikisahkan secara melompat-lompat, tidak menurut urutan kejadian yang sebenarnya. Perbedaan cara dalam mengutarakan kisah ini adalah karena tujuan Allah menyampaikan kisah ini pada kedua surah tersebut juga berbeda. Jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka tujuan mengutarakan kisah Lut dalam Surah Hud ialah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad saw beserta sahabat-sahabatnya, dalam menyampaikan agama Allah dan menyatakan keesaan dan kekuasaan Allah swt yang wajib disembah. Rasul-rasul yang diutus Allah sejak dahulu selalu mendapat tantangan dan ancaman dari kaumnya, tetapi mereka tetap tabah dan sabar melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepada mereka. Sedang tujuan kisah Lut dengan kaumnya pada Surah Al-hijr ini adalah untuk menjelaskan kepada orang-orang yang beriman akan rahmat dan nikmat Allah yang telah mereka terima. Juga nikmat yang telah diterima oleh orang-orang yang beriman dahulu kala kepada rasul-rasul yang diutus Allah kepada mereka. Di antaranya adalah nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. berupa putra-putra yang selalu diidam-idamkannya, dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Lut beserta pengikutnya. Juga untuk menerangkan azab Allah yang telah ditimpakan kepada orang-orang kafir dan ingkar kepada dakwah rasul yang diutus kepada mereka.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Para utusan menjawab, "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa apa yang mereka) yakni kaummu (mendustakannya.") mereka meragukan tentangnya; subjek yang dimaksud adalah azab.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Tafsir ayat ini hanya diterangkan secara ringkas pada ayat 61.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Para malaikat berkata, "Jangan takut kepada kami. Kami tidak datang membawa apa yang kamu khawatirkan. Kami datang dengan berita gembira, yaitu turunnya azab kepada kaummu yang telah mendustakanmu dengan meragukan atau mengingkari kebenaran datangnya azab itu.