Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 41

Al-Hijr Ayat ke-41 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ ( الحجر : ٤١)

qāla
قَالَ
He said
(Allah) berfirman
hādhā
هَٰذَا
"This
ini
ṣirāṭun
صِرَٰطٌ
(is) the way
jalan
ʿalayya
عَلَىَّ
to Me
atasKu/kepadaKu
mus'taqīmun
مُسْتَقِيمٌ
straight
yang lurus

Transliterasi Latin:

Qāla hāżā ṣirāṭun 'alayya mustaqīm (QS. 15:41)

English Sahih:

[Allah] said, "This is a path [of return] to Me [that is] straight. (QS. [15]Al-Hijr verse 41)

Arti / Terjemahan:

Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). (QS. Al-Hijr ayat 41)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Pernyataan Iblis itu dijawab oleh Allah dengan berfirman, "Ini, yakni apa yang engkau katakan, baik yang engkau kecualikan maupun yang tidak, adalah jalan yang lurus, yang merupakan jalan kebenaran dan mengarah ke-pada-Ku, yakni sesuatu ketentuan yang telah ditentukan dengan ketetapan dan kebijaksanaan-Ku."

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah swt mengecam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu tidak semuanya benar karena ia tidak dapat memperdaya hamba-hamba-Nya yang saleh. Ini dikatakan Allah sebagai jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah swt menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah yang ikhlas beriman tidak seorang pun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi taufik untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menghentikan semua larangan-Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang lain:

Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)

Firman Allah swt:

Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (an-Nahl/16: 99-100)
Kemudian Allah swt mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah swt menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang dosa dan hukumannya sesuai dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, pertama Jahannam; kedua Ladha; ketiga Huthamah; keempat: Sair; kelima Saqar; keenam Jahim; dan ketujuh Hawiyah. Masing-masing tingkat ditempati sesuai dengan kadar dosa mereka.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang menonjol, yaitu pertama, mempunyai sifat yang suka mengikuti hawa nafsu dan terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala macam kenikmatan hidup yang memesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Kedua, manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan rasul, jiwanya bersih dan mulia, hubungannya dengan Allah sangat dekat, dan suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah swt.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Berfirmanlah Allah) swt. ("Inilah jalan yang lurus; kewajiban Akulah memeliharanya")

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman dengan nada mengancam:

Allah berfirman, "Inilah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)."

Dengan kata lain, kembali kalian semua adalah kepada-Ku, maka Aku akan membalas kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian. Jika amal kalian baik, maka balasannya baik, jika buruk, maka balasannya buruk pula. Sama halnya dengan firman-Nya:

sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (89:14)

Menurut pendapat lain, jalan yang benar kembalinya kepada Allah dan berujung kepada-Nya. Demikianlah menurut Mujahid Al-Hasan dan Qatadah, sama dengan firman-Nya:

Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An Nahl:9)

Qais ibnu Ubadah, Muhammad ibnu Sirin, dan Qatadah mengartikan ayat ini, yaitu firman-Nya: Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). (Al Hijr:41) Sama dengan firman-Nya:

Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuz) di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Az Zukhruf:4)

Yakni bernilai tinggi.

Akan tetapi, pendapat yang terkenal adalah yang pertama tadi.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Keikhlasan hamba-hamba-Mu dalam sikap beragama mereka itu adalah jalan yang lurus yang tidak dapat aku lawan. Aku tak mampu menyesatkan mereka."