Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 31
Al-Hijr Ayat ke-31 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰىٓ اَنْ يَّكُوْنَ مَعَ السّٰجِدِيْنَ ( الحجر : ٣١)
- illā
- إِلَّآ
- Except
- kecuali
- ib'līsa
- إِبْلِيسَ
- Iblis
- iblis
- abā
- أَبَىٰٓ
- He refused
- ia enggan
- an
- أَن
- to
- bahwa
- yakūna
- يَكُونَ
- be
- mereka adalah
- maʿa
- مَعَ
- with
- bersama-sama
- l-sājidīna
- ٱلسَّٰجِدِينَ
- those who prostrated
- orang-orang yang bersujud
Transliterasi Latin:
Illā iblīs, abā ay yakụna ma'as-sājidīn(QS. 15:31)
English Sahih:
Except Iblees; he refused to be with those who prostrated. (QS. [15]Al-Hijr verse 31)
Arti / Terjemahan:
Kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. (QS. Al-Hijr ayat 31)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
kecuali Iblis; ia enggan ikut bersujud bersama-sama para malaikat yang sujud itu.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah swt memerintahkan agar Nabi Muhammad saw mengingatkan umatnya, tatkala Allah mengatakan kepada para malaikat tentang maksud-Nya untuk menciptakan Adam. Dia akan menciptakan manusia dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam, dan jika Dia telah menyempurnakan bentuknya dengan sebaik-baiknya, akan ditiupkan ke dalamnya roh ciptaan-Nya serta akan memerintahkan malaikat dan Iblis sujud kepadanya sebagai penghormatan kepadanya.
Perintah Allah ini dilaksanakan oleh para malaikat dengan patuh dan khidmat, kecuali Iblis. Ia enggan bersujud kepada Adam, karena ia merasa dirinya lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Ia diciptakan dari api, sedang Adam diciptakan dari tanah.
Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa penciptaan Adam dan peristiwa pengingkaran Iblis terhadap perintah Allah serta ketaatan dan keikhlasan malaikat melaksanakan perintah itu menggambarkan watak dari ketiga macam makhluk Allah tersebut. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang selalu tunduk dan patuh kepada perintah Allah, tidak pernah mengingkarinya sedikit pun. Oleh karena itu, malaikat dijadikan Allah sebagai pengawal dan pengatur bumi dengan izin-Nya, dan diperintahkan tunduk kepada Adam beserta keturunannya.
Adapun manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Penggabungan kedua macam unsur ini menyebabkan manusia mempunyai potensi untuk mengambil manfaat dari bumi seluruhnya dengan pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Terbuka berbagai kemungkinan baginya untuk berbuat dan bekerja guna memenuhi dan melengkapi kebutuhan yang diperlukannya dengan menggali dan mengambilnya dari perbendaharaan Allah swt.
Dengan potensi diri dan ilmu pengetahuan, manusia dapat memanfaatkan air, udara, barang tambang, tumbuh-tumbuhan, binatang ternak, garis edar planet-planet, kekuatan listrik, kekuatan atom, dan sebagainya. Dengan demikian, tampaklah kelebihan manusia dari malaikat dan setan sebagai-mana yang dapat dipahami dari jawaban Allah kepada para malaikat waktu Adam a.s. akan diciptakan Allah. Allah swt berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (al-Baqarah/2: 30)
Di atas telah diterangkan keingkaran Iblis yang tidak mau mengikuti perintah Allah agar sujud kepada Adam. Diterangkan pula berbagai alasan yang dikemukakan Iblis sehubungan dengan keingkarannya itu. Sikap Iblis yang demikian menunjukkan kebodohan dan kefasikannya, karena:
1. Ia menentang perintah Tuhannya, sebagaimana yang dipahami dari jawabannya.
2. Ia mengemukakan alasan-alasan yang sangat lemah. Alasan-alasan itu menunjukkan kebodohannya sendiri.
3. Ia tidak mau mengikuti perintah Allah dengan mengatakan bahwa ia lebih baik dari Adam.
4. Alasan yang dikemukakan bahwa ia lebih baik dari Adam merupakan pendapatnya sendiri tanpa alasan yang dapat diterima oleh akal pikiran.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Kecuali iblis) dia adalah biangnya jin yang dahulu hidup di antara para malaikat (ia enggan) menolak untuk (ikut bersama-sama malaikat yang sujud itu.")
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Lihat tafsir ayat 28
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Tetapi Iblîs tidak mau bersujud dan merasa sombong. Ia tidak mau bersama-sama malaikat yang tunduk kepada perintah Allah.