Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 18
Al-Hijr Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ مُّبِيْنٌ ( الحجر : ١٨)
- illā
- إِلَّا
- Except
- melainkan
- mani
- مَنِ
- (one) who
- orang/siapa
- is'taraqa
- ٱسْتَرَقَ
- steals
- mencuri
- l-samʿa
- ٱلسَّمْعَ
- the hearing
- pendengaran
- fa-atbaʿahu
- فَأَتْبَعَهُۥ
- then follows him
- lalu mengikuti/mengejarnya
- shihābun
- شِهَابٌ
- a burning flame
- nyala api
- mubīnun
- مُّبِينٌ
- clear
- yang nyata
Transliterasi Latin:
Illā manistaraqas-sam'a fa atba'ahụ syihābum mubīn(QS. 15:18)
English Sahih:
Except one who steals a hearing and is pursued by a clear burning flame. (QS. [15]Al-Hijr verse 18)
Arti / Terjemahan:
Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang. (QS. Al-Hijr ayat 18)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
kecuali setan yang terus-menerus berupaya keras mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dikejar oleh semburan api yang terang."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt menjaga langit dan isinya dari setan yang terkutuk. Pada ayat yang lain Allah swt berfirman:
Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka. (as-shaffat/37: 7)
Sementara itu ada setan yang tidak mengindahkan larangan-larangan Allah. Ia mencari berita yang mungkin didengarnya dari para malaikat, maka setan-setan yang demikian itu diburu oleh semburan api yang membakar, sehingga ia lari dan tidak sempat mendengar pembicaraan para malaikat itu. Hal ini dijelaskan oleh firman Allah swt:
Mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. (as-shaffat/37: 8)
Dan firman Allah swt:
Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (al-Jinn/72: 8-9)
Seperti yang tersebut di atas bahwa ada beberapa ayat yang menerangkan berbagai usaha setan untuk mendengarkan pembicaraan para malaikat di langit, tetapi sebelum sempat ia mendengarkannya, ia dikejar dan dibakar oleh semburan api yang panas. Hal ini termasuk perkara yang gaib karena sukar diketahui dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia dan tidak dapat pula diketahui hakikatnya, serta bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan maksud ayat yang sebenarnya. Karena yang menerangkan hal ini adalah Al-Qur'an dan pikiran manusia belum sampai kepadanya, maka bagi kaum Muslimin wajib mengimaninya, dan percaya bahwa langit dan bumi serta alam semesta ini adalah milik Allah Yang Maha Pencipta. Allah swt menjaga dan mengatur semua milik-Nya itu. Bagaimana cara Dia mengatur dan menjaga, sangat sedikit pengetahuan manusia tentang hal itu. Demikian pula bagaimana setan mengintip pembicaraan para malaikat dan bagaimana bentuk semburan api itu memburu setan. Hanya Allahlah Yang Mengetahui.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Akan tetapi) tetapi (setan yang mencuri-curi berita yang dapat didengar) yang menyadapnya (maka ia pasti dikejar oleh semburan api yang terang) yakni bintang yang menyala terang dan dapat membakar atau menembus atau membuatnya cacat.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menyebutkan tentang langit yang diciptakan-Nya, yang sangat tinggi disertai dengan bintang-bintang yang menghiasinya, baik yang tetap maupun yang beredar. Hal tersebut dapat dijadikan tanda-tanda yang jelas menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang yang merenungkannya dan menggunakan akal pikirannya dalam menganalisis keajaiban-keajaiban alam yang sangat mengagumkan itu dan membuat terpesona orang yang memandangnya.
Karena itulah Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-buruj dalam ayat ini ialah bintang-bintang.
Menurut kami (penulis), makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang. (Al Furqaan:61), hingga akhir ayat.
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa al-buruj artinya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi matahari dan bulan.
Atiyyah Al-Aufi mengatakan bahwa al-buruj dalam ayat ini artinya gedung-gedung yang di dalamnya ada penjaganya. Dan dijadikanlah bintang-bintang meteor sebagai penjaganya dari gangguan setan-setan yang jahat, agar setan-setan tidak dapat mencuri dengar percakapan para malaikat yang ada di langit. Maka barang siapa di antara setan-setan membangkang dan berani berbuat mencuri dengar, maka dia akan dilempar oleh bintang yang menyala terang itu hingga membinasakannya. Akan tetapi, adakalanya setan telah menyampaikan pembicaraan yang telah didengarnya itu kepada setan yang ada di bawahnya sebelum ia dikenai oleh bintang yang menyala. Lalu setan yang menerimanya itu menyampaikannya kepada setan lainnya yang ada di bawahnya, kemudian ia menyampaikannya kepada kekasihnya, seperti yang disebutkan dengan jelas dalam hadis sahih.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Bukhari mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan. dari Amr, dari Ikrimah, dari Abu Hurairah yang menyampaikannya dari Nabi Saw., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Apabila Allah memutuskan urusan di langit, malaikat mengepakkan sayapnya karena tunduk patuh kepada firman-Nya. (yang bunyinya) seakan-akan seperti suara rantai (yang dijatuhkan) di atas batu yang licin (berbunyi gemerincing).
Ali dan lain-lainnya mengatakan bahwa seakan-akan suaranya seperti suara rantai yang jatuh di atas batu yang licin dan menembusnya karena wibawa dan pengaruh firman Allah kepada mereka. Manakala para malaikat terkejut dan takut, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?" Maka mereka berkata kepada malaikat yang bertanya, "Sesungguhnya apa yang difirmankan oleh-Nya adalah hak belaka. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."
Maka percakapan mereka didengar oleh setan yang mencuri dengar. Setan-setan yang mencuri dengar itu —menurut yang digambarkan dan diperagakan oleh sufyan dengan tangannya seraya membuka semua jari tangannya yang kanan dan menegakkannya serta menyusunnya yang satu di atas yang lainnya— satu sama lainnya saling mengusung. Adakalanya bintang yang membakar itu mengenai setan yang mencuri dengar percakapan para malaikat, sebelum setan menyampaikannya kepada teman yang ada di bawahnya. Adakalanya setan sempat menyampaikan hasil curi dengarnya itu kepada teman yang dibawahnya sebelum ia terkena oleh bintang yang membakar. Kemudian temannya itu meneruskannya sampai kepada setan yang ada di bumi.
Adakalanya Sufyan mengatakan, "Hingga sampai di bumi, lalu dilemparkan ke dalam mulut penyihir atau tukang tenung (tukang ramal), setan memasukkannya disertai dengan seratus kali dusta, maka tukang sihir itu percaya. Dan para tukang sihir dan tukang tenung itu mengatakan, 'Bukankah kita telah diberi tahu bahwa hari anu akan terjadi peristiwa anu dan anu, dan ternyata kami menjumpainya benar sesuai dengan berita yang dicuri dengar dari langit' "
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Siapa saja di antara kelompok setan yang mencoba mencuri-curi untuk mendengarkan percakapan yang terjadi di antara para penghuni bintang-gemintang, Kami akan mengejarnya dengan suatu benda langit yang jelas dan terang.