Al-Qur'an Surat Yunus Ayat 20
Yunus Ayat ke-20 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَيَقُوْلُوْنَ لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۚ فَقُلْ اِنَّمَا الْغَيْبُ لِلّٰهِ فَانْتَظِرُوْاۚ اِنِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُنْتَظِرِيْنَ ࣖ ( يونس : ٢٠)
- wayaqūlūna
- وَيَقُولُونَ
- And they say
- dan mereka berkata
- lawlā
- لَوْلَآ
- "Why not
- mengapa tidak
- unzila
- أُنزِلَ
- is sent down
- diturunkan
- ʿalayhi
- عَلَيْهِ
- to him
- atasnya/kepadanya
- āyatun
- ءَايَةٌ
- a Sign
- suatu keterangan
- min
- مِّن
- from
- dari
- rabbihi
- رَّبِّهِۦۖ
- his Lord?"
- Tuhannya
- faqul
- فَقُلْ
- So say
- maka katakanlah
- innamā
- إِنَّمَا
- "Only
- sesungguhnya hanyalah
- l-ghaybu
- ٱلْغَيْبُ
- the unseen
- yang gaib
- lillahi
- لِلَّهِ
- (is) for Allah
- kepunyaan Allah
- fa-intaẓirū
- فَٱنتَظِرُوٓا۟
- so wait;
- maka tunggulah olehmu
- innī
- إِنِّى
- indeed I am
- sesungguhnya aku
- maʿakum
- مَعَكُم
- with you
- bersama kamu
- mina
- مِّنَ
- among
- dari/termasuk
- l-muntaẓirīna
- ٱلْمُنتَظِرِينَ
- the ones who wait"
- orang-orang yang menunggu
Transliterasi Latin:
Wa yaqụlụna lau lā unzila 'alaihi āyatum mir rabbih, fa qul innamal-gaibu lillāhi fantaẓirụ, innī ma'akum minal-muntaẓirīn(QS. 10:20)
English Sahih:
And they say, "Why is a sign not sent down to him from his Lord?" So say, "The unseen is only for Allah [to administer], so wait; indeed, I am with you among those who wait." (QS. [10]Yunus verse 20)
Arti / Terjemahan:
Dan mereka berkata: "Mepada tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?" Maka katakanlah: "Sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang manunggu. (QS. Yunus ayat 20)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah dijelaskan perselisihan yang terjadi diantara umat manusia, lalu kembali dijelaskan tentang tuntutan orang musyrik agar Allah memberikan mu'jizat yang kasat mata kepada Nabi Muhammad. Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu bukti, yakni mukjizat dari Tuhannya, yakni mukjizat yang dapat diindra?" Padahal mu'jizat seperti yang mereka minta sesungguhnya telah diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad, tetapi umat para nabi tersebut tetap ingkar. Katakanlah, wahai Nabi Muhammad "Sungguh, segala yang gaib itu hanya milik Allah; sebab itu tunggu sajalah olehmu, apakah Allah akan mengabulkan permintaanmu atau tidak. Allah Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Ketahuilah, sesungguhnya aku juga menunggu bersama kamu, apa keputusan Allah untuk kita semua."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini dijelaskan sikap orang-orang musyrik kepada Nabi dengan mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad tanda-tanda kerasulannya yang berhubungan dengan alam ini, seperti yang pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti angin topan Nabi Nuh, membelah laut untuk Nabi Musa, dan sebagainya.
Permintaan dan keheranan mereka itu dilukiskan dalam ayat yang lain, sebagai berikut:
Dan mereka berkata, "Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia, atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan atau (mengapa tidak ada) kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?" Dan orang-orang zalim itu berkata, "Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir." (al-Furqan/25: 7-8)
Mereka juga meminta bukti-bukti kenabian yang lain, seperti kebun-kebun yang indah dimana sungai-sungai mengalir di sana, atau azab dengan menjatuhkan langit, atau rumah dari emas yang diberikan kepada Muhammad. Dalam ayat lain Allah berfirman:
Dan mereka berkata, "Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami. Atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu engkau alirkan di celah-celahnya sungai yang deras alirannya, Atau engkau jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana engkau katakan, atau (sebelum) engkau datangkan Allah dan para malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau engkau mempunyai sebuah rumah (terbuat) dari emas, atau engkau naik ke langit. Dan kami tidak akan mempercayai kenaikanmu itu sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab untuk kami baca." (al-Isra/17: 90-93)
Maka Allah mengajarkan Nabi Muhammad jawaban atas permintaan orang-orang musyrik itu sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti. (al-Isra/17: 59)
Setiap rasul yang diutus Allah diberi-Nya mukjizat untuk membuktikan dan menguatkan risalahnya, tetapi mukjizat yang diberikan itu berbeda-beda, disesuaikan dengan keadaan dan tempat umat yang akan menerima risalah itu. Khususnya Nabi Muhammad saw diberikan mukjizat berupa Al-Quran karena mukjizat itu sesuai dengan tingkat pengetahuan orang-orang Arab dan manusia yang hidup sesudahnya. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
Tidak ada seorang Nabi (yang diutus Allah), kecuali Dia memberinya mukjizat-mukjizat yang karenanyalah manusia beriman kepadanya. Yang diberikan kepadaku tak lain adalah wahyu yang telah diwahyukan Allah kepadaku. Maka aku mengharapkan agar akulah di antara mereka yang paling banyak pengikutnya di Hari Kiamat. (Riwayat al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memberi peringatan keras kepada orang-orang musyrik dengan mengatakan kepada mereka bahwa barang yang gaib itu di bawah kekuasan Allah, hanya Dialah yang memilikinya, termasuk di dalamnya mukjizat-mukjizat yang mereka minta itu. Jika Allah berkehendak menurunkannya kepada mereka, maka Dia sendirilah yang mengetahui waktu turunnya. Muhammad hanyalah seorang rasul, yang bertugas menyampaikan agama dan ketetapan Allah atas diri mereka, sebagaimana Muhammad pun termasuk orang-orang yang menunggu datangnya ketetapan itu.
Dalam ayat lain Allah berfirman :
Katakanlah (Muhammad), "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan. (al-Ahqaf/46: 9)
Apa yang dinantikan Muhammad saw dan apa pula yang mereka nantikan diterangkan Allah pada ayat 102 surah ini.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan mereka berkata,) yakni penduduk Mekah ("Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya) dimaksud kepada Nabi Muhammad saw. (suatu keterangan dari Rabbnya?") sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi lainnya, seperti mukjizat unta, mukjizat tongkat dan mukjizat tangan (Maka katakanlah,) kepada mereka ("Sesungguhnya yang gaib itu) hal-hal yang gaib dari mata hamba-hamba Allah (kepunyaan Allah) antara lain ialah mukjizat-mukjizat, maka mukjizat-mukjizat itu tidak ada yang dapat mendatangkannya melainkan hanya seizin Allah. Sesungguhnya tugasku hanyalah menyampaikan (sebab itu tunggu sajalah oleh kalian) datangnya azab jika kalian tidak mau beriman (sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.")
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Orang-orang kafir pendusta dan pengingkar itu mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad suatu mukjizat dari Tuhannya?" Mereka bermaksud seperti apa yang telah diberikan kepada kaum Samud —yaitu unta Nabi Saleh— atau Muhammad dapat mengubah Bukit Safa menjadi emas. atau menggeserkan dari mereka bukit-bukit Mekah dan menggantikannya dengan taman-taman dan sungai-sungai, atau hal lainnya yang semacam, yang Allah mampu melakukannya.
Akan tetapi, Allah Mahabijaksana dalam semua perbuatan dan ucapan-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al Furqaan:10-11)
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalang-halangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. (Al Israa':59). hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya sunnah-Ku (ketetapan-Ku) terhadap makhluk-Ku ialah apabila Aku berikan kepada mereka apa yang mereka minta itu, mendingan jika mereka beriman kepadanya, tetapi jika mereka tidak beriman kepadanya, niscaya Aku segerakan siksaan-Ku terhadap mereka."
Karena itulah ketika Rasulullah Saw. disuruh memilih antara memberikan kepada mereka apa yang mereka minta dengan syarat mereka harus beriman—jika tidak beriman, maka mereka akan diazab— dan antara menangguhkan mereka, maka Rasulullah Saw. memilih penangguhan bagi mereka. Itulah sikap Rasul Saw. kepada umatnya, beliau sangat penyantun terhadap mereka. Karena itulah Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Nabi-Nya dalam menjawab permintaan mereka melalui firman-Nya:
Katakanlah, "Sesungguhnya yang gaib itu kepunyaan Allah."
Dengan kata lain, semua perkara itu adalah kepunyaan Allah, Dia mengetahui akibat dari semua urusan.
...sebab itu tunggu (sajalah) oleh kalian, sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu
Maksudnya, jika kalian tidak mau beriman sebelum kalian menyaksikan apa yang kalian minta, maka tunggulah keputusan Allah tentang aku dan kalian. Padahal mereka telah menyaksikan sebagian dari mukjizat-mukjizat yang diperlihatkan oleh Nabi Saw. kepada mereka, bahkan hal itu jauh lebih besar daripada apa yang mereka minta. Yaitu ketika Nabi Saw. berada di hadapan mereka, lalu mengisyaratkan tangannya ke arah bulan di malam purnama, maka bulan itu terbelah menjadi dua, yang satu berada di belakang bukit, sedangkan yang lainnya berada di hadapan bukit. Hal ini lebih besar daripada semua mukjizat bumi yang pernah mereka minta dan yang tidak mereka minta. Seandainya Allah mengetahui bahwa mereka meminta hal tersebut dengan permintaan ingin mendapat hidayah dan bukti penguat, niscaya Dia mengabulkan permintaan mereka. Akan tetapi. Allah Swt. mengetahui bahwa mereka meminta hanya semata-mata terdorong oleh keingkaran mereka dan ingin menguji. Karena itulah Allah membiarkan mereka dalam keraguannya. Dan Allah mengetahui bahwa tidak ada seorang pun dari mereka yang mau beriman, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan. (Yunus:96-97), hingga akhir ayat.
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. (Al An'am:111), hingga akhir ayat.
Juga karena di dalam diri mereka yang tidak mau beriman terdapat kesombongan yang tinggi, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu (pintu-pintu) langit. (Al Hijr:14), hingga akhir ayat berikutnya.
Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur. (Ath Thuur:44), hingga akhir ayat.
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” (Al An'am:7)
Orang-orang seperti itu permintaan mereka tidak usah dijawab (diperkenankan) karena tidak ada gunanya. Permintaan mereka hanya berdasarkan pada keingkaran dan pembangkangannya, karena kedurhakaan dan kerusakan yang ada dalam diri mereka sudah terlalu parah. Sebab itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
...sebab itu tunggu (sajalah) oleh kalian, sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dan orang-orang musyrik itu berkata, "Mengapa tidak diturunkan mukjizat dari sisi Allah kepada Muhammad selain al-Qur'ân, yang dapat memuaskan kami akan kebenaran ajaran yang dibawanya?" Maka katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Sesungguhnya turunnya ayat adalah sesuatu yang bersifat gaib. Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib itu kecuali Allah. Apabila al-Qur'ân tidak dapat memuaskan kalian, maka tunggulah keputusan Allah antara aku dan kalian tentang apa yang kalian durhakai. Sesungguhnya bersama kalian, aku termasuk orang-orang yang menunggu."