Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Insyiqaq Ayat 23

Al-Insyiqaq Ayat ke-23 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا يُوْعُوْنَۖ ( الانشقاق : ٢٣)

wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
aʿlamu
أَعْلَمُ
(is) most knowing
lebih mengetahui
bimā
بِمَا
of what
terhadap apa
yūʿūna
يُوعُونَ
they keep within themselves
mereka kumpulkan/simpan

Transliterasi Latin:

Wallāhu a'lamu bimā yụ'ụn (QS. 84:23)

English Sahih:

And Allah is most knowing of what they keep within themselves. (QS. [84]Al-Inshiqaq verse 23)

Arti / Terjemahan:

Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka). (QS. Al-Insyiqaq ayat 23)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan mereka tetap ingkar, padahal Allah lebih mengetahui dengan pasti apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka. Allah akan membuka semua isi hati mereka kelak di hari kiamat.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan sebab mereka tidak mau mengakuinya, yaitu:
1.Mereka dengki kepada Nabi Muhammad atas kelebihan yang telah dikaruniakan Allah kepadanya.
2.Mereka takut kehilangan pengaruh dan kedudukan sebagai pemimpin bangsanya.
3.Mereka tidak mau mengganti kepercayaan yang telah dianut oleh nenek moyang mereka dengan kepercayaan yang lain. Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka. Oleh karena itu, Allah mengejek mereka dengan kata-kata, "Berilah kabar gembira kepada mereka dengan azab yang pedih di hari Kiamat nanti."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Padahal Allah mengetahui apa yang mereka kumpulkan) di dalam catatan amal perbuatan mereka; yaitu berupa kekafiran, kedustaan dan amal-amal buruk lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

{فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لَا يَسْجُدُونَ}

Mengapa mereka tidak mau beriman? Dan apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud. (Al-Insyiqaq: 20-21)

Yakni apakah yang menghalang-halangi mereka untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta hari kemudian, dan mengapa mereka apabila dibacakan kepada mereka Al-Qur'an yang merupakan ayat-ayat dan kalam Allah, lalu mereka tidak mau bersujud menghormati dan mengagungkan-Nya?

Firman Allah Swt.:

{بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُكَذِّبُونَ}

bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya). (Al-Insyiqaq: 22)

Yaitu sudah menjadi watak mereka mendustakan kebenaran, mengingkari dan menentangnya.

{وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ}

Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka). (Al-Insyiqaq: 23)

Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka.

{فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ}

Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih. (Al-Insyiqaq: 24)

Yakni maka beritakanlah kepada mereka, hai Muhammad, bahwa Allah Swt. telah menyediakan bagi mereka azab yang pedih.

Firman Allah Swt.:

{إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ}

Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Al-Insyiqaq: 25)

Ini merupakan isti'sna munqati, yakni tetapi orang-orang yang hatinya beriman. dan beramal saleh. (Al-Insyiqaq: 25) dengan seluruh anggota tubuhnya. bagi mereka pahala. (Al-Insyiqaq: 25) Yaitu di hari kemudian di akhirat.

{غَيْرُ مَمْنُونٍ}

yang tidak putus-putusnya. (Al-Insyiqaq: 25)

Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud ialah tidak dikurangi. Mujahid dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah tidak terhitung banyaknya. Kesimpulan dari kedua pendapat menunjuk-kan bahwa pahala yang diterima oleh mereka di negeri akhirat tidak putus-putusnya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

عَطاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. (Hud: 108)

As-Saddi mengatakan bahwa sebagian ulama mengatakan sehubungan dengan makna gairu mamnun ini, bahwa makna yang dimaksud ialah tidak dikurangi. Sebagian yang lain menyebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah pahala yang tidak dikaruniakan kepada mereka. Tetapi pendapat yang terakhir ini yang berasal dari sebagian ulama banyak disanggah oleh bukan hanya seorang dari kalangan ulama. Karena sesungguhnya Allah Swt. itu memberikan karunia-Nya kepada ahli surga dalam semua keadaan, saat, dan detik mereka. Dan sesungguhnya mereka dimasukkan ke dalam surga oleh Allah Swt. hanyalah semata-mata berkat karunia dan rahmat-Nya, bukan karena amal perbuatan yang telah mereka kerjakan. Maka Dia berhak memberikan karunia-Nya kepada mereka selama-lamanya. Dan segala puji hanyalah bagi Allah semata selama-lamanya. Karena itulah mereka (ahli surga) diberi ilham untuk bertasbih dan bertahmid kepada-Nya, sebagaimana mereka diberi ilham untuk bernapas. Dan akhir doa mereka ialah; "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Allah Mahatahu apa yang tersembunyi dalam hati mereka.