Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Takwir Ayat 4

At-Takwir Ayat ke-4 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْۖ ( التكوير : ٤)

wa-idhā
وَإِذَا
And when
dan apabila
l-ʿishāru
ٱلْعِشَارُ
the full-term she-camels
unta-unta bunting
ʿuṭṭilat
عُطِّلَتْ
(are) left untended;
dibiarkan/ditinggalkan

Transliterasi Latin:

Wa iżal-'isyāru 'uṭṭilat (QS. 81:4)

English Sahih:

And when full-term she-camels are neglected . (QS. [81]At-Takwir verse 4)

Arti / Terjemahan:

Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) (QS. At-Takwir ayat 4)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan apabila unta-unta yang bunting dan menjadi harta yang dibanggakan ditinggalkan begitu saja dan tidak lagi dipedulikan dan diurus oleh pemiliknya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan apabila unta-unta bunting yang termasuk benda paling dihargai oleh orang-orang Arab, ditinggalkan dan tidak dipedulikan oleh pemiliknya karena kedahsyatan hari Kiamat tersebut. Hal ini menggambarkan kedahsyatan hari Kiamat yang jika diperkirakan, jika ada seorang laki-laki mempunyai unta yang bunting tentu ditinggalkan karena terlalu sibuk memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan apabila unta-unta yang bunting) unta-unta yang sedang bunting (ditinggalkan) dibiarkan begitu saja tanpa penggembala atau tanpa diperah susunya, karena mereka disibukkan oleh peristiwa yang dahsyat, sehingga mereka lupa akan segala-galanya. Sesungguhnya unta yang sedang bunting itu merupakan harta yang paling berharga di kalangan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

{وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ}

dan apabila gunung-gunung dihancurkan. (At-Takwir: 3)

Yaitu lenyap dari tempatnya masing-masing dan meledak sehingga bumi bekas tempat berpijaknya menjadi rata dan datar.

Firman Allah Swt.:

{وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ}

dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan). (At-Takwir: 4)

Ikrimah dan Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, Mujahid mengatakan, unta-unta yang sangat berharga bagi pemiliknya itu diabaikan dan tidak dipedulikan lagi. Ubay ibnu Ka'b dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa para pemiliknya mengabaikannya. Ar-Rabi' ibnu Khaisam mengatakan bahwa unta-unta itu tidak diperah air susunya, melainkan dibiarkan dan diacuhkan oleh para pemiliknya. Ad-Dahhak mengatakan, unta-unta itu dibiarkan tanpa ada yang menggembala. Makna yang dimaksud dari semua pendapat di atas berdekatan.

Kesimpulannya ialah bahwa al-'isyar ialah unta-unta betina pilihan yang sedang hamil dalam masa sepuluh bulan; bentuk tunggalnya disebut 'usyara. Dan unta ini masih tetap disebut demikian sampai melahirkan anaknya.

Demikian itu karena manusia cukup disibukkan oleh urusannya sendiri hingga melupakannya dan tidak lagi memelihara dan memanfaatkannya lagi, padahal sebelumnya unta-unta tersebut merupakan harta mereka yang paling berharga. Hal ini tiada lain karena mereka sedang mengalami peristiwa yang dahsyat lagi sangat menakutkan, yaitu menghadapi kejadian-kejadian yang mengawali hari kiamat. Menurut pendapat lain. hal itu terjadi di hari kiamat sendiri; para pemilik unta-unta itu melihatnya, tetapi tiada jalan bagi mereka kepadanya. Menurut pendapat yang lainnya. al-'isyar artinya awan yang terhenti di antara langit dan bumi tidak dapat bergerak karena dunia sudah rusak. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud adalah tanah yang diukur dengan puluhan hasta, yakni tanah yang mahal harganya. Dan menurut pendapat yang lain, yang dimaksud ialah rumah-rumah yang dahulunya ramai dengan para penghuninya, kemudian hari itu menjadi kosong semuanya karena semua penghuninya telah pergi (mati). Semua pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abu Abdullah Al-Qurtubi di dalam kitabnya yang berjudul Al-Tazkirah. Kemudian dia menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, dan ia menisbatkannya kepada kebanyakan ulama. Menurut hemat penulis, memang tidak dikenal ada pendapat lain yang bersumber dari ulama Salaf dan para imam selain dari pendapat ini.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Bila makhluk yang mengandung kehilangan sesuatu yang dikandungnya.