Al-Qur'an Surat An-Naba' Ayat 6
An-Naba' Ayat ke-6 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ ( النبأ : ٦)
- alam
- أَلَمْ
- Have not
- tidaklah/bukanlah
- najʿali
- نَجْعَلِ
- We made
- Kami telah menjadikan
- l-arḍa
- ٱلْأَرْضَ
- the earth
- bumi
- mihādan
- مِهَٰدًا
- a resting place?
- hamparan
Transliterasi Latin:
A lam naj'alil-arḍa mihādā(QS. 78:6)
English Sahih:
Have We not made the earth a resting place? (QS. [78]An-Naba verse 6)
Arti / Terjemahan:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, (QS. An-Naba' ayat 6)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah menjawab kesangsian mereka tentang hari kiamat dengan memperlihatkan sembilan tanda kebesaran-Nya. Bukankah Kami telah menjadikan bumi dengan segala isinya sebagai hamparan yang memungkinkan manusia hidup di atasnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada?
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pertama, bukankah Allah telah menjadikan bumi sebagai hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan hewan ternak yang berguna bagi manusia. Sebetulnya bumi ini bundar seperti bola, tetapi karena begitu besarnya, maka permukaannya tampak datar seperti hamparan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan) yakni terhampar bagaikan permadani.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. berfirman, mengingkari orang-orang musyrik karena mereka saling bertanya tentang hari kiamat dengan rasa tidak percaya akan kejadiannya.
Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar. (An-Naba: 1-2)
Yakni apakah yang dipertanyakan mereka? Tentang hari kiamat, yaitu berita yang besar, yakni berita yang amat besar, amat mengerikan, lagi amat mengejutkan. Qatadah dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berita besar ini ialah kebangkitan sesudah mati. Mujahid mengatakannya Al-Qur'an, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama, karena dalam firman berikutnya disebutkan:
yang mereka perselisihkan tentang ini. (An-Naba: 3)
Manusia dalam hal ini ada dua macam, ada yang beriman kepadanya dan ada yang kafir. Kemudian Allah Swt. dalam firman berikutnya mengancam orang-orang yang ingkar dengan adanya hari kiamat.
Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (An-Naba: 4-5)
Ini merupakan peringatan yang tegas dan ancaman yang keras. Kemudian Allah menjelaskan tentang kekuasaan-Nya yang besar melalui ciptaan-Nya terhadap segala sesuatu yang besar lagi menakjubkan, yang semuanya itu menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, termasuk masalah hari berbangkit dan lain-lainnya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An-Naba: 6)
Maksudnya, telah dihamparkan-Nya dan dijadikan-Nya layak untuk dihuni oleh makhluk-Nya, lagi tetap, tenang, dan kokoh.
dan gunung-gunung sebagai pasak? (An-Naba: 7)
Dia menjadikan pada bumi pasak-pasak untuk menstabilkan dan mengokohkannya serta memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan orang-orang dan makhluk yang ada di atasnya. Kemudian Allah Swt. berfirman:
dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan. (An-Naba: 8)
Yaitu dari jenis laki-laki dan perempuan, masing-masing dapat bersenang-senang dengan lawan jenisnya, dan karenanya maka berkembanglah keturunan mereka. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah Swt:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. (Ar-Rum:21)
Adapun firman Allah Swt.:
dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat. (An-Naba: 9)
Yakni istirahat dari gerak agar tubuh kalian menjadi segar kembali setelah banyak melakukan aktiyitas dalam rangka mencari upaya penghidupan di sepanjang siang hari. Hal seperti ini telah diterangkan di dalam tafsir surat Al-Furqan.
dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba: 10)
yang menutupi semua manusia dengan kegelapannya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan malam apabila menutupinya. (Asy-Syams: 4)
Dan ucapan seorang penyair yang mengatakan dalam salah satu bait syairnya,
"Dan manakala malam mulai menggelarkan kain penutupnya, maka seluruh semesta menjadi gelap."
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba: 10) Maksudnya, ketenangan.
dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (An-Naba: 11)
Kami menjadikannya terang benderang agar manusia dapat melakukan aktiyitasnya untuk mencari upaya penghidupan dengan bekerja, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.
Firman Allah Swt:
dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh. (An-Naba: 12)
Yaitu tujuh lapis langit dengan segala keluasannya, ketinggiannya, kekokohannya, dan kerapiannya serta hiasannya yang dipenuhi dengan bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
dan Kami jadikan pelita yang amat terang. (An-Naba: 13)
Yakni matahari yang menerangi semesta alam, yang cahayanya menerangi seluruh penduduk bumi.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Bukankah mereka telah menyaksikan bukti-bukti kekuasaan Kami? Sesungguhnya Kami menjadikan bumi terhampar sehingga dapat didiami dan ditelusuri segala penjurunya.