Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 56

Al-Muddassir Ayat ke-56 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَمَا يَذْكُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗهُوَ اَهْلُ التَّقْوٰى وَاَهْلُ الْمَغْفِرَةِ ࣖ ( المدّثّر : ٥٦)

wamā
وَمَا
And not
dan tidak
yadhkurūna
يَذْكُرُونَ
will pay heed
mereka mengingat
illā
إِلَّآ
except
kecuali
an
أَن
that
bahwa
yashāa
يَشَآءَ
wills
menghendaki
l-lahu
ٱللَّهُۚ
Allah
Allah
huwa
هُوَ
He
Dia
ahlu
أَهْلُ
(is) worthy
berhak/patut
l-taqwā
ٱلتَّقْوَىٰ
to be feared
takwa/taat
wa-ahlu
وَأَهْلُ
and worthy
dan berhak/patut
l-maghfirati
ٱلْمَغْفِرَةِ
to forgive
ampunan

Transliterasi Latin:

Wa mā yażkurụna illā ay yasyā`allāh, huwa ahlut-taqwā wa ahlul-magfirah (QS. 74:56)

English Sahih:

And they will not remember except that Allah wills. He is worthy of fear and adequate for [granting] forgiveness. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 56)

Arti / Terjemahan:

Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun. (QS. Al-Muddassir ayat 56)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat sebelumnya dapat menimbulkan kesan bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak, maka ayat ini menegaskan bahwa, dan mereka tidak akan mengambil pelajaran dari Al-Qur’an kecuali jika Allah menghendakinya. Dialah Tuhan yang patut kita bertakwa kepada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan Dia juga yang berhak memberi ampunan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. 1-2. Akhir surah al-Muddasir menguraikan tentang Kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya. Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi. Aku bersumpah dengan kepastian hari Kiamat karena semuanya sudah jelas, dan Aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menegaskan bahwa mereka tidak akan mengambil pelajaran dari Al-Qur'an kecuali jika Allah menghendakinya. Hanya Dia yang berhak memberi ampunan.
Tegasnya tidak ada yang memperoleh peringatan dan pengajaran dari Al-Qur'an melainkan siapa yang dikehendaki Allah. Tidak seorang pun yang sanggup berbuat demikian kecuali berdasarkan kekuasaan yang diberikan Allah. Begitulah Allah berbuat sekehendak-Nya tanpa terhalang oleh siapa pun. Oleh karena itulah kepada Allah saja manusia patut bertakwa, hanya Dia saja yang harus ditakuti dan Dia saja yang harus ditaati. Dialah memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang beriman.
Dalam sebuah hadis disebutkan:
Bahwasanya Rasulullah saw, membaca ayat ini "huwa ahlut-takwa wa ahlul-magfirah" dan bersabda, "Tuhanmu berfirman, 'Sayalah yang paling patut ditakuti, maka janganlah dijadikan bersama-Ku Tuhan yang lain. Barang siapa yang takwa kepada-Ku dan sekali-kali ia tidak menjadikan bersama-Ku Tuhan yang lain, maka Aku-lah yang berhak untuk mengampuninya." (Riwayat Ahmad, ad-Darimi, at-Tirmizi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya) dapat dibaca Yadzkuruuna dan Tadzkuruuna (kecuali bila Allah menghendakinya. Dia adalah Tuhan Yang patut kita bertakwa kepada-Nya) Dia adalah yang harus ditakwai (dan berhak memberi ampun) seumpamanya Dia memberikan ampunan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi ampun. (Al-Muddatstsir: 56)

Artinya, Dia berhak untuk ditakuti dan berhak memberi ampun terhadap dosa orang yang bertobat kepada-Nya dan kembali ke jalan-Nya, menurut Qatadah.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Suhail saudara Hazm, telah menceritakan kepada kami Sabit Al-Bannani, dari Anas ibnu Malik r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi ampun. (Al-Muddatstsir: 56) Lalu beliau Saw. bersabda: Tuhan kalian telah berfirman, "Aku adalah Tuhan Yang berhak (kamu) bertakwa kepada-Nya, makajanganlah seseorang menjadikan Tuhan lain bersama-Ku. Maka barang siapa yang bertakwa kepada-Ku, hingga ia tidak menjadikan Tuhan lain bersama-Ku, maka dia adalah orang yang berhak mendapat ampunan (dari-Ku).

Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui Zaid ibnul Habbab, sedangkan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Al-Mu'afa ibnu Imran, keduanya dari Suhail ibnu Abdullah Al-Qat'i dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, Suhail orangnya kurang kuat.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Hudbah ibnu Khalid, dari Suhail dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Al-Bazzar, Al-Bagawi, dan lain-lainnya melalui hadis Suhail Al-Qat'i dengan sanad yang sama.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka tidak akan dapat menjadikannya sebagai pelajaran kecuali dengan kehendak Allah yang harus ditakuti dan berhak memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertakwa.