Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 24

Al-Muddassir Ayat ke-24 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَقَالَ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ يُّؤْثَرُۙ ( المدّثّر : ٢٤)

faqāla
فَقَالَ
Then he said
lalu dia berkata
in
إِنْ
"Not
tidaklah
hādhā
هَٰذَآ
(is) this
ini
illā
إِلَّا
but
kecuali
siḥ'run
سِحْرٌ
magic
sihir
yu'tharu
يُؤْثَرُ
imitated
diceritakan/dipelajari

Transliterasi Latin:

Fa qāla in hāżā illā siḥruy yu`ṡar (QS. 74:24)

English Sahih:

And said, "This is not but magic imitated [from others]. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 24)

Arti / Terjemahan:

Lalu dia berkata: "(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), (QS. Al-Muddassir ayat 24)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

dengan congkaknya lalu dia berkata, “Al-Qur’an ini hanyalah sihir yang dipelajari dari orang-orang dahulu.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menegaskan bahwa al-Walid lalu mengatakan bahwa Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Menurut dugaannya, Al-Qur'an adalah suatu ucapan yang disalin Muhammad dari orang lain yang lebih dahulu daripadanya, diterima dari orang yang bercerita kepadanya.
Al-Walid juga mengatakan bahwa Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah perkataan manusia. Maksudnya selain menuduh Al-Qur'an sebagai sihir yang bisa dipelajari, juga perkataan manusia biasa dan Muhammad mencurinya dari ucapan-ucapan orang lain. Secara ringkas, ia mengatakan bahwa Al-Qur'an bukan kalamullah seperti yang didakwahkan oleh Muhammad.
Andaikata tuduhan al-Walid itu benar, bahwa Al-Qur'an itu perkataan manusia biasa, tentu orang lain selain Muhammad saw sanggup pula menyusun seperti itu atau membuat tantangan yang lebih bagus lagi. Padahal di kalangan bangsa Arab banyak sekali terdapat tokoh-tokoh sastrawan yang lidahnya fasih bersyair dan berpidato. Di antara mereka, juga ada yang mendalam penguasaannya tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun demikian, tidak ada seorang pun yang sanggup menandingi ucapan yang keluar dari mulut Muhammad itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Lalu dia berkata) di dalam menanggapi apa yang didatangkan oleh Nabi saw. yakni Alquran ("Tiada lain) (Alquran ini hanyalah sihir yang dipelajari") maksudnya, yang diambil dari tukang-tukang sihir.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya). (Al-Muddatstsir: 18)

Yaitu sesungguhnya Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Yakni Kami mendekatkan azab yang berat kepadanya karena dahulu ia jauh dari iman, sebab dia telah memikirkan dan menetapkan. Dengan kata lain, dia menangguhkan pendapatnya tentang Al-Qur'an ketika ditanya mengenainya, dan ia memikirkan pendapat apa yang akan dibuat-buatnya terhadap Al-Qur'an, dan dia merekayasanya dengan merenungkannya terlebih dahulu.

maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan. (Al-Muddatstsir: 19-20)

Ini merupakan kutukan terhadapnya.

kemudian dia memikirkan. (Al-Muddatstsir: 21)

Maksudnya, kembali memikirkan dan merenungkannya.

sesudah itu dia bermasam muka. (Al-Muddatstsir: 22)

Yakni bermuka kecut dan menatapkan pandangannya.

dan merengut. (Al-Muddatstsir: 22)

Yaitu mukanya menjadi hitam dan menggambarkan rasa benci; termasuk ke dalam pengertian ini ucapan seorang penyair yang bernama Taubah ibnu Himyar:

Sesungguhnya sangat mencurigakan diriku sikapnya yang kulihat selalu menghambatku dan dia selalu berpaling dari keperluanku dengan muka yang merengut.

Firman Allah Swt:

kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. (Al-Muddatstsir: 23)

Yakni berpaling dari perkara hak dan mundur dengan rasa sombong, tidak mau tunduk kepada Al-Qur'an.

lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)." (Al-Muddatstsir: 24)

Artinya, ini merupakan sihir yang dinukil oleh Muhammad dari orang lain yang sebelumnya, lalu ia mempelajarinya

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Lalu ia menatapi wajah-wajah manusia. Ia pun mengerutkan wajahnya sehingga tampak semakin suram. Kemudian ia berpaling dari kebenaran dan merasa sombong untuk mengakui kebenaran. Ia pun berkata, "Ini tidak lain hanyalah suatu sihir yang didapatkannya dari orang-orang terdahulu.