Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Jinn Ayat 13

Al-Jinn Ayat ke-13 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَّاَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدٰىٓ اٰمَنَّا بِهٖۗ فَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِرَبِّهٖ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَّلَا رَهَقًاۖ ( الجن : ١٣)

wa-annā
وَأَنَّا
And that
dan bahwasannya kami
lammā
لَمَّا
when
tatkala
samiʿ'nā
سَمِعْنَا
we heard
kami mendengar
l-hudā
ٱلْهُدَىٰٓ
the Guidance
petunjuk
āmannā
ءَامَنَّا
we believed
kami beriman
bihi
بِهِۦۖ
in it
dengannya/kepadanya
faman
فَمَن
And whoever
maka barang siapa
yu'min
يُؤْمِنۢ
believes
ia beriman
birabbihi
بِرَبِّهِۦ
in his Lord
kepada Tuhannya
falā
فَلَا
then not
maka tidak
yakhāfu
يَخَافُ
he will fear
ia takut
bakhsan
بَخْسًا
any loss
pengurangan
walā
وَلَا
and not
dan tidak
rahaqan
رَهَقًا
any burden
kedurhakaan/penganiayaan

Transliterasi Latin:

Wa annā lammā sami'nal-hudā āmannā bih, fa may yu`mim birabbihī fa lā yakhāfu bakhsaw wa lā rahaqā (QS. 72:13)

English Sahih:

And when we heard the guidance [i.e., the Quran], we believed in it. And whoever believes in his Lord will not fear deprivation or burden. (QS. [72]Al-Jinn verse 13)

Arti / Terjemahan:

Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jinn ayat 13)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah berbicara tentang adanya siksa bagi yang durhaka, maka ayat ini berbicara tentang sekelompok jin yang beriman. "Dan sesungguhnya ketika kami mendengar petunjuk al-Qur’an, kami beriman kepada-Nya tanpa ragu dan tanpa berpikir panjang, karena petunjuk dalam al-Qur’an begitu jelas. Maka barang siapa beriman kepada Tuhan dan selalu memperbarui keimanannya, maka tidak perlu ia takut rugi karena berkurang amalnya atau berdosa."

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dijelaskan juga bahwa ketika jin-jin itu mendengar Al-Qur'an yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, mereka langsung beriman kepadanya serta mengakui bahwa Al-Qur'an itu dari Allah.
Menurut Qatadah, ayat ini memiliki pengertian bahwa barang siapa beriman kepada Allah dan membenarkan apa yang dibawa oleh para rasul, tidak ada kekhawatiran baginya tentang pengurangan pahala kebajikannya dan tidak ada pula dosa orang lain yang harus dipertanggungjawabkannya. Ia akan menerima pahala amal baik sepenuhnya tanpa pengurangan sedikit pun.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk) yakni Alquran (kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak usah takut) sesudah lafal yakhaafu diperkirakan adanya lafal huwa (akan kekurangan) pengurangan pahala kebaikannya (dan tidak pula takut akan dizalimi) diperlakukan secara zalim, yaitu dengan penambahan kesalahan dan dosanya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi, dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (dari-Nya) dengan lari. (Al-Jin: 12)

Yakni kami mengetahui bahwa kekuasaan Allah menguasai diri kami dan sesungguhnya kami tidak dapat menyelamatkan diri di bumi ini dari kekuasaan Allah, sekalipun kami lari dengan sekuat kami. Karena sesungguhnya Dia berkuasa atas kami, tiada seorang pun yang dapat menghalang-halangi-Nya dari kami.

Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. (Al-Jin: 13)

Mereka merasa bangga dengan keimanan mereka, dan memang hal ini merupakan kebanggaan dan penghormatan yang tinggi serta sifat baik yang dimiliki mereka. Mengenai ucapan mereka yang disebutkan oleh firman berikutnya:

Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 13)

Menurut Ibnu Abbas, Qatadah, dan selain keduanya, dia tidak akan merasa takut pahalanya dikurangi atau dibebankan kepadanya dosa orang lain. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:

maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. (Thaha: 112)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya ketika mendengar al-Qur'ân, kami langsung mempercayainya. Barangsiapa takut kepada Tuhannya, maka ia tidak akan takut kebaikannya dikurangi, serta tidak akan takut dizalimi dengan ditambah dosa-dosanya.