Skip to content

Al-Qur'an Surat Nuh Ayat 19

Nuh Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ بِسَاطًاۙ ( نوح : ١٩)

wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
jaʿala
جَعَلَ
made
menjadikan
lakumu
لَكُمُ
for you
bagi kalian
l-arḍa
ٱلْأَرْضَ
the earth
bumi
bisāṭan
بِسَاطًا
an expanse
hamparan

Transliterasi Latin:

Wallāhu ja'ala lakumul-arḍa bisāṭā (QS. 71:19)

English Sahih:

And Allah has made for you the earth an expanse (QS. [71]Nuh verse 19)

Arti / Terjemahan:

Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, (QS. Nuh ayat 19)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu dapat menetap di sana dengan nyaman,

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menegaskan lagi nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, yaitu Dia telah menciptakan bumi luas dan datar sehingga mereka dapat menjalankan kehidupan dengan mudah. Dengan datarnya permukaan bumi, manusia dapat membuat jalan sehingga mereka dapat menjelajahi bumi sampai ke tempat-tempat yang jauh letaknya.
Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa bumi telah dijadikan Allah relatif datar (plane), terlepas dari fakta bahwa di bumi banyak gunung yang dijadikan sebagai tiang pancang permukaan bumi, dan fakta bahwa 70% dari permukaan bumi berupa permukaan laut. Namun demikian, profil permukaan bumi relatif lebih rata dan mulus dibandingkan dengan planet atau benda-benda langit lainnya di alam semesta. Menurut para ahli, kondisi bumi termasuk permukaannya sangat sesuai dengan kondisi kehidupan dan kenyamanan manusia yang menghuninya. Allah dengan kerahmanan-Nya telah mengkondisikan permukaan bumi sehingga manusia menikmati kenyamanan kehidupan di dunia. Mengapa Allah menjadikan permukaan bumi datar (sebagai hamparan)? Sebabnya ialah supaya manusia dapat menjelajahi jalan-jalannya. Ini berarti bahwa Allah mengharapkan manusia agar mempelajari dan mengeksplorasi seluruh permukaan maupun kandungan perut bumi. Yang dimaksud dengan "menjalani jalan-jalan" ini ialah bukan hanya secara fisik menjelajahi permukaan bumi, tapi juga secara ilmiah. Untuk mencapai atau menghasilkan pengetahuan manusia perlu mengembara, menjelajahi seraya mengamati seluruh seluk beluk dan semua pelosok bumi, agar bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di permukaan bumi. Akumulasi pengetahuan manusia mengenai bumi disebut ilmu bumi, dan pada perkembangan lebih lanjut manusia perlu mempelajari ilmu bumi dan juga ilmu-ilmu kebumian serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan untuk dapat mengelola bumi ini.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan Allah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan) yakni dalam keadaan terhampar.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya. (Nuh: 17)

Nabatan adalah isim masdar, dan mendatangkannya di tempat ini merupakan ungkapan yang sangat indah.

kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah. (Nuli: 18)

Yakni apabila kalian mati.

dan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya. (Nuh: 18)

Maksudnya, di hari kiamat Dia akan mengembalikan kamu hidup kembali daripadanya, sebagaimana Dia menciptakan kamu pada yang pertama kali.

Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan. (Nuh: 19)

Allah telah menggelarkannya dan menjadikannya layak untuk dihuni, dan menetapkan serta mengokohkannya dengan gunung-gunung yang-besar lagi tinggi menjulang ke langit.

supaya kamu menempuh jalan-jalan yang luas di bumi itu. (Nuh: 20)

Yakni Allah telah menciptakan bumi untuk tempat menetap kalian, dan kalian dapat melakukan perjalanan padanya ke mana pun yang kalian kehendaki dari kawasan dan daerah-daerahnya. Semuanya itu termasuk di antara apa yang diingatkan oleh Nuh terhadap kaumnya, untuk menunjukkan kepada mereka kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya melalui penciptaan-Nya terhadap langit, bumi, dan semua nikmat yang dirasakan oleh mereka berupa berbagai manfaat, baik yang berasal dari langit maupun yang berasal dari bumi. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Memberi rezeki. Dia telah menjadikan langit sebagai atap dan bumi sebagai hamparan dan melimpahkan kepada makhluk-Nya rezeki-rezeki-Nya. Maka Dialah Tuhan Yang wajib disembah dan diesakan dan tidak boleh dipersekutukan dengan siapa pun. Karena sesungguhnya Allah itu tiada tandingan, tiada lawan, dan tiada yang sepadan dengan-Nya, tidak beranak, tidak mempunyai pembantu, tidak mempunyai penasihat, bahkan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Allah menjadikan bumi terhampar untuk kalian agar kalian dapat menelusuri jalan-jalan yang luas di bumi ini'."