Al-Qur'an Surat Nuh Ayat 10
Nuh Ayat ke-10 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ( نوح : ١٠)
- faqul'tu
- فَقُلْتُ
- Then I said
- maka aku katakan
- is'taghfirū
- ٱسْتَغْفِرُوا۟
- "Ask forgiveness
- mohonlah ampun
- rabbakum
- رَبَّكُمْ
- (from) your Lord
- Tuhan kalian
- innahu
- إِنَّهُۥ
- Indeed He
- sesungguhnya Dia
- kāna
- كَانَ
- is
- adalah dia
- ghaffāran
- غَفَّارًا
- Oft-Forgiving
- Maha Pengampun
Transliterasi Latin:
Fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā(QS. 71:10)
English Sahih:
And said, 'Ask forgiveness of your Lord. Indeed, He is ever a Perpetual Forgiver. (QS. [71]Nuh verse 10)
Arti / Terjemahan:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, (QS. Nuh ayat 10)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Itu semua telah kulakukan maka aku pun berkata kepada mereka, “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu atas segala dosa terutama dosa syirik. Sungguh, Dia Maha Pengampun bagi siapa saja yang tulus memohon ampunan-Nya."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Nuh menyeru kaumnya agar memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka menyembah berhala. Bila mereka memohon ampunan, maka Allah pasti akan mengabulkannya, karena Ia Maha Pengampun. Keimanan mereka akan menghapus dosa-dosa syirik yang telah mereka lakukan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka aku katakan, "Mohonlah ampun kepada Rabb kalian) dari kemusyrikan kalian (sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.")
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Adapun firman Allah Swt:
dan menutupkan bajunya (ke mukanya). (Nuh: 7)
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka menyembunyikan jati dirinya agar Nuh tidak mengenal mereka. Sa'id ibnu Jubair dan As-Saddi mengatakan bahwa mereka menutupi kepalanya agar tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Nuh.
dan mereka tetap (mengingkari). (Nuh: 7)
Yakni mereka terus-menerus dalam kemusyrikan dan kekafirannya yang berat lagi sangat parah.
dan menyombongkan diri dengan sangat. (Nuh: 7)
Mereka menolak, tidak mau mengikuti perkara yang hak dan tidak mau tunduk kepadanya.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. (Nuh: 8)
Maksudnya, dengan terang-terangan di kalangan mereka tanpa tedeng aling-aling.
kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka. (Nuh: 9)
Yaitu dengan pembicaraan yang jelas dan suara yang keras.
dan dengan diam-diam, (Nuh: 9)
antara aku dan mereka saja. Nuh dalam seruannya memakai cara yang beragam dengan maksud agar seruannya lebih berkesan pada mereka.
maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10)
Yakni kembalilah kamu ke jalan-Nya dan tinggalkanlah apa yang kamu biasa lakukan itu dan bertobatlah kamu kepadanya dari dekat. Karena sesungguhnya barang siapa yang bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya, sekalipun dosa-dosanya besar dalam kekafiran dan kemusyrikannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
maka aku berkata (kepada mereka),' Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (Nuh: 10-11)
Maksudnya, terus-menerus; karena itulah maka disunatkan membaca surat ini dalam salat istisqa (memohon hujan) mengingat maknanya sangat relevan dengannya.
Hal yang sama telah dilakukan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab r.a., bahwa dia menaiki mimbar untuk memanjatkan doa istisqa, maka tiada yang dibacanya selain dari istigfar dan membaca beberapa ayat dalam istigfarnya yang antara lain adalah ayat ini: maka aku berkata (kepada mereka),' 'Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu." (Nuh: 10-11)
Kemudian Umar berkata, "Sesungguhnya aku telah menunggu-nunggu datangnya hujan melalui bintang-bintang yang merupakan pertanda akan datangnya hujan." Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa datanglah awan secara beriringan, sebagian darinya berurutan dengan sebagian yang lainnya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Aku katakan kepada kaumku, 'Mintalah ampunan atas kemaksiatan dan kekafiran kalian kepada Tuhan. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun atas dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat. Dia akan mengirim kepada kalian hujan yang lebat, memberikan kalian harta dan anak yang merupakan hiasan dunia, kebun- kebun yang dapat kalian nikmati keindahan dan buah-buahannya serta sungai-sungai yang dapat kalian gunakan untuk mengairi tanaman dan memberi minum ternak.