Al-Qur'an Surat Al-Haqqah Ayat 27
Al-Haqqah Ayat ke-27 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
يٰلَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَۚ ( الحاۤقّة : ٢٧)
- yālaytahā
- يَٰلَيْتَهَا
- O! I wish it
- seandainya itu (kematian)
- kānati
- كَانَتِ
- had been
- adalah ia
- l-qāḍiyata
- ٱلْقَاضِيَةَ
- the end
- putusan/penyelesaian
Transliterasi Latin:
Yā laitahā kānatil-qāḍiyah(QS. 69:27)
English Sahih:
I wish it [i.e., my death] had been the decisive one. (QS. [69]Al-Haqqah verse 27)
Arti / Terjemahan:
Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (QS. Al-Haqqah ayat 27)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Wahai, kiranya kematian yang telah kualami di dunia itulah yang menyudahi segala sesuatu yaitu yang mengakhiri hidupku sehingga tidak perlu mengalami kehidupan seperti ini di akhirat.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini seakan-akan memberi pengertian bahwa orang kafir itu tidak mengetahui sedikit pun bahwa akan terjadi hari Kiamat, akan terjadi kehidupan setelah mati, yang waktu itu amal baik dibalas pahala yang berlipat ganda sedang perbuatan jahat dibalasi dengan siksa yang pedih. Oleh karena itu, mereka berkata, "Alangkah baiknya seandainya mati yang telah menimpa diriku di dunia dahulu, merupakan akhir seluruh kehidupanku, tidak dibangkitkan lagi seperti sekarang, sehingga aku tidak menemui penderitaan yang berat."
Tetapi sebenarnya orang kafir itu telah mengetahui dengan yakin selama mereka hidup di dunia akan adanya hari seperti ini. Memang demikianlah sifat-sifat orang kafir yang selalu mengingkari keyakinan mereka.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini." (al-A'raf/7: 172)
Mereka mengharapkan urusan mereka selesai semua dengan kematian, semata-mata karena takut disiksa, bukan karena tidak mengetahui bahwa akan ada hari Kiamat dan hari penghisaban.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Wahai kiranya kematian itulah) kematian di dunia (yang menyelesaikan segala sesuatu.) Yang memutuskan hidupku dan tidak akan dibangkitkan lagi.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
ini merupakan berita tentang keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka apabila seseorang dari mereka menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat. Maka pada hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan yang tiada taranya.
maka dia berkata, "Wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu." (Al-Haqqah: 25-27)
Ad-Dahhak mengatakan yakni kematian yang tiada kehidupan lagi sesudahnya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka'b, Ar-Rabi', dan As-Saddi.
Qatadah mengatakan bahwa orang kafir saat itu menginginkan kematian, padahal ketika di dunia tiada sesuatu pun yang lebih dibencinya selain kematian.
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku. (Al-Haqqah: 28-29)
Yakni harta dan kedudukanku tidak dapat membelaku dari azab Allah dan pembalasan-Nya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh diriku, tiadayang menolongku dan tidak ada orang yang melindungiku. Maka di saat itulah Allah Swt. berfirman:
Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 30-31)
Allah Swt. memerintahkan kepada Malaikat Zabaniyah (juru siksa) untuk memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan, lalu lehernya dibelenggu, kemudian diseret ke neraka Jahanam, lalu dimasukkan ke dalamnya, dan api neraka Jahanam menelannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, dari Amr ibnu Qais, dari Al-Minhal ibnu Amr yang mengatakan bahwa tatkala Allah Swt. berfirman, "Peganglah dia !" Maka berebutan untuk menanganinya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, masing-masing dari mereka melakukan hal yang sama, maka ia menjumpai tujuh puluh ribu malaikat itu di dalam neraka. Ibnu Abud Dunia mengatakan di dalam kitab Al-Ahw'ah bahwa orang kafir didatangi oleh empat ratus ribu malaikat, dan tiada sesuatu pun melainkan memukulinya, lalu si orang kafir itu berkata, "Aku tidak punya salah denganmu." Maka yang memukulinya berkata, "Sesungguhnya Tuhan murka terhadapmu, maka segala sesuatu murka pula terhadapmu."
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa tatkala Allah Swt. berfirman, "Peganglah dia dan belenggulah dia," maka berebutan untuk melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, untuk memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di leher si kafir itu.
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 31)
Maksudnya, lemparkanlah dia ke dalamnya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Aduhai kiranya kematian yang pernah kualami menjadi batas pemisah dalam urusanku sehingga aku tidak dibangkitkan kembali.