Al-Qur'an Surat Al-Haqqah Ayat 25
Al-Haqqah Ayat ke-25 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِشِمَالِهٖ ەۙ فَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُوْتَ كِتٰبِيَهْۚ ( الحاۤقّة : ٢٥)
- wa-ammā
- وَأَمَّا
- But as for
- dan adapun
- man
- مَنْ
- (him) who
- orang yang
- ūtiya
- أُوتِىَ
- is given
- diberikan
- kitābahu
- كِتَٰبَهُۥ
- his record
- kitabnya
- bishimālihi
- بِشِمَالِهِۦ
- in his left hand
- di tangan kirinya
- fayaqūlu
- فَيَقُولُ
- will say
- maka dia berkata
- yālaytanī
- يَٰلَيْتَنِى
- "O! I wish
- Alangkah baiknya
- lam
- لَمْ
- not
- tidak
- ūta
- أُوتَ
- I had been given
- diberikan aku
- kitābiyah
- كِتَٰبِيَهْ
- my record
- kitab
Transliterasi Latin:
Wa ammā man ụtiya kitābahụ bisyimālihī fa yaqụlu yā laitanī lam ụta kitābiyah(QS. 69:25)
English Sahih:
But as for he who is given his record in his left hand, he will say, "Oh, I wish I had not been given my record (QS. [69]Al-Haqqah verse 25)
Arti / Terjemahan:
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). (QS. Al-Haqqah ayat 25)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah uraian tentang balasan yang diterima oleh orang-orang yang taat kini giliran diuraikan keadaan orang-orang yang durhaka. Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata dengan penuh kesedihan dan penyesalan, “Alangkah baiknya jika kitab catatan amalku ini tidak diberikan kepadaku.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini diterangkan keadaan orang kafir di akhirat ketika menerima catatan amal perbuatan yang mereka kerjakan selama hidup di dunia. Kepada mereka disampaikan catatan amal perbuatannya dari sebelah kiri dan menerimanya dengan tangan kiri. Setelah membaca catatan itu, timbullah ketakutan dalam hatinya karena berdasarkan catatan itu, ia pasti dimasukkan ke dalam neraka. Ia berkata, "Alangkah jeleknya perbuatanku dan alangkah bahagianya aku seandainya amalku yang berisi seperti ini tidak diberikan kepadaku, aku tidak menyangka bahwa semua perbuatanku di dunia tercatat dalam kitab ini."
Orang kafir berada dalam ketakutan yang luar biasa ketika menerima catatan amalnya, seakan-akan telah ditimpa azab yang dahsyat. Padahal mereka belum ditimpa azab tersebut. Hal ini memberi pengertian bahwa azab rohani itu lebih berat dari azab jasmani.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, "Aduhai) wahai; lafal ya di sini menunjukkan makna tanbih (alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku.)
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
ini merupakan berita tentang keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka apabila seseorang dari mereka menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat. Maka pada hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan yang tiada taranya.
maka dia berkata, "Wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu." (Al-Haqqah: 25-27)
Ad-Dahhak mengatakan yakni kematian yang tiada kehidupan lagi sesudahnya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka'b, Ar-Rabi', dan As-Saddi.
Qatadah mengatakan bahwa orang kafir saat itu menginginkan kematian, padahal ketika di dunia tiada sesuatu pun yang lebih dibencinya selain kematian.
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku. (Al-Haqqah: 28-29)
Yakni harta dan kedudukanku tidak dapat membelaku dari azab Allah dan pembalasan-Nya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh diriku, tiadayang menolongku dan tidak ada orang yang melindungiku. Maka di saat itulah Allah Swt. berfirman:
Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 30-31)
Allah Swt. memerintahkan kepada Malaikat Zabaniyah (juru siksa) untuk memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan, lalu lehernya dibelenggu, kemudian diseret ke neraka Jahanam, lalu dimasukkan ke dalamnya, dan api neraka Jahanam menelannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, dari Amr ibnu Qais, dari Al-Minhal ibnu Amr yang mengatakan bahwa tatkala Allah Swt. berfirman, "Peganglah dia !" Maka berebutan untuk menanganinya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, masing-masing dari mereka melakukan hal yang sama, maka ia menjumpai tujuh puluh ribu malaikat itu di dalam neraka. Ibnu Abud Dunia mengatakan di dalam kitab Al-Ahw'ah bahwa orang kafir didatangi oleh empat ratus ribu malaikat, dan tiada sesuatu pun melainkan memukulinya, lalu si orang kafir itu berkata, "Aku tidak punya salah denganmu." Maka yang memukulinya berkata, "Sesungguhnya Tuhan murka terhadapmu, maka segala sesuatu murka pula terhadapmu."
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa tatkala Allah Swt. berfirman, "Peganglah dia dan belenggulah dia," maka berebutan untuk melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, untuk memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di leher si kafir itu.
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 31)
Maksudnya, lemparkanlah dia ke dalamnya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Sedangkan orang yang diberikan kitab dari sebelah kirinya, dengan penuh rasa penyesalan, berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku tidak diberi kitab dan tidak mengetahui perhitungan terhadap diriku!