Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 99
Al-An'am Ayat ke-99 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ( الانعام : ٩٩)
- wahuwa
- وَهُوَ
- And He
- dan Dia
- alladhī
- ٱلَّذِىٓ
- (is) the One Who
- yang
- anzala
- أَنزَلَ
- sends down
- menurunkan
- mina
- مِنَ
- from
- dari
- l-samāi
- ٱلسَّمَآءِ
- the sky
- langit
- māan
- مَآءً
- water
- air
- fa-akhrajnā
- فَأَخْرَجْنَا
- then We bring forth
- lalu Kami keluarkan
- bihi
- بِهِۦ
- with it
- dengannya (air itu)
- nabāta
- نَبَاتَ
- vegetation
- tumbuh-tumbuhan
- kulli
- كُلِّ
- (of) every
- segala
- shayin
- شَىْءٍ
- thing
- sesuatu/macam
- fa-akhrajnā
- فَأَخْرَجْنَا
- Then We bring forth
- maka/lalu Kami keluarkan
- min'hu
- مِنْهُ
- from it
- daripadanya
- khaḍiran
- خَضِرًا
- green plant
- menghijau
- nukh'riju
- نُّخْرِجُ
- We bring forth
- Kami keluarkan
- min'hu
- مِنْهُ
- from it
- daripadanya
- ḥabban
- حَبًّا
- grain -
- butir buah
- mutarākiban
- مُّتَرَاكِبًا
- thick clustered
- yang bersusun-susun
- wamina
- وَمِنَ
- And from
- dan dari
- l-nakhli
- ٱلنَّخْلِ
- the date-palm
- pohon kurma
- min
- مِن
- from
- dari
- ṭalʿihā
- طَلْعِهَا
- its spathe
- mayangnya
- qin'wānun
- قِنْوَانٌ
- clusters of dates
- tangkai-tangkai
- dāniyatun
- دَانِيَةٌ
- hanging low
- menjulai
- wajannātin
- وَجَنَّٰتٍ
- And gardens
- dan kebun-kebun
- min
- مِّنْ
- of
- dari
- aʿnābin
- أَعْنَابٍ
- grapes
- anggur
- wal-zaytūna
- وَٱلزَّيْتُونَ
- and the olives
- dan zaitun
- wal-rumāna
- وَٱلرُّمَّانَ
- and the pomegranates
- dan delima
- mush'tabihan
- مُشْتَبِهًا
- resembling
- yang serupa
- waghayra
- وَغَيْرَ
- and not
- dan tidak
- mutashābihin
- مُتَشَٰبِهٍۗ
- resembling
- serupa
- unẓurū
- ٱنظُرُوٓا۟
- Look
- perhatikanlah
- ilā
- إِلَىٰ
- at
- kepada
- thamarihi
- ثَمَرِهِۦٓ
- its fruit
- buahnya
- idhā
- إِذَآ
- when
- ketika
- athmara
- أَثْمَرَ
- it bears fruit
- berbuah
- wayanʿihi
- وَيَنْعِهِۦٓۚ
- and its ripening
- dan kematangannya
- inna
- إِنَّ
- Indeed
- sesungguhnya
- fī
- فِى
- in
- di/pada
- dhālikum
- ذَٰلِكُمْ
- that
- yang demikian
- laāyātin
- لَءَايَٰتٍ
- (are) signs
- sungguh ada tanda-tanda
- liqawmin
- لِّقَوْمٍ
- for a people
- bagi kaum/orang-orang
- yu'minūna
- يُؤْمِنُونَ
- (who) believe
- mereka beriman
Transliterasi Latin:
Wa huwallażī anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai`in fa akhrajnā min-hu khaḍiran nukhriju min-hu ḥabbam mutarākibā, wa minan-nakhli min ṭal'ihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min a'nābiw waz-zaitụna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābih, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yan'ih, inna fī żālikum la`āyātil liqaumiy yu`minụn(QS. 6:99)
English Sahih:
And it is He who sends down rain from the sky, and We produce thereby the growth of all things. We produce from it greenery from which We produce grains arranged in layers. And from the palm trees – of its emerging fruit are clusters hanging low. And [We produce] gardens of grapevines and olives and pomegranates, similar yet varied. Look at [each of] its fruit when it yields and [at] its ripening. Indeed in that are signs for a people who believe. (QS. [6]Al-An'am verse 99)
Arti / Terjemahan:
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-An'am ayat 99)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Keesaan dan kekuasaan Allah telah terbukti dengan jelas bagi yang masih enggan untuk beriman, maka ayat ini menegaskan kembali seakan merangkum dan memerinci apa yang telah disebutkan. Dan Dialah yang menurunkan air, yaitu hujan, dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak padahal sebelumnya hanya satu biji atau benih. Dan, sebagai contoh dari proses di atas, dari mayang, yakni tongkol bunga, kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai yang mudah dipetik, dan kebun-kebun anggur, dan Kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa bentuk buahnya dan yang tidak serupa aroma dan kegunaannya. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan perhatikan pula proses bagaimana buah tersebut menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah menjelaskan kejadian hal-hal yang menjadi kebutuhan manusia sehari-hari, agar mereka secara mudah dapat memahami kekuasaan, kebijaksanaan, serta pengetahuan Allah. Allah menjelaskan bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan dari langit, yang menyebabkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari berbagai ragam bentuk, macam dan rasa. Seperti firman Allah:
¦ disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. (ar-Ra'd/13: 4)
Disebutkan hujan turun dari langit adalah menurut kebiasaan mereka. "Sama" atau langit digunakan untuk apa saja yang berada di atas; sedang yang dimaksud dengan Sama dalam ayat ini ialah "Sahab" yang berarti awan seperti ditunjukkan dalam firman Allah:
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? (al-Waqi'ah/56: 68-69)
Allah menjelaskan bahwa air itu sebagai sebab bagi tumbuhnya segala macam tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam bentuk jenis dan rasanya, agar manusia dapat mengetahui betapa kekuasaan Allah mengatur kehidupan tumbuh-tumbuhan itu. Manusia yang suka memperhatikan siklus peredaran air akan dapat mengetahui betapa tingginya hukum-hukum Allah. Hukum-Nya berlaku secara tetap dan berlangsung terus tanpa henti-hentinya, sampai tiba saat yang telah ditentukan.
Kemudian disebutkan pula perincian dari tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu; di antaranya ialah rerumputan yang tumbuh berumpun-rumpun sehingga kelihatan menghijau. Tumbuh-tumbuhan jenis ini mengeluarkan buah yang berbentuk butiran-butiran kecil yang terhimpun dalam sebuah tangkai seperti gandum, syair dan padi. Jenis yang lain dari tumbuh-tumbuhan itu ialah pohon palma yang mengeluarkan buah yang terhimpun dalam sebuah tandan yang menjulai rendah sehingga mudah dipetik.
Jenis yang lain lagi dari jenis tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu ialah anggur, zaitun, dan delima. Ketika jenis buah-buahan ini disebutkan secara beruntun, karena masing-masing ada yang mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat, bentuk dan rasanya, sehingga ada yang berwarna kehitam-hitaman dan ada pula yang berwarna kehijau-hijauan; ada yang berdaun agak lebar, dan ada pula yang berdaun agak kecil; begitu pula ada yang rasanya manis dan ada yang asam. Dalam hal ini ilmuwan berkata:
Makhluk hidup telah dijelaskan oleh ahli botani, seperti tumbuhan memainkan peranan penting dalam membuat dunia layak untuk dihuni. Di antara perannya, tumbuhan membersihkan udara bagi manusia, menjaga suhu agar relatif konstan, dan menyeimbangkan proporsi gas di atmosfir. Allah swt menetapkan bahwa manusia dan hewan menerima makanannya dari yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam "pabrik hijau"nya. Pabrik hijau ini, yang oleh ahli botani disebut dengan kloroplas, mengandung klorofil yang di dalam Al-Qur'an disebaut sebagai al-khadhir (bahan hijau), dimana tumbuhan memanfaatkan energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia yang pada akhirnya menghasilkan biji-bijian, buah-buahan dan bagian tumbuhan lainnya.
Sel tumbuhan, tidak seperti sel-sel manusia dan hewan, dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya dalam nutrien melalui cara-cara yang sangat spesial. Proses yang disebut fotosintesis ini dilakukan tidak oleh sel tetapi oleh kloroplas, organel-organel yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Organel-organel hijau kecil yang hanya dapat diamati dengan mikroskop ini, merupakan satu-satunya laboratorium di muka bumi yang mampu menyimpan energi matahari dalam bahan organik.
Fotosintesis merupakan sebuah proses kimia, yang dirumuskan sebagai berikut:
6 H2O + 6 CO2 +Cahaya matahari → C6 H12 O6 + 6 O2
Artinya, air dan karbon dioksida dengan bantuan energi matahari menghasilkan gula/glukosa dan oksigen.
Menurut ahli astronomi Amerika, George Greenstein, klorofil adalah molekul yang melangsungkan fotosintesis. Mekanisme fotosintesis dimulai dengan penyerapan cahaya matahari oleh molekul klorofil. Fotosintesis bervariasi sesuai dengan intensitas dan lamanya sumber cahaya matahari, dan produktivitasnya diukur dari keluaran oksigen yang dihasilkannya.
Produksi yang dibuat oleh tumbuhan direalisasikan melalui proses kimia yang sangat kompleks. Ribuan pigmen-pigmen klorofil ditemukan pada kloroplas bereaksi terhadap cahaya dalam waktu yang sangat pendek, sekitar seperseribu detik. Konversi energi matahari menjadi energi kimia atau listrik merupakan terobosan sangat mutakhir.
Sistem fotosintesis yang sangat kompleks merupakan sebuah mekanisme yang secara sengaja dirancang oleh Allah swt. Suatu 'pabrik tanpa banding yang dilaksanakan dalam unit luasan yang kecil pada daun. Proses fotosintesis dengan peran klorofil dan kloroplas, merupakan salah satu dari ayat-ayat kauniah, yang menampakkan bahwa seluruh makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Pemelihara seluruh alam. Ayat terkait: al-hajj/22: 5).
Kesemuanya itu adalah untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu.
Allah memerintahkan kepada manusia agar memperhatikan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu pada saat berbuah bagaimana buah-buahan itu tersembul dari batang atau rantingnya, kemudian merekah sebagai bunga, setelah nampak buahnya, akhirnya menjadi buah yang sempurna (matang).
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa dalam proses kejadian pembuahan itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat teliti pengurusannya serta tinggi ilmu-Nya. Tanda-tanda kekuasaan Allah itu menjadi bukti bagi orang yang beriman. Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa perhatian manusia pada segala macam tumbuh-tumbuhan hanya terbatas pada keadaan lahir sebagai bukti adanya kekuasaan Allah, tidak sampai mengungkap rahasia kekuasaan Allah terhadap penciptaan tumbuh-tumbuhan itu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan) dalam ayat ini terkandung iltifat dari orang yang ketiga menjadi pembicara (dengan air itu) yakni dengan air hujan itu (segala macam tumbuh-tumbuhan) yang dapat tumbuh (maka Kami keluarkan darinya) dari tumbuh-tumbuhan itu sesuatu (tanaman yang hijau) yang menghijau (Kami keluarkan darinya) dari tanaman yang menghijau itu (butir yang banyak) yang satu sama lainnya bersusun seperti bulir-bulir gandum dan sejenisnya (dan dari pohon kurma) menjadi khabar dan dijadikan sebagai mubdal minhu (yaitu dari mayangnya) yaitu dari pucuk pohonnya; dan mubtadanya ialah (keluar tangkai-tangkainya) tunas-tunas buahnya (yang mengurai) saling berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya (dan) Kami tumbuhkan berkat air hujan itu (kebun-kebun) tanaman-tanaman (anggur, zaitun dan delima yang serupa) dedaunannya; menjadi hal (dan yang tidak serupa) buahnya (perhatikanlah) hai orang-orang yang diajak bicara dengan perhatian yang disertai pemikiran dan pertimbangan (buahnya) dengan dibaca fathah huruf tsa dan huruf mimnya, atau dibaca dhammah keduanya sebagai kata jamak dari tsamrah; perihalnya sama dengan kata syajaratun jamaknya syajarun, dan khasyabatun jamaknya khasyabun (di waktu pohonnya berbuah) pada awal munculnya buah; bagaimana keadaannya? (dan) kepada (kematangannya) artinya kemasakannya, yaitu apabila telah masak; bagaimana keadaannya. (Sesungguhnya yang demikian itu ada tanda-tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. dalam menghidupkan kembali yang telah mati dan lain sebagainya (bagi orang-orang yang beriman) mereka disebut secara khusus sebab hanya merekalah yang dapat memanfaatkan hal ini untuk keimanan mereka, berbeda dengan orang-orang kafir.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah :
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit.
Yakni dengan kepastian dalam keadaan diberkati sebagai rezeki buat hamba-hamba Allah, untuk menyuburkan, dan sebagai pertolongan buat semua makhluk dan rahmat dari Allah buat mereka semua.
Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.
Ayat ini semakna dengan firman Allah Swt. yang lain, yaitu:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (Al Anbiyaa:30).
Firman Allah :
Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. (Al An'am:99)
Artinya, tanaman dan pepohonan yang hijau, sesudah itu Kami ciptakan padanya biji-bijian dan buah-buahan. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak.
Yakni sebagian darinya bertumpang tindih dengan sebagian yang lain seperti pada bulir-bulirnya dan lain sebagainya.
dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai.
Qinwan adalah bentuk jamak dari qinwun, artinya tangkai ketandan (mayang) kurma.
yang menjulai.
Maksudnya, dekat untuk dipetik dan mudah memetiknya
Perihalnya sama dengan apa yang dikatakan oleh Ali ibnu Abu Talhah Al-Walibi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: tangkai-tangkai yang menjulai. (Al An'am:99) Yakni tangkai yang menjulai ke bawah bagi pohon kurma yang pendek, sehingga mayangnya yang dipenuhi dengan tangkai buah berada dekat tanah dan mudah dipetik. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Sehubungan dengan ini orang-orang Hijaz mengatakan bahwa qinwanun artinya tangkai-tangkai mayang, begitu pula halnya yang dikatakan oleh orang-orang Bani Qais. Sehubungan dengan makna lafaz ini, Imru-ul Qais (seorang penyair Jahiliyyah yang ternama) mengatakan:
Pucuk pohonnya berdiri tegak, akarnya menghujam ke tanah, dan mayangnya yang dipenuhi dengan tangkai-tangkai menjulai ke bawah, penuh dengan buah kurma yang merah.
Sedangkan orang-orang Bani Tamim mengatakan bentuk jamaknya adalah qinyan dengan memakai ya. Ibnu Jarir mengatakan bahwa qinwan adalah bentuk jamak dari qinwun, sebagaimana lafaz sinwdn adalah bentuk jamak dari lafaz sinwun.
Firman Allah :
...dan kebun-kebun anggur.
Artinya, Kami keluarkan pula darinya kebun-kebun anggur, kedua jenis buah-buahan ini —yakni kurma dan anggur— menurut penduduk Hijaz termasuk buah-buahan yang paling digemari, dan barangkali keduanya merupakan buah-buahan yang terbaik di dunia. Perihal kedua buah itu disebutkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya:
Dan dari buah kurma dan anggur, kalian buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. (An Nahl:67)
Hal ini disebutkan oleh Allah Swt. sebelum khamr diharamkan. Juga dalam firman Allah Swt. yang lainnya, yaitu:
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur. (Yaa Siin:34)
Firman Allah :
...dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa gairu mutasyabih artinya yang tidak serupa dedaunannya, tetapi bentuknya serupa, sebagian darinya serupa dengan sebagian yang lain, tetapi berbeda dalam buah yang dihasilkannya, baik dari bentuk, rasa, maupun kandungannya.
Firman Allah :
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikanlah pula) kematangannya.
Yakni bila telah masak, menurut Al-Barra ibnu Azib, Ibnu Abbas, Ad-Dahhak, Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, Qatadah, dan lain-lainnya. Dengan kata lain, perhatikanlah kekuasaan Penciptanya yang telah menciptakannya dari tidak ada menjadi ada. Pada mulanya berupa tumbuh-tumbuhan, lalu menjadi pohon, dan menghasilkan buah, ada yang menghasilkan anggur, ada yang menghasilkan kurma, dan lain sebagainya dari semua jenis tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan yang berbeda-beda warna dan bentuknya serta berbeda-beda rasa dan bau hasil buahnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama, Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. (Ar Ra'du:4), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:
Sesungguhnya pada yang demikian itu.
hai manusia.
...ada tanda-tanda (kekuasaan Allah).
Yakni tanda-tanda yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Pencipta semuanya itu, kebijaksanaan, dan rahmat-Nya.
...bagi orang-orang yang beriman.
Maksudnya, orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengikuti rasul-rasul-Nya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dialah yang menurunkan air hujan dari awan untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman. Dia mengeluarkan buah-buahan segar dari bermacam tumbuhan dan berbagai jenis biji-bijian. Dari pucuk pohon korma, Dia mengeluarkan pelepah kering, mengandung buah yang mudah dipetik. Dengan air itu, Dia menumbuhkan berbagai macam kebun: anggur, zaitun dan delima. Ada kebun-kebun yang serupa bentuk buahnya, tetapi berbeda rasa, aroma dan kegunaannya. Amatilah buah-buahan yang dihasilkannya, dengan penuh penghayatan dan semangat mencari pelajaran. Juga, amatilah proses kematangannya yang melalui beberapa fase. Sungguh, itu semua mengandung bukti yang nyata bagi orang-orang yang mencari, percaya dan tunduk kepada kebenaran(1). (1) Ayat tentang tumbuh-tumbuhan ini menerangkan proses penciptaan buah yang tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, hingga sampai pada fase kematangan. Pada saat mencapai fase kematangan itu, suatu jenis buah mengandung komposisi zat gula, minyak, protein, berbagai zat karbohidrat dan zat tepung. Semua itu terbentuk atas bantuan cahaya matahari yang masuk melalui klorofil yang pada umumnya terdapat pada bagian pohon yang berwarna hijau, terutama pada daun. Daun itu ibarat pabrik yang mengolah komposisi zat-zat tadi untuk didistribusikan ke bagian-bagian pohon yang lain, termasuk biji dan buah. Lebih dari itu, ayat ini menerangkan bahwa air hujan adalah sumber air bersih satu-satunya bagi tanah. Sedangkan matahari adalah sumber semua kehidupan. Tetapi, hanya tumbuh-tumbuhan yang dapat menyimpan daya matahari itu dengan perantaraan klorofil, untuk kemudian menyerahkannya kepada manusia dan hewan dalam bentuk bahan makanan organik yang dibentuknya. Kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat membuktikan kemahaesaan Allah. Zat hemoglobin yang diperlukan untuk pernapasan manusia dan sejumlah besar jenis hewan, berkaitan erat sekali dengan zat hijau daun. Atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, mengandung atom zat besi di dalam molekul hemoglobin. Hemoglobin itu sendiri mengandung atom magnesium dalam molekul klorofil. Di dunia kedokteran ditemukan bahwa klorofil, ketika diasimilasi oleh tubuh manusia, bercampur dengan sel-sel manusia. Percampuran itu kemudian memberikan tenaga dan kekuatan melawan bermacam bakteri penyakit. Dengan demikian, ia berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh dari serangan segala macam penyakit. Di bagian akhir ayat ini disebutkan "Unzhurû ilâ tsamarihi idzâ atsmara wa yan'ih" (amatilah buah- buahan yang dihasilkannya). Perintah ini mendorong perkembangan Ilmu Tumbuh-tumbuhan (Botanik) yang sampai saat ini mengandalkan metode pengamatan bentuk luar seluruh organnya dalam semua fase perkembangannya.