Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 98

Al-An'am Ayat ke-98 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَّمُسْتَوْدَعٌ ۗقَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّفْقَهُوْنَ ( الانعام : ٩٨)

wahuwa
وَهُوَ
And He
dan Dia
alladhī
ٱلَّذِىٓ
(is) the One Who
yang
ansha-akum
أَنشَأَكُم
(has) produced you
menciptakan kamu
min
مِّن
from
dari
nafsin
نَّفْسٍ
a soul
jiwa/diri
wāḥidatin
وَٰحِدَةٍ
single
satu/seorang
famus'taqarrun
فَمُسْتَقَرٌّ
so (there is) a place of dwelling
maka tempat tetap
wamus'tawdaʿun
وَمُسْتَوْدَعٌۗ
and a resting place
dan tempat simpanan
qad
قَدْ
Certainly
sesungguhnya
faṣṣalnā
فَصَّلْنَا
We have made clear
Kami telah menjelaskan
l-āyāti
ٱلْءَايَٰتِ
the Signs
ayat-ayat/tanda-tanda
liqawmin
لِقَوْمٍ
for a people
bagi kaum/orang-orang
yafqahūna
يَفْقَهُونَ
(who) understand
mereka yang memahami

Transliterasi Latin:

Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda', qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn (QS. 6:98)

English Sahih:

And it is He who produced you from one soul and [gave you] a place of dwelling and of storage. We have detailed the signs for a people who understand. (QS. [6]Al-An'am verse 98)

Arti / Terjemahan:

Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An'am ayat 98)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Aneka makhluk telah diuraikan, baik yang berada di langit maupun di bumi, berikutnya dijelaskan kembali tentang makhluk yang paling dimuliakan Allah, yaitu manusia. Dan Dialah yang menciptakan kamu, wahai umat manusia, dari diri yang satu, yakni Adam, yang melalui istrinya kamu berkembang biak, maka bagimu ada tempat menetap dan juga tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan dengan aneka macam cara dan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah mengajak manusia untuk memikirkan kejadian diri mereka sendiri yaitu mereka diciptakan oleh Allah dari diri yang satu. Penjelasan ini memberikan pengertian bahwa semua manusia yang terdiri dari berbagai bangsa dan suku dengan beraneka ragam bentuk dan warna kulitnya, berpangkal dari satu asal yaitu dari Adam dan Hawa. Mereka ini diciptakan oleh Allah dari satu jenis (dari tanah) seperti juga dijelaskan dalam firman-Nya:
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. (an-Nisa'/4: 1)

Penjelasan ini menjawab rahasia kejadian manusia yang banyak dibahas oleh para ilmuwan, dan sebagai penegasan kepada manusia agar mereka jangan mengagungkan berhala dan bintang-bintang, akan tetapi hendaklah mereka beribadah hanya kepada Pencipta mereka sendiri yaitu Allah Yang Maha Esa dan Mahakuasa; agar mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, yaitu agar mereka hidup kenal-mengenal dan tolong-menolong di antara sesama manusia karena mereka pada hakekatnya mempunyai martabat yang sama dan berasal dari jenis yang sama pula. Perbedaan kebangsaan, suku, bentuk dan warna kulit janganlah dijadikan sebab untuk permusuhan dan kebencian, akan tetapi hendaklah dijadikan sebab untuk menjalin persaudaraan dan rasa syukur terhadap nikmat Allah Yang Mahakuasa.
Kemudian Allah menjelaskan proses pengembangbiakan manusia, bahwa proses pengembangbiakan itu terjadi atas kuasa Allah pula. Manusia diciptakan dari sperma dan ovum. Sperma berasal dari laki-laki sedangkan ovum dari wanita. Sperma yang terpancar dari laki-laki membuahi ovum, yang dalam beberapa waktu lamanya berada dalam rahim wanita; sesudah melalui proses tertentu lahirlah seorang bayi. Sejak saat itulah bayi itu hidup di alam dunia sampai ajalnya tiba, lalu kembali ke alam baka.
Penjelasan ini merupakan perluasan dari ayat-ayat yang lalu agar manusia mendapatkan penjelasan secara lebih terperinci, bahwa kekuasaan Allah tidak hanya berlaku pada benda-benda mati akan tetapi juga berlaku bagi makhluk-makhluk yang hidup. Hal inipun dapat dipahami oleh orang-orang yang suka memahami.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan Dialah yang menciptakan kamu) maksudnya yang mengadakan kamu (dari seorang diri) yaitu Nabi Adam (maka ada tempat tetap) bagimu di dalam rahim (dan tempat simpanan) bagimu di dalam tulang rusuk. Dalam suatu qiraat huruf qaf dibaca fatah; yang artinya tempat menetap kamu. (Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengerti) tentang apa yang dikatakan kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah :

Dan Dialah yang menciptakan kalian dari seorang diri.

Maksudnya dari Nabi Adam a.s, seperti halnya yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman yang lain, yaitu:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. (An Nisaa:1)

Firman Allah :

...maka (bagi kalian) ada tempat tetap dan tempat simpanan.

Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai makna ayat ini. Dari Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Abu Abdur Rahman As-Sulami, Qais ibnu Abu Hazim, Mujahid, Ata, Ibrahim An-Nakha'i, Ad-Dahhak, Qatadah, As-Saddi, Ata Al-Khurrasani, dan lain-lainnya disebutkan bahwa makna mustaqarrun adalah tempat menetap di dalam rahim. Mereka atau sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa mustauda' yaitu tempat simpanan di dalam tulang sulbi.

Tetapi dari Ibnu Mas'ud dan sejumlah ulama yang lain disebutkan hal yang sebaliknya. Demikian pula dari Ibnu Mas'ud serta sejumlah ulama, disebutkan bahwa tempat tetap adalah di dunia, dan tempat simpanan adalah setelah mati.

Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa tempat menetap itu adalah di dalam rahim, di permukaan bumi, dan sesudah meninggal dunia. Menurut Al-Hasan Al-Basri, mustaqar ialah bagi orang yang telah meninggal dunia, karena amalnya telah ditetapkan dengan kematian itu.

Disebutkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa yang dimaksud dengan tempat simpanan atau mustauda ialah hari akhirat. Akan tetapi, pendapat pertamalah yang lebih kuat.

Firman Allah :

Sesungguhnya Kami telah jelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

Artinya, orang-orang yang mengerti dan memahami Kalamullah serta makna yang terkandung di dalamnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dialah yang menciptakan kalian dari satu keturunan, Adam, bapak manusia. Adam sendiri tercipta dari tanah. Tanah, kemudian, menjadi tempat kalian menetap selama hidup dan tempat kalian disimpan setelah mati. Telah Kami terangkan dengan jelas bukti-bukti kekuasaan Kami kepada orang-orang yang menangkap dan memahami segala sesuatu secara benar dan apa adanya.