Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 81
Al-An'am Ayat ke-81 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ ( الانعام : ٨١)
- wakayfa
- وَكَيْفَ
- And how
- dan bagaimana
- akhāfu
- أَخَافُ
- could I fear
- aku takut
- mā
- مَآ
- what
- apa
- ashraktum
- أَشْرَكْتُمْ
- you associate (with Allah)
- kamu persekutukan
- walā
- وَلَا
- while not
- dan tidak
- takhāfūna
- تَخَافُونَ
- you fear
- kamu takut
- annakum
- أَنَّكُمْ
- that you
- bahwa kamu
- ashraktum
- أَشْرَكْتُم
- have associated
- kamu persekutukan
- bil-lahi
- بِٱللَّهِ
- with Allah
- dengan Allah
- mā
- مَا
- what
- apa
- lam
- لَمْ
- not
- tidak
- yunazzil
- يُنَزِّلْ
- did He send down
- (Allah) menurunkan
- bihi
- بِهِۦ
- for it
- dengannya/tentang itu
- ʿalaykum
- عَلَيْكُمْ
- to you
- atas kalian
- sul'ṭānan
- سُلْطَٰنًاۚ
- any authority
- kekuasaan/keterangan
- fa-ayyu
- فَأَىُّ
- So which
- maka manakah
- l-farīqayni
- ٱلْفَرِيقَيْنِ
- (of) the two parties
- dua golongan
- aḥaqqu
- أَحَقُّ
- has more right
- lebih berhak
- bil-amni
- بِٱلْأَمْنِۖ
- to security
- dengan keamanan
- in
- إِن
- if
- jika
- kuntum
- كُنتُمْ
- you
- kalian adalah
- taʿlamūna
- تَعْلَمُونَ
- know?"
- (kalian) mengetahui
Transliterasi Latin:
Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfụna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī 'alaikum sulṭānā, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amn, ing kuntum ta'lamụn(QS. 6:81)
English Sahih:
And how should I fear what you associate while you do not fear that you have associated with Allah that for which He has not sent down to you any authority? So which of the two parties has more right to security, if you should know?" (QS. [6]Al-An'am verse 81)
Arti / Terjemahan:
Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (QS. Al-An'am ayat 81)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Terhadap ketegaran sikap Nabi Ibrahim tersebut kaumnya terus menantang dan mengancamnya. Maka Nabi Ibrahim pun menjawab, "Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan dengan Allah, baik benda-benda angkasa maupun berhala-berhala yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan apa pun selain apa yang diizinkan oleh Allah, padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Kalau demikian, manakah dari kedua golongan itu, yakni kami yang mengesakan Allah atau kalian yang mempersekutukan-Nya, yang lebih berhak mendapat keamanan dari siksa dan malapetaka, jika kamu mengetahui coba jelaskan kepada kami?"
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ibrahim menegaskan bahwa ia tidak takut kepada sesembahan mereka, akan tetapi hanya takut kepada Allah. Sikap Ibrahim yang demikian itu menarik perhatian mereka. Nabi Ibrahim mengatakan bahwa mengapa ia harus takut kepada sembahan-sembahan yang mereka persekutukan dengan Allah dan dijadikan perantara yang dianggap dapat memberikan manfaat dan menolak madarat? Sedang mereka itu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan ciptaan mereka sendiri.
Seharusnya yang ditakuti adalah pembangkangan mereka terhadap Allah dan dugaan mereka yang salah, yaitu menganggap patung-patung dan bintang-bintang sebagai Tuhan. Itulah sebabnya Allah mencela sikap mereka. Allah menjelaskan kepada mereka bahwa agama yang dapat diterima ialah agama yang mempunyai alasan-alasan yang kuat dan bukti-bukti yang dapat diterima, apalagi mereka hanya memeluk agama dengan jalan taklid saja kepada nenek moyang mereka. Perbuatan demikian tidak didasarkan pada hidayah dan ilmu. Kemudian mereka dihadapkan pada dua pilihan, yaitu memeluk agama tauhid atau kemusyrikan. Sedangkan mereka sudah mengetahui bahwa Allah mempunyai kekuasaan menciptakan dan memusnahkan, menghidupkan dan mematikan, sedangkan patung-patung itu tidak dapat memberikan manfaat dan madarat sedikit pun. Di akhir ayat ini Allah menyuruh Nabi Ibrahim agar meminta jawaban kepada mereka apabila mereka sanggup menjawabnya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Bagaimana aku takut dengan sesembahan-sesembahan yang kamu persekutukan) dengan Allah sedangkan mereka sama sekali tidak dapat mendatangkan malapetaka dan tidak pula kemanfaatan (padahal kamu tidak takut) kepada Allah (bahwasanya kamu sendiri mempersekutukan Allah) dalam ibadah kamu (dengan sesembahan-sesembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan tentangnya) dalam hal menyembahnya (atas kamu suatu hujah pun) untuk mempersekutukan-Nya; yakni suatu alasan dan bukti padahal Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan) apakah kami ataukah kamu? (jika kamu mengetahui?) siapakah yang paling berhak untuk mendapatkan keamanan dari malapetaka itu? Yang dimaksud dengan kami adalah Nabi Ibrahim, maka dari itu mengikutlah kamu kepada Ibrahim. Allah berfirman:
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah :
Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah).
Artinya, mana mungkin aku takut terhadap berhala-berhala yang kalian sembah selain dari Allah itu.
...padahal kalian tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujah kepada kalian untuk mempersekutukan-Nya.
Ibnu Abbas dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa makna sultan adalah hujah. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (Asy Syuura:21)
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah )nya. (An Najm:23)
Firman Allah :
Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka) jika kalian mengetahui.
Maksudnya, manakah di antara dua golongan itu yang paling benar, yakni apakah orang yang menyembah Tuhan Yang di tangan kekuasaan-Nya terletak mudarat dan manfaat, ataukah orang yang menyembah sesuatu yang tidak dapat menimpakan mudarat, tidak pula memberikan manfaat tanpa dalil? Dan manakah di antara keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan dari azab Allah kelak di hari kiamat, tiada sekutu bagi Allah.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
"Aneh bila aku takut kepada tuhan-tuhan kalian yang batil itu, sedang kalian tidak takut bahwa kalian selain menyembah Allah yang telah jelas bukti keesaan-Nya menyembah juga tuhan-tuhan yang tidak jelas bukti keberhakannya untuk disembah. Siapa di antara kita, dalam keadaan ini, yang lebih berhak untuk mendapatkan ketenangan dan keamanan, bila kalian mengetahui kebenaran?"