Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 41

Al-An'am Ayat ke-41 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ ( الانعام : ٤١)

bal
بَلْ
"Nay
bahkan/tetapi
iyyāhu
إِيَّاهُ
Him Alone
hanya kepada Dia
tadʿūna
تَدْعُونَ
you call
kamu menyeru
fayakshifu
فَيَكْشِفُ
and He would remove
maka Dia menghilangkan
مَا
what
apa(bahaya)
tadʿūna
تَدْعُونَ
you call
kamu menyeru
ilayhi
إِلَيْهِ
upon Him
kepadanya
in
إِن
if
jika
shāa
شَآءَ
He wills
Dia menghendaki
watansawna
وَتَنسَوْنَ
and you will forget
dan kalian melupakan
مَا
what
apa
tush'rikūna
تُشْرِكُونَ
you associate (with Him)"
kamu sekutukan

Transliterasi Latin:

Bal iyyāhu tad'ụna fa yaksyifu mā tad'ụna ilaihi in syā`a wa tansauna mā tusyrikụn (QS. 6:41)

English Sahih:

No, it is Him [alone] you would invoke, and He would remove that for which you invoked Him if He willed, and you would forget what you associate [with Him]. (QS. [6]Al-An'am verse 41)

Arti / Terjemahan:

(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). (QS. Al-An'am ayat 41)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Tidak mungkin kamu menyeru tuhan-tuhan itu, tetapi hanya kepada-Nya kamu menyeru untuk meminta pertolongan. Maka jika Dia menghendaki, Dia akan dengan mudah menghilangkan apa, yakni bahaya, yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan pada hari kiamat pasti akan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah saat di dunia, karena saat itu tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengingkari kuasa Allah. (Lihat: Surah al-Fa tihah/1: 4).

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini mengingatkan orang-orang kafir tentang sikap dan keadaan mereka ketika ditimpa cobaan berat dari Allah atau datang kiamat. Mereka ingat dan menyeru Allah Yang Maha Esa, memohon pertolongan-Nya agar dihindarkan dari cobaan-cobaan yang berat yang sedang mereka alami itu. Tetapi apabila mereka telah terhindar dari cobaan berat itu, mereka kembali mempersekutukan Allah. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menanyakan kepada orang-orang musyrik yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mempersekutukan-Nya itu, "Terangkanlah kepadaku hai orang-orang musyrik, jika datang kepadamu azab Allah seperti yang pernah menimpa umat-umat yang terdahulu, seperti serangan angin kencang, banjir besar, petir yang menyambar dari langit dan sebagainya, apakah kamu sekalian akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu, yang kamu sangka mereka dapat menolong dan melindungimu?"
Pertanyaan itu dijawab oleh Allah, yaitu, "Tidak! Tetapi hanya Dialah yang kamu seru." Maksudnya: Hai orang-orang musyrik, penyembah-penyembah berhala, jika kamu ditimpa azab, seperti yang pernah menimpa orang-orang terdahulu, maka kamu tidak akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah untuk menghindarkan kamu dari azab itu.
Dengan pertanyaan dan jawaban di atas, seakan-akan Allah melukiskan watak orang-orang musyrik pada khususnya dan watak manusia pada umumnya yaitu bahwa manusia dalam keadaan senang tidak ingat kepada Allah, tetapi bila dalam keadaan kesulitan dan kesukaran mereka ingat dan menyembah Allah.
Allah swt berfirman:
Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah). (al-'Ankabut/29: 65)

Firman Allah swt:
Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami hanyalah pengkhianat yang tidak berterima kasih. (Luqman/31: 32)

Fitrah manusia yang sebenarnya ialah percaya kepada Allah Yang Maha Esa, Penguasa dan Pemilik seluruh alam. Fitrah ini pada seseorang dapat berkembang dan tumbuh dengan subur dan dapat pula tertutup perkembangan dan pertumbuhannya oleh pengaruh lingkungan dan sebagainya.
Rasulullah saw bersabda:
"Tidak seorang pun dari anak yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (mentauhidkan Allah), maka dua orang ibu-bapaknya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Di samping pengaruh orang tua dan pengaruh lingkungan, pengaruh hawa nafsu dan keinginan pun dapat mempengaruhi atau menutup fitrah manusia itu. Karena itu manusia waktu di masa senang, tidak ingat kepada Allah. Tetapi bila ditimpa kesengsaraan mereka ingat kepada Allah.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Bahkan hanya kepada-Nyalah) tidak ada lain (kamu berseru) memohon pertolongan-Nya di masa kalian tertimpa kesulitan (maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya) Ia akan menyingkirkan mara bahaya dari dirimu dan juga lain-lainnya (jika Dia menghendaki) niscaya Ia melenyapkannya (dan kamu melupakan) kamu meninggalkan (apa-apa yang kamu sekutukan) dengan Allah yaitu berupa sesembahan-sesembahan lain-Nya, maka dari itu janganlah kamu berseru kepadanya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Maksudnya, dalam keadaan darurat kalian tidak menyeru siapa pun selain Allah, dan lenyaplah dari pikiran kalian berhala-berhala dan sembahan-sembahan kalian. Ayat ini semakna dengan firman Allah Swt.:

Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru, kecuali Dia. (Al Israa':67), hingga akhir ayat.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kalian hanya akan lari kepada-Nya, yaitu ketika kalian memohon kepada-Nya, lalu Dia menghentikan azab dari kalian seperti yang kalian minta bila menghendaki. Dalam keadaan yang susah seperti itu kalian melupakan sekutu-sekutu Allah yang pernah kalian buat.