Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hadid Ayat 23

Al-Hadid Ayat ke-23 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ ( الحديد : ٢٣)

likaylā
لِّكَيْلَا
So that you may not
supaya jangan
tasaw
تَأْسَوْا۟
grieve
kamu berduka-cita
ʿalā
عَلَىٰ
over
atas
مَا
what
apa-apa
fātakum
فَاتَكُمْ
has escaped you
luput dari kamu
walā
وَلَا
and (do) not
dan janganlah
tafraḥū
تَفْرَحُوا۟
exult
kamu gembira
bimā
بِمَآ
at what
terhadap apa
ātākum
ءَاتَىٰكُمْۗ
He has given you
Dia berikan kepadamu
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
لَا
(does) not
tidak
yuḥibbu
يُحِبُّ
love
mencintai/menyukai
kulla
كُلَّ
every
setiap/segala
mukh'tālin
مُخْتَالٍ
self-deluded
sombong
fakhūrin
فَخُورٍ
boaster
membanggakan diri

Transliterasi Latin:

Likai lā ta`sau 'alā mā fātakum wa lā tafraḥụ bimā ātākum, wallāhu lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr (QS. 57:23)

English Sahih:

In order that you not despair over what has eluded you and not exult [in pride] over what He has given you. And Allah does not like everyone self-deluded and boastful – (QS. [57]Al-Hadid verse 23)

Arti / Terjemahan:

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS. Al-Hadid ayat 23)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Kami beritahukan hal tersebut agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak dapat kamu capai, dan jangan pula terlalu gembira dan sombong terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan ketahuilah, Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri dengan kelebihan atau anugerah yang Dia karuniakan. 24. Allah tidak menyukai orang sombong dan membanggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir, yang enggan menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, dan menyuruh orang lain berbuat kikir pula. Barang siapa berpaling dari perintah Allah dan mengingkari ajaran-Nya, maka sesungguhnya Allah, Dia Mahakaya dan tidak memerlukan sesuatu, Maha Terpuji dengan segala sifat kebaikan-Nya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah swt menyatakan bahwa semua peristiwa itu ditetapkan sebelum terjadinya, agar manusia bersabar menerima cobaan Allah. Cobaan Allah itu adakalanya berupa kesengsaraan dan malapetaka, adakalanya berupa kesenangan dan kegembiraan. Karena itu janganlah terlalu bersedih hati menerima kesengsaraan dan malapetaka yang menimpa diri, sebaliknya jangan pula terlalu bersenang hati dan bergembira menerima sesuatu yang menyenangkan hati. Sikap yang paling baik ialah sabar dalam menerima bencana dan malapetaka yang menimpa serta bersyukur kepada Allah atas setiap menerima nikmat yang dianugerahkan-Nya. Ayat ini bukan untuk melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati, tetapi maksudnya ialah melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati dengan berlebih-lebihan. 'Ikrimah berkata, "Tidak ada seorang pun melainkan ia dalam keadaan sedih dan gembira, tetapi hendaklah ia menjadikan kegembiraan itu sebagai tanda bersyukur kepada Allah dan kesedihan itu sebagai tanda bersabar." Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa orang yang terlalu bergembira menerima sesuatu yang menyenangkan hatinya dan terlalu bersedih hati menerima bencana yang menimpanya adalah orang yang pada dirinya terdapat tanda-tanda tabkhil dan angkuh, seakan-akan ia hanya memikirkan kepentingan dirinya saja. Allah swt menyatakan bahwa Dia tidak menyukai orang-orang yang mempunyai sifat-sifat bakhil dan angkuh.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Supaya janganlah) lafal kay di sini menashabkan fi'il yang jatuh sesudahnya, maknanya sama dengan lafal an. Allah swt. menjelaskan yang demikian itu supaya janganlah (kalian berduka cita) bersedih hati (terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira) artinya gembira yang dibarengi dengan rasa takabur, berbeda halnya dengan gembira yang dibarengi dengan rasa syukur atas nikmat (terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian) jika lafal aataakum dibaca panjang berarti maknanya sama dengan lafal a`thaakum, artinya apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Jika dibaca pendek, yaitu ataakum artinya, apa yang didatangkan-Nya kepada kalian. (Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong) dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepadanya (lagi membanggakan diri) membangga-banggakannya terhadap orang lain.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid: 23)

Yaitu Kami beri tahukan kepada kalian tentang ilmu Kami dan ketetapan Kami atas segala sesuatu sebelum kejadiannya, dan ukuran-ukuran yang Kami buatkan untuk semua makhluk sebelum keberadaannya, supaya kalian mengetahui bahwa musibah yang menimpa diri kalian bukanlah hal yang diluputkan dari kalian, dan musibah yang luput dari kalian bukanlah untuk ditimpakan kepada kalian. Makajanganlah kamu menyesali apa yang luput dari kamu; karena sesungguhnya seandainya hal itu ditakdirkan, niscaya akan terjadi.

dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid: 23)

Yakni dengan apa yang didatangkan kepadamu. Makna atakum ialah diberikan-Nya kepadamu; kedua makna saling berkaitan. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa janganlah kamu berbangga diri terhadap manusia dengan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadamu. Karena sesungguhnya pemberian itu bukanlah dari usaha kamu, bukan pula dari hasil jerih payahmu. Sesungguhnya hal itu terjadi hanyalah semata-mata karena takdir Allah dan pemberian rezeki-Nya kepadamu. Makajanganlah nikmat-nikmat Allah menjadikan kamu lupa daratan hingga menjadi orang yang jahat lagi angkuh, lalu kamu membangga-banggakannya terhadap orang lain. Untuk itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya:

Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Al-Hadid: 23)

Maksudnya, bersikap angkuh dan sombong serta merasa besar diri terhadap orang lain. Ikrimah mengatakan bahwa tiada seorang pun melainkan mengalami gembira dan sedih, maka bersyukurlah kamu di saat memperoleh kegembiraan dan bersabarlah dalam menanggung kedukaan (kesedihan).

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kami memberitahukan itu semua agar kalian tidak terlalu kecewa atas apa yang tidak kalian peroleh, dan tidak terlalu senang dengan apa yang Allah berikan kepada kalian. Allah tidak menyukai orang yang membangga-banggakan apa-apa yang ia miliki kepada orang lain.