Skip to content

Al-Qur'an Surat Ar-Rahman Ayat 76

Ar-Rahman Ayat ke-76 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَّعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍۚ ( الرحمن : ٧٦)

muttakiīna
مُتَّكِـِٔينَ
Reclining
mereka bersandar
ʿalā
عَلَىٰ
on
diatas
rafrafin
رَفْرَفٍ
cushions
bantal-bantal
khuḍ'rin
خُضْرٍ
green
hijau
waʿabqariyyin
وَعَبْقَرِىٍّ
and carpets
dan permandani
ḥisānin
حِسَانٍ
beautiful
bagus indah

Transliterasi Latin:

Muttaki`īna 'alā rafrafin khuḍriw wa 'abqariyyin ḥisān (QS. 55:76)

English Sahih:

Reclining on green cushions and beautiful fine carpets. (QS. [55]Ar-Rahman verse 76)

Arti / Terjemahan:

Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. (QS. Ar-Rahman ayat 76)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka, para bidadari, bersandar pada bantal-bantal empuk yang berwarna hijau dan permadani-permadani yang indah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini mengungkapkan bahwa penghuni-penghuni surga itu duduk santai di atas bantal-bantal yang hijau, besar-besar dan permadani-permadani yang indah-indah, indah rupanya dan indah tenunannya, dan di sebelah dalamnya terbuat dari sutra. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang didustakan oleh jin dan manusia?

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka bersandarkan) suami-suami mereka bertelekan; I'rab lafal ayat ini sama dengan sebelumnya (pada bantal-bantal yang hijau) merupakan bentuk jamak dari lafal Rafrafatun, artinya permadani atau bantal (dan bergelarkan pada permadani-permadani yang indah) merupakan bentuk jamak dari lafal 'Abqariyyah, artinya permadani.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan rafraf' ialah seprei-seprei.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, yaitu seprei (cover).

Al-Ala ibnu Zaid mengatakan bahwa rafraf ialah kain seprei atau cover untuk melapisi dipan dalam bentuk yang menjuntai.

Asim Al-Juhdari telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau. (Ar-Rahman: 76) Yakni bantal-bantal.

Pendapat ini dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumber darinya.

Abu Daud At-Tayalisi telah meriwayatkan dari Syu'bah, dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau (Ar-Rahman: 76) Bahwa yang dimaksud dengan rafraf ialah taman-taman surga.

Firman Allah Swt.:

dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76)

Ibnu Abbas, Qatadah, Ad-Dahhak, dan As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah permadani-permadani. Menurut Sa'id ibnu Jubair, artinya permadani yang sangat baik. Dan menurut Mujahid Al-Abqari artinya sutra.

Al-Hasan Al-Basri pernah ditanya tentang makna firman-Nya: dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76) Maka ia menjawab, "Itu adalah hamparan ahli surga, celakalah kalian, carilah ia." Dan menurut riwayat lain yang bersumber dari Al-Hasan yaitu sarana. Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa permadani itu ada yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Al-Ala ibnu Zaid pernah ditanya tentang makna 'abqari, maka ia menjawab bahwa al- abqari adalah permadani yang berada di atas hamparan.

Abu Hirzah alias Ya'qub ibnu Mujahid mengatakan bahwa al-'abqari adalah suatu jenis dari pakaian ahli surga, tiada seorang pun yang mengenalnya. Abul Aliyah mengatakan bahwa 'abqari ialah hamparan yang tipis. Al-Qaisi mengatakan bahwa abqari adalah tiap-tiap pakaian yang dihiasi dengan bordiran, menurut orang Arab. Abu Ubaidah mengatakan, nama 'abqari dinisbatkan kepada nama tempat yang membuat bordiran kain.

Imam Khalil ibnu Ahmad mengatakan bahwa segala sesuatu yang sangat berharga, baik berupa benda maupun manusia yang genius, dinamakan orang Arab dengan sebutan abqari. Sebagai dalilnya ialah antara lain sabda Nabi Saw. tentang Umar r.a.:

Aku belum pernah melihat seorang genius yang begitu cemerlang (selain dari Umar).

Pada garis besarnya semua pendapat di atas menunjukkan bahwa gambaran tentang kedua surga yang pertama lebih tinggi dan lebih mulia daripada yang dimiliki oleh kedua surga berikutnya. Karena sesungguhnya sehubungan dengan kedua surga yang pertama, Allah Swt. telah berfirman:

Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. (Ar-Rahman: 54)

Allah Swt. hanya menyebutkan sifat bagian dalamnya saja, tidak menyebutkan sifat bagian luarnya, karena sudah dianggap cukup hanya dengan menyebutkan kemewahan bagian dalamnya, yang sudah barang tentu bagian luarnya tidak terperikan keindahan dan kemewahannya. Dan sifat ini diakhiri dengan firman-Nya yang menyebutkan:

{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 60)

Para penghuninya disebutkan sebagai orang-orang yang ihsan; dan ini merupakan predikat yang tertinggi, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Jibril, tatkala dia bertanya kepada Nabi Saw. tentang Islam, lalu iman, kemudian ihsan. Demikianlah segi-segi keutamaan yang dimiliki oleh kedua surga yang pertama atas kedua surga berikutnya. Dan kita memohon kepada Allah Swt. semoga Dia menjadikan kita termasuk penghuni-penghuni kedua surga yang pertama.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka bertelekan di atas singgasana yang mempunyai penutup hijau dan hamparan yang indah dan menakjubkan.