Al-Qur'an Surat Ar-Rahman Ayat 36
Ar-Rahman Ayat ke-36 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ( الرحمن : ٣٦)
- fabi-ayyi
- فَبِأَىِّ
- So which
- maka yang mana
- ālāi
- ءَالَآءِ
- (of the) favors
- ni'mat
- rabbikumā
- رَبِّكُمَا
- (of) your Lord
- Tuhanmu berdua
- tukadhibāni
- تُكَذِّبَانِ
- will you both deny?
- kamu berdua dustakan
Transliterasi Latin:
Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān(QS. 55:36)
English Sahih:
So which of the favors of your Lord would you deny? (QS. [55]Ar-Rahman verse 36)
Arti / Terjemahan:
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman ayat 36)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah swt menantang jin dan manusia, apakah mereka tetap mendustakan nikmat Tuhan. Di antara nikmat itu tentang ancaman siksa yang tercantum pada ayat 35 di atas telah diberitakan di dunia ini. Jika kamu di dunia ini berkesempatan berbuat baik dan terhindar dari siksa itu, itulah merupakan kenikmatan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
dan cairan tembaga. (Ar-Rahman: 35)
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan cairan tembaga. (Ar-Rahman: 35) Yaitu asap api. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Saleh, Sa'id ibnu Jubair, dan Abu Sinan.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa orang-orang Arab menyebut dukhan (asap) dengan sebutan nuhas atau nihas, tetapi ulama ahli qiraat telah sepakat membacanya dengan dammah, yakni nuhas yang artinya asap. Seperti pengertian yang terdapat di dalam bait syair Nabigah Ja'dah:
bercahaya seperti cahaya lentera minyak, yang Allah tidak menjadikan asap padanya.
Yang dimaksud dengan nuhas dalam bait syair ini ialah asap. Demikianlah menurut Ibnu Jarir.
Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui jalur Juwaibir, dari Ad-Dahhak, bahwa Nabi' ibnul Azraq pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang makna syuwaz, maka ia menjawab bahwa syuwaz adalah nyala api yang tidak ada asapnya. Lalu Nafi' menanyakan kepada Ibnu Abbas tentang syahid (bukti) yang menguatkan pendapatnya dari segi bahasa. Maka Ibnu Abbas membacakan kepadanya bait syair Umayyah ibnu Abus Silt yang isinya mencela Hassan:
Ingatlah, adakah orang yang mau menyampaikan kepada Hasan pesan dariku dengan perjalanan yang cepat menuju ke pasar 'Ukaz. Bahwa bukankah dahulu ayahmu adalah salah seorang di antara budak-budak kami, yang kelihatan hina bersama budak-budak dari Yaman, dan itu sudah dikenal semua orang. Kerjanya hanya membuat bara api untuk setrika (hewan) dan selalu meniup nyala apinya.
Nafi' berkata, "Engkau benar, lalu apakah artinya nuhas?" Ibnu Abbas menjawab, "Asap yang tidak ada nyala apinya." Nafi' bertanya, "Apakah orang-orang Arab mengenal istilah itu?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya, tidakkah engkau mendengar ucapan Nabigah dari Bani Zibyan yang telah mengatakan dalam salah satu bait syairnya:
menyala seperti nyala lentera minyak, yang Allah telah menjadikannya tidak berasap.
Mujahid mengatakan bahwa an-nuhas adalah tembaga yang dilebur, lalu dituangkan ke atas kepala mereka. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah. Ad-Dahhak mengatakan bahwa nuhas artinya cairan tembaga.
Makna yang dimaksud dari semua pendapat ialah seandainya kalian pergi melarikan diri di hari kiamat, niscaya para malaikat dan malaikat Zabaniyah (juru siksa) akan mengembalikan kalian ke padang mahsyar, yaitu dengan mengirimkan nyala api dan cairan tembaga yang dilebur terhadap kalian hingga pada akhirnya kalian pasti kembali. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (darinya). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 35-36)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?