Skip to content

Al-Qur'an Surat Ar-Rahman Ayat 28

Ar-Rahman Ayat ke-28 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ( الرحمن : ٢٨)

fabi-ayyi
فَبِأَىِّ
So which
maka yang mana
ālāi
ءَالَآءِ
(of the) favors
ni'mat
rabbikumā
رَبِّكُمَا
(of) your Lord
Tuhanmu berdua
tukadhibāni
تُكَذِّبَانِ
will you both deny?
kamu berdua dustakan

Transliterasi Latin:

Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān (QS. 55:28)

English Sahih:

So which of the favors of your Lord would you deny? (QS. [55]Ar-Rahman verse 28)

Arti / Terjemahan:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman ayat 28)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini Allah menantang jin dan manusia agar mengungkapkan nikmat-Nya yang mereka dustakan. Cobalah mereka bayangkan, tidaklah kebinasaan itu melainkan merupakan pintu bagi kehidupan yang kekal. Apabila tidak ada yang mati, maka akan terhalanglah kehidupan di akhirat. Lihatlah kehidupan manusia, apabila mereka beranak terus sepanjang masa, tidak ada yang mati, maka akan penuhlah bumi ini dengan manusia sehingga binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makanan tidak akan mencukupi keperluannya lagi dan akhirnya tidak ada jalan lagi bagi mereka kecuali sedang membunuh sesamaanya yang akhirnya dunia ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Setelah Allah Swt. menyebutkan bahwa semua penduduk bumi mati, dan bahwa mereka akan dikembalikan ke negeri akhirat, lalu Allah Yang memiliki kebesaran dan keagungan memutuskan mereka dengan hukum­Nya yang adil, maka berfirmanlah Dia dalam ayat berikutnya:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 28)

Adapun firman Allah Swt.:

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahman: 29)

Ayat ini menceritakan tentang ketidakperluan Allah dari selain-Nya dan bahwa semua makhluk berhajat kepada-Nya dalam semua waktu, dan bahwa mereka selalu meminta kepada-Nya dengan ungkapan lisan dan perbuatan mereka. Dan bahwa setiap waktu Dia selalu dalam kesibukan.

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya: Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahman: 29) Bahwa di antara kesibukan-Nya ialah memperkenankan orang yang berdoa atau memberi orang yang meminta atau membebaskan kesulitan orang yang dalam kesulitan atau menyembuhkan orang yang sakit.

Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Allah Swt. setiap waktu memperkenankan orang yang berdoa, melenyapkan kesulitan, memperkenankan orang yang dalam keadaan terpaksa (darurat), dan mengampuni dosa.

Qatadah mengatakan bahwa tiada seorang pun dari penduduk langit dan bumi yang tidak berhajat kepada-Nya; Dialah Yang menghidupkan dan Dialah Yang mematikan, Dia menumbuhkan yang kecil dan membebaskan tawanan, Dia adalah tujuan terakhir dari semua keperluan orang-orang yang saleh dan tempat mereka meminta pertolongan dan mengadu.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Jarir ibnu Us'man, dari Suwaid ibnu Jabalah Al-Fazzari yang mengatakan bahwa sesungguhnya Tuhan kalian setiap waktu berada dalam kesibukan, Dia memerdekakan budak, Dia memberi yang berharap dan menimpakan hukuman.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Muhammad ibnu Amr Al-Gazi, telah menceritakan kepadaku Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Yusuf Al-Faryabi, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Bakr As-Suksuki, telah menceritakan kepada kami Al-Haris ibnu Abdah ibnu Rabah Al-Gassani, dari ayahnya, dari Munib ibnu Abdullah ibnu Munib Al-Azdi, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahman: 29) Maka kami bertanya, "Wahai Rasulullah, kesibukan apakah itu?" Rasulullah Saw. menjawab: Mengampuni dosa, melenyapkan musibah, meninggikan derajat suatu kaum, dan merendahkan kaum yang lainnya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammardan Sulaiman ibnu Ahmad Al-Wasiti. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Wazir ibnu Sabih As'-Saqafi alias Abu Rauh Ad-Dimasyqi, sedangkan konteks hadis ini menurut Hisyam, ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Yunus ibnu Maisarah ibnu Hulais menceritakan hadis berikut dari Ummu Darda, dari Abu Darda, dari Nabi Saw. yang telah bersabda bahwa Allah Swt. telah berfirman: Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahman: 29) Lalu beliau Saw. bersabda: Termasuk kesibukan-Nya ialah mengampuni dosa, melenyapkan kesusahan, dan meninggikan derajat suatu kaum serta merendahkan derajat kaum yang lainnya.

Ibnu Asakir telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Hisyam ibnu Ammar dengan sanad yang sama, kemudian ia mengetengahkannya melalui hadis Abul Walid ibnu Syuja', dari Al-Wazir ibnu Sabih. Ia mengatakan, telah disebutkan di dalam hadis mu'allaq oleh Al-Walid ibnu Muslim, dari Mutarrif, dari Asy-Sya'bi. dari Ummu Darda, dari Abu Darda, dari Nabi Saw., lalu disebutkan hal yang semisal. Dan ia mengatakan bahwa sanad yang sahih adalah yang pertama.

Menurut hemat kami, hadis ini telah diriwayatkan pula secara mauquf seperti yang dikomentari oleh Imam Bukhari dengan teks yang tegas. Imam Bukhari menjadikannya sebagai ucapan Abu Darda; hanya Allah­lah yang Maha Mengetahui.

Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Haris telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman ibnul Bailamani, dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya, "Setiap waktu Dia dalam kesibukan" (Ar-Rahman: 29). Maka beliau Saw. bersabda: Mengampuni dosa dan melenyapkan kesusahan.

Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Abu Hamzah As-Samali, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz yang tercipta dari permata yang putih, kedua belah sampulnya dari yaqut merah dan qalamnya dari cahaya, dan kitabnya dari cahaya, sedangkan lebarnya sama dengan jarak antara bumi dan langit. Dia melihat kepadanya setiap hari sebanyak tiga ratus enam puluh kali pandangan, dan pada setiap kali pandangan Dia menciptakan makhluk, menghidupkan dan mematikan, dan memenangkan serta menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?