Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 110
Al-Ma'idah Ayat ke-110 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِيْ عَلَيْكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ ۘاِذْ اَيَّدْتُّكَ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۚوَاِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ ۚوَاِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ بِاِذْنِيْ فَتَنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِيْ وَتُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ كَفَفْتُ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ( الماۤئدة : ١١٠)
- idh
- إِذْ
- When
- ketika
- qāla
- قَالَ
- said
- mengatakan
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah
- Allah
- yāʿīsā
- يَٰعِيسَى
- "O Isa
- Wahai Isa
- ib'na
- ٱبْنَ
- son
- putera
- maryama
- مَرْيَمَ
- (of) Maryam!
- Maryam
- udh'kur
- ٱذْكُرْ
- Remember
- ingatlah
- niʿ'matī
- نِعْمَتِى
- My Favor
- nikmatiKu
- ʿalayka
- عَلَيْكَ
- upon you
- atasmu
- waʿalā
- وَعَلَىٰ
- and upon
- dan atas
- wālidatika
- وَٰلِدَتِكَ
- your mother
- ibumu
- idh
- إِذْ
- when
- ketika/di waktu
- ayyadttuka
- أَيَّدتُّكَ
- I strengthened you
- Aku menguatkan kamu
- birūḥi
- بِرُوحِ
- with (the) Spirit
- dengan ruhul
- l-qudusi
- ٱلْقُدُسِ
- the Holy
- qudus
- tukallimu
- تُكَلِّمُ
- you spoke
- kamu berbicara
- l-nāsa
- ٱلنَّاسَ
- (to) the people
- manusia
- fī
- فِى
- in
- dalam
- l-mahdi
- ٱلْمَهْدِ
- the cradle
- buaian
- wakahlan
- وَكَهْلًاۖ
- and (in) maturity
- dan sesudah dewasa
- wa-idh
- وَإِذْ
- And when
- dan ketika
- ʿallamtuka
- عَلَّمْتُكَ
- I taught you
- Aku mengajarkan kamu
- l-kitāba
- ٱلْكِتَٰبَ
- the Book
- Kitab
- wal-ḥik'mata
- وَٱلْحِكْمَةَ
- and the wisdom
- dan Hikmat
- wal-tawrāta
- وَٱلتَّوْرَىٰةَ
- and the Taurat
- dan Taurat
- wal-injīla
- وَٱلْإِنجِيلَۖ
- and the Injeel
- dan Injil
- wa-idh
- وَإِذْ
- and when
- dan ketika
- takhluqu
- تَخْلُقُ
- you make
- kamu membentuk
- mina
- مِنَ
- from
- dari
- l-ṭīni
- ٱلطِّينِ
- the clay
- tanah
- kahayati
- كَهَيْـَٔةِ
- like the shape
- seperti bentuk
- l-ṭayri
- ٱلطَّيْرِ
- (of) the bird
- burung
- bi-idh'nī
- بِإِذْنِى
- by My permission
- dengan izinKu
- fatanfukhu
- فَتَنفُخُ
- then you breath
- maka/lalu meniup
- fīhā
- فِيهَا
- into it
- di dalamnya
- fatakūnu
- فَتَكُونُ
- and it becomes
- maka jadilah ia
- ṭayran
- طَيْرًۢا
- a bird
- burung
- bi-idh'nī
- بِإِذْنِىۖ
- by My permission
- dengan izinKu
- watub'ri-u
- وَتُبْرِئُ
- and you heal
- dan kamu menyembuhkan
- l-akmaha
- ٱلْأَكْمَهَ
- the born blind
- orang buta
- wal-abraṣa
- وَٱلْأَبْرَصَ
- and the leper
- dan orang sakit lepra
- bi-idh'nī
- بِإِذْنِىۖ
- by My permission
- dengan izinKu
- wa-idh
- وَإِذْ
- and when
- dan ketika
- tukh'riju
- تُخْرِجُ
- you bring forth
- kamu mengeluarkan
- l-mawtā
- ٱلْمَوْتَىٰ
- the dead
- orang mati
- bi-idh'nī
- بِإِذْنِىۖ
- by My permission
- dengan izinKu
- wa-idh
- وَإِذْ
- And when
- dan ketika
- kafaftu
- كَفَفْتُ
- I restrained
- Aku menahan
- banī
- بَنِىٓ
- (the) Children
- Bani
- is'rāīla
- إِسْرَٰٓءِيلَ
- (of) Israel
- Israil
- ʿanka
- عَنكَ
- from you
- dari kamu
- idh
- إِذْ
- when
- ketika
- ji'tahum
- جِئْتَهُم
- you came to them
- kamu datang kepada mereka
- bil-bayināti
- بِٱلْبَيِّنَٰتِ
- with the clear proofs
- dengan keterangan-keterangan
- faqāla
- فَقَالَ
- then said
- maka berkata
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- kafarū
- كَفَرُوا۟
- disbelieved
- kafir/ingkar
- min'hum
- مِنْهُمْ
- among them
- diantara mereka
- in
- إِنْ
- "Not
- tidaklah
- hādhā
- هَٰذَآ
- "(is) this
- ini
- illā
- إِلَّا
- but
- kecuali
- siḥ'run
- سِحْرٌ
- magic"
- sihir
- mubīnun
- مُّبِينٌ
- clear"
- yang nyata
Transliterasi Latin:
Iż qālallāhu yā 'īsabna maryamażkur ni'matī 'alaika wa 'alā wālidatik, iż ayyattuka birụḥil-qudus, tukallimun-nāsa fil-mahdi wa kahlā, wa iż 'allamtukal-kitāba wal-ḥikmata wat-taurāta wal-injīl, wa iż takhluqu minaṭ-ṭīni kahai`atiṭ-ṭairi bi`iżnī fa tanfukhu fīhā fa takụnu ṭairam bi`iżnī wa tubri`ul-akmaha wal-abraṣa bi`iżnī, wa iż tukhrijul-mautā bi`iżnī, wa iż kafaftu banī isrā`īla 'angka iż ji`tahum bil-bayyināti fa qālallażīna kafarụ min-hum in hāżā illā siḥrum mubīn(QS. 5:110)
English Sahih:
[The Day] when Allah will say, "O Jesus, Son of Mary, remember My favor upon you and upon your mother when I supported you with the Pure Spirit [i.e., the angel Gabriel] and you spoke to the people in the cradle and in maturity; and [remember] when I taught you writing and wisdom and the Torah and the Gospel; and when you designed from clay [what was] like the form of a bird with My permission, then you breathed into it, and it became a bird with My permission; and you healed the blind [from birth] and the leper with My permission; and when you brought forth the dead with My permission; and when I restrained the Children of Israel from [killing] you when you came to them with clear proofs and those who disbelieved among them said, "This is not but obvious magic." (QS. [5]Al-Ma'idah verse 110)
Arti / Terjemahan:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". (QS. Al-Ma'idah ayat 110)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat yang lalu telah dijelaskan bahwa Allah mengajukan pertanyaan kepada para rasul pada umumnya, bagaimana tanggapan umat terhadap misi kerasulan mereka. Pada ayat ini Allah berbicara di Padang Mahsyar dengan Nabi Isa. Ingatlah ketika Allah mengumpulkan para rasul pada hari kiamat, ketika itu Allah berfirman kepada Nabi Isa, "Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku, yang telah dianugerahkan kepadamu dan kepada ibumu di dunia, sewaktu Aku menguatkanmu, ketika ibumu mengandungmu, dengan kehadiran Ruhulkudus, Malaikat Jibril yang meniupkan roh ke dalam rahim ibumu; juga ketika menguatkan engkau sehingga engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian, di luar adat kebiasaan; dan setelah dewasa sewaktu menyampaikan misi kerasulan, setelah Jibril menyampaikan wahyu kepada kamu. Dan ingatlah ketika Aku, melalui Jibril, mengajarkan menulis kepadamu, juga mengajarkan Hikmah, kearifan, Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa, dan Injil yang berisi ajaran tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada ibadah kecuali kepada-Nya. Dan ingatlah mukjizat yang diberikan kepadamu, ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, karena engkau tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan-Ku; kemudian engkau meniupnya, sehingga burung itu benar-benar hidup, lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya, juga dengan seizin-Ku. Dan ingatlah, mukjizat yang lain, ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir yang secara lahiriah tidak mungkin sembuh; dan engkau juga dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta, yang pada umumnya sulit disembuhkan, dengan seizin-Ku. Dan ingatlah, kenikmatan-Ku kepadamu, ketika engkau mengeluarkan orang mati dari sebuah kuburan tua yang sudah bertahuntahun mati menjadi hidup kembali, juga dengan seizin-Ku. Dan ingatlah, kenikmatan yang sangat berharga, ketika Aku menghalangi Bani Israil dari rencana mereka untuk membunuhmu, sewaktu engkau menyampaikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, berdasarkan wahyu tentang bukti-bukti kerasulan dengan beberapa mukjizat, lalu orangorang kafir di antara mereka berkata, dengan sombong, "Ini tidak lain, semua keanehan yang diperlihatkan Isa kepada kita, hanyalah sihir yang nyata, bukan mukjizat atau bukti kebenaran."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini dijelaskan tentang bermacam-macam nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Isa dan ibunya, kemudian diungkapkan kembali berbagai kejahatan Bani Israil yang pernah menuduh bahwa berbagai keterangan dan bukti-bukti yang disampaikan Nabi Isa kepada mereka hanyalah sihir semata.
Nikmat Allah kepada Maryam, yaitu ibu Nabi Isa ialah Allah telah menjadikannya sebagai wanita yang suci, terpilih di antara wanita-wanita di dunia ini untuk memperoleh kedudukan yang mulia.
Nikmat-nikmat Allah kepada Nabi Isa yang disebutkan dalam ayat ini adalah sebagai berikut:
1. Allah telah memperkuat Nabi Isa dengan Rohulkudus, yaitu malaikat Jibril. Allah telah menjadikan jiwanya bersih dari segala sifat-sifat yang tidak baik. Dengan nikmat ini Isa dapat mengetahui bahwa ia lahir ke dunia dengan kejadian yang luar biasa, sehingga dengan demikian ia dapat membuktikan kesucian dirinya dan kesucian ibunya. Karena Allah telah memperkuatnya dengan Rohulkudus, maka ia dapat berbicara ketika ia masih kecil dan lemah, masih berada dalam buaian. Ia berbicara untuk membela kesucian dan kehormatan ibunya terhadap tuduhan yang bukan-bukan dari kaum Yahudi. Kemudian setelah ia dewasa ia juga dapat berbicara dengan baik untuk menyeru manusia kepada agama Allah.
Tentang Nabi Isa, ibunya dan Rohulkudus dalam ayat ini, pendapat beberapa mufasir dapat dikatakan sama, Mengenai "mengingat nikmat," artinya "mensyukuri" nikmat yang diberikan kepada Isa dan kepada ibunya Maryam dan memperkuatnya dengan Rohulkudus, yakni Jibril, dan berbicara dengan orang ketika ia masih bayi dan sesudah dewasa menjadi Nabi, yang menurut Ibnu 'Abbas seperti yang dikutip al-Bagawi, dalam usia 30 tahun dan menjalankan tugas kenabiannya selama 30 bulan. Kemudian "Aku mengajar kamu menulis, hikmah (yakni kearifan ilmu pengetahuan), Taurat dan Injil," dan seterusnya. Lebih jauh tentang Rohulkudus lihat kosakata di atas (al-Baqarah/2: 253). Dapat ditambahkan, bahwa seperti disebutkan di dalam Al-Qur'an, bahwa Rohulkudus berlaku untuk semua orang beriman (al-Mujadalah/58: 22); dan diturunkan kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam ayat ini, ruh berarti wahyu (al-Kahf/16: 2).
Nabi Isa menyebut dirinya anak Maryam, yang tidak mengenal bapak manusia karena kelahirannya memang suatu mukjizat. Allah telah memberinya nikmat yang besar berupa kekuatan rohani, "memperkuatnya dengan Rohulkudus", dengan mukjizat-mukjizat yang terjadi sekitar dirinya dan ibundanya Maryam, mengenai kelahiran, kehidupan dan kematiannya.
Tetapi Rohulkudus (al-Baqarah/2: 87) yang banyak kita temui dalam Al-Qur'an, dalam pengertian "roh yang suci" berarti juga sebagai "ilham ilahi." Nabi Muhammad juga mendoakan rahmat dengan Rohulkudus kepada seorang sahabat, yakni penyair Hassan bin sabit melalui sabdanya:
Bahwa Hassan bin sabit al-Ansari minta persaksian kepada Abu Hurairah, "Apakah kamu mendengar Nabi Saw berkata, "Hai Hassan, penuhilah Rasulillah. Ya Allah kuatkanlah dia (Hassan) dengan Rohulkudus." (Riwayat al-Bukhari, Muslim, dan an-Nasa'i)
Pengertian Rohulkudus dalam Al-Qur'an dan hadis tidak sama dengan pengertian Rohulkudus dalam Bibel (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Roh, Roh Allah atau firman-Nya dalam Perjanjian Lama (Kejadian i.2) ialah mengenai pembentukan bumi, "dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air," dan Mazmur xxxiii.6, "Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya¦" Dalam Perjanjian Baru disebut Roh Kudus, Roh Allah atau Roh Yesus. Matius menyebutkan bahwa kelahiran Yesus Kristus pada waktu Maria bertunangan dengan Yusuf anak Heli, mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Yusuf suami Maria adalah orang yang tulus hati, ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud diam-diam akan menceraikannya. Tetapi dalam mimpinya malaikat Tuhan tampak kepadanya, dan berkata, agar jangan takut "¦ mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, ¦" (Matius 1.18-21). Lihat juga kosakata (an-Nisa'/4: 156).
2. Allah telah mengajarkan kepadanya Al-Kitab, artinya Isa telah dianugerahi-Nya kepandaian menulis dan membaca, sehingga ia dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang tertulis. Di samping itu. Allah mengajarkan pula kepadanya Taurat, yaitu kitab suci yang telah diturunkan kepada Nabi Musa. Akhirnya Allah mengajarkan kepadanya Injil, yaitu kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa sendiri.
Nabi Isa sendiri tidak pernah mengubah-ubah isi Taurat dan tidak pula menggantikannya dengan Injil yang diturunkan kepadanya, dan diakui oleh Perjanjian Baru yang sekarang, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." (Matius v.17).
3. Isa dapat membuat dari tanah sesuatu yang bentuk dan ukurannya seperti burung, kemudian ia meniup burung itu, maka jadilah ia seekor burung yang sungguh-sungguh, dengan seizin Allah. Artinya Isa-lah yang membentuk benda tersebut seperti burung, dan ia pula yang meniupnya, kemudian Allah menjadikannya seekor burung yang hidup.
4. Isa telah dapat menyembuhkan orang-orang buta sejak lahir dan orang-orang yang kena penyakit sopak, dengan izin Allah, padahal di masa itu tak seorang tabib pun dapat menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang-orang yang kena penyakit sopak.
Dalam bahasa Indonesia, kata abras dipadankan dengan kusta dari terjemahan Inggris leprosy, yakni "penyakit menahun yang menyerang kulit dan saraf, yang secara perlahan-lahan menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh; lepra" (Kamus Besar Bahasa Indonesia), yang dalam bahasa Arab biasa disamakan dengan judzam, bukan abras. Mu'jam Alfadh al-Qur'an al-Karim menjelasakan, bahwa abras "adalah warna putih di kulit karena kehilangan zat warna merah (pigmen) dan menimbulkan bercak-bercak putih dalam berbagai bentuk. Ini merupakan gejala penyakit kusta." Jadi bukan kusta. Dalam Perjanjian Baru (Matius x.8, Lukas iv.27), diterjemahkan dengan "kusta," sama dengan terjemahan bahasa Inggris. Dalam Tafsir ini diterjemahkan dengan "sopak," agaknya ini lebih tepat, yakni "penyakit kulit berupa belang-belang putih di tangan atau kaki akibat sel pigmen adalah sel yang memberi warna kulit kering, sawo matang." (Kamus Besar Bahasa Indonesia), atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama leukemia atau vitiligo.
5. Isa juga dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati, sehingga dapat keluar dari kuburnya dalam keadaan hidup, dengan izin Allah.
Setelah Nabi Isa memberikan bukti-bukti dengan mukjizatnya, sebagian mereka (Bani Israil) menuduhnya ia melakukan perbuatan sihir, mengusir setan dengan menggunakan pemimpin setan, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan" (Lukas xi.15).
Orang Yahudi menyebut raja setan atau penghulu setan itu Beelzebul, dan penghulu setan yang digunakan untuk mengusir setan ini terdapat dalam beberapa bab (chapter) dalam Perjanjian Baru, antara lain dalam Matius, Markus dan Lukas.
6. Allah telah melindungi Nabi Isa dari kejahatan kaum Yahudi yang hendak membunuh dan menyalibnya, ketika Isa datang kepada mereka membawa agama Allah yang disertai dengan bukti-bukti dan keterangan yang jelas, yang dikaruniakan Allah kepadanya. Allah menyelamatkan Isa dan mengangkatnya kepada-Nya.
Kejahatan Bani Israil melebihi kejahatan umat lainnya, kejahatan umat lainnya terhadap rasul Allah hanya sebatas kepada diri pribadi rasul itu, tetapi kejahatan Bani Israil tidak hanya ditujukan kepada Nabi Isa semata, melainkan juga terhadap ibunya, yaitu mereka menuduh Maryam telah berzina dengan seorang lelaki, sehingga melahirkan Isa. Bahkan kejahatan mereka tidak hanya tertuju kepada Isa dan ibunya, melainkan juga terhadap Allah, karena mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai istri dan anak, padahal Allah Maha Suci dari hal-hal tersebut.
Orang-orang kafir di antara Bani Israil itu tidak hanya menolak agama Allah yang disampaikan Nabi Isa kepada mereka, bahkan mereka mengatakan bahwa keterangan-keterangan yang disampaikan Isa tersebut hanyalah sihir.
Bermacam-macam nikmat Allah kepada Nabi Isa yang disebutkan dalam ayat ini merupakan sindiran dan kecaman yang amat tajam sekali terhadap Bani Israil, atas sikap dan perbuatan mereka yang keji itu. Ayat ini menyingkap pula betapa besarnya kedengkian mereka terhadap orang yang memperoleh nikmat Allah. Ucapan mereka bahwa keterangan-keterangan yang disampaikan Nabi Isa kepada mereka adalah "sihir yang nyata", merupakan bukti yang kuat tentang sifat-sifat dengki mereka kepada Nabi Isa yang telah dipilih Allah sebagai Nabi dan Rasul-Nya.
Nikmat Allah kepada Nabi Isa yang disebutkan dalam ayat ini merupakan nikmat yang luar biasa, yang tidak diberikan Allah kepada nabi-nabi lain. Pada ayat berikutnya, Allah menyebutkan beberapa nikmat-Nya yang lain yang juga diberikannya kepada Nabi Isa tetapi merupakan nikmat-nikmat yang biasa, yang juga diperoleh rasul-rasul lain.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
Ingatlah! (ketika Allah mengatakan, "Hai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu) syukurilah nikmat-Ku itu (di waktu Aku mendukung kamu) menguatkan kamu (dengan ruhul kudus) malaikat Jibril (kamu dapat berbicara dengan manusia) menjadi hal bagi kaaf atau dhamir mukhathab yang terdapat dalam kalimat ayyadtuka (sewaktu dalam buaian) masih dalam keadaan bayi (dan sesudah dewasa) kalimat ini memberikan pengertian bahwa ia (Nabi Isa) akan turun ke bumi sebelum hari kiamat sebab sebelum ia mencapai usia tua telah diangkat terlebih dahulu ke langit sebagaimana penjelasan yang telah dikemukakan dalam surah Ali Imran. (Dan ingatlah di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil dan ingat pula di waktu kamu membuat suatu bentuk dari tanah yang berupa) seperti gambaran (burung) huruf kaaf dalam kalimat kahaiah adalah bermakna isim yang artinya seperti dan kedudukan i`rabnya menjadi maf`ul atau objek (dengan seizin-Ku kemudian kamu meniup padanya lalu bentuk itu menjadi burung yang sebenarnya seizin-Ku) dengan kehendak-Ku. (Dan ingatlah waktu kamu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan ingatlah di waktu kamu mengeluarkan orang-orang mati) dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan hidup (dengan seizin-Ku, dan ingatlah di waktu Aku menghalangi Bani Israel dari kamu) sewaktu mereka bersengaja hendak membunuhmu (di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata) yakni mukjizat-mukjizat (lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, 'Tidak) tidak lain (hal ini) yang engkau datangkan melainkan sihir yang nyata') dan menurut qiraat dibaca saahirun/tukang sihir, yang dimaksud ialah Nabi Isa.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menyebutkan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada hamba dan rasul-Nya, yakni Nabi Isa putra Maryam a.s., dalam bentuk berbagai mukjizat yang jelas dan hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan (hukum alam). Untuk itu Allah Swt. berfirman:
...ingatlah nikmat-Ku kepadamu.
Yakni Aku ciptakan kamu dari ibumu tanpa ayah, dan Aku jadikan kamu sebagai tanda yang menunjukkan akan kekuasaan-Ku terhadap segala sesuatu dengan penguasaan yang mutlak.
...dan kepada ibumu.
Karena Aku jadikan dirimu sebagai bukti bagi ibumu yang menunjukkan kebersihan dirinya dari apa yang dituduhkan oleh orang-orang yang zalim. Mereka menuduhnya telah berbuat fahisyah (zina).
...di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.
Yang dimaksud dengan "ruhul qudus" ialah Malaikat Jibril a.s. Dan Kami jadikan kamu seorang nabi yang menyeru (manusia) menyembah Allah di waktu kamu masih kecil dan sesudah kamu dewasa. Aku jadikan kamu dapat berbicara selagi kamu masih dalam buaian, lalu kamu bersaksi menyatakan kebersihan diri ibumu dari setiap cela dan aib, dan kamu mengakui sebagai hamba-Ku, dan kamu beritakan (kepada manusia) tentang risalah yang Aku berikan kepadamu, yaitu kamu menyeru mereka untuk menyembah-Ku. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa.
Yakni kamu menyeru manusia untuk menyembah Allah Swt. sejak kamu masih anak-anak (bayi) dan sesudah dewasa. Pengertian "berbicara" dalam ayat ini mengandung pengertian berseru, mengingat pembicaraannya dengan manusia setelah ia dewasa bukan merupakan hal yang aneh.
Firman Allah Swt.:
...dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis dan hikmah.
Yakni diajarkan menulis dan diberi pemahaman.
...dan Taurat.
Yakni kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa ibnu Imran yang dijuluki sebagai Kalamullah (orang yang pernah diajak berbicara langsung oleh Allah Swt.). Adakalanya lafaz Taurat disebutkan di dalam hadis, tetapi makna yang dimaksud lebih umum daripada itu.
Firman Allah Swt.:
...dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku.
Yakni kamu bentuk dan kamu gambarkan tanah liat itu berupa seekor burung atas perintah-Ku.
Kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.
Yakni lalu kamu tiup boneka yang telah kamu bentuk itu dengan seizin-Ku, maka bentuk itu menjadi burung sungguhan yang hidup dan dapat terbang dengan seizin Allah dan merupakan ciptaan-Nya (melalui tangan Nabi Isa).
Firman Allah Swt.:
Dan (ingatlah) waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak kelahiran dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku.
Hal ini telah diterangkan di dalam tafsir surat Ali Imran dengan penjelasan yang sudah cukup hingga tidak perlu diulangi lagi dalam surat mi
Firman Allah Swt.:
...dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku.
Yakni kamu panggil mereka dan mereka dapat bangkit dari kuburnya dengan seizin Allah dan dengan kekuasaan serta kehendak dan keinginanNya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Malik ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Talhah (yakni. Ibnu Musarrif), dari Abu Bisyr, dari Abul Huzail yang mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. apabila hendak menghidupkan orang yang telah mati, terlebih dahulu salat dua rakaat, pada rakaat pertama membaca surat Al-Mulk, sedangkan pada rakaat kedua membaca surat As-Sajdah. Setelah salat dua rakaat, ia memanjatkan puja dan puji serta syukur kepada Allah, kemudian berdoa dengan menyebutkan tujuh nama, yaitu: "Wahai Yang Mahadahulu, wahai Yang Mahasamar, wahai Yang Mahaabadi, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Mahaganjil, wahai Yang Mahatunggal, wahai yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu."
Apabila tertimpa suatu musibah, ia berdoa dengan menyebut tujuh nama lainnya, yaitu: "Wahai Yang Hidup Kekal, wahai Yang terus-menerus mengurus makhluk, wahai Allah, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, wahai Tuhan Yang Mahaagung, wahai Tuhan Yang mempunyai kebesaran, wahai Tuhan Yang mempunyai kemuliaan, wahai Cahaya langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya, Tuhan 'Arasy yang besar, wahai Tuhanku."
Ini merupakan asar yang sangat besar, yakni doa yang sangat mustajab.
Firman Allah Swt.:
...dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain kecuali sihir yang nyata."
Yakni ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu ketika Aku menghalang-halangi mereka melampiaskan niat jahatnya kepadamu. Yaitu ketika kamu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti dan hujjah-hujjah yang jelas yang membuktikan kenabian dan kerasulanmu dari Allah kepada mereka. Lalu mereka mendustakanmu dan menuduhmu sebagai seorang penyihir. Dan mereka berupaya untuk membunuh dan menyalibmu, maka Aku selamatkan kamu dari mereka dan Aku angkat kamu kepada-Ku serta Aku bersihkan kamu dari kekotoran mereka dan Aku lindungi kamu dari kejahatan mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa anugerah ini diberikan oleh Allah kepada Nabi Isa sesudah ia diangkat ke langit, atau anugerah ini diberikan kepadanya pada hari kiamat. Lalu diungkapkan memakai sigat fi’il madi yang mengandung makna kepastian akan kejadiannya. Berita ini termasuk hal-hal gaib yang diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Saat itu Allah memanggil 'Isâ putra Maryam lalu berfirman, "Ingatlah apa yang Aku karuniakan kepadamu dan ibumu di dunia, yaitu ketika Aku menguatkanmu dengan wahyu, dan Aku menjadikanmu dapat berbicara yang membebaskan bundamu dari tuduhan mereka, sedang kamu masih dalam buaian. Aku juga memberikan kepadamu kemampuan berbicara melalui wahyu-Ku saat kamu dewasa. Ingatlah ketika Aku mengajarkanmu menulis dan Aku menunjukkan ucapan dan perbuatanmu kepada kebenaran. Telah Aku ajarkan kepadamu kitab Tawrât dan Injîl. Ingatlah pula ketika Aku berikan mukjizat kepadamu manakala kamu membentuk burung dari tanah dengan seizin-Ku, lalu kamu meniupkan kepadanya sehingga menjadi burung yang sebenarnya karena kekuasaan-Ku, bukan karena kehebatanmu. Aku berikan mukjizat berupa kemampuan menyembuhkan orang yang buta sejak kanak-kanak, menyembuhkan penyakit lepra dengan seizin dan kekuasaan-Ku. Juga mukjizat menghidupkan orang mati dengan seizin-Ku. Ingatlah ketika Aku menghalang-halangi orang Yahudi untuk membunuh dan menyalibmu ketika kamu menunjukkan mukjizat agar mereka beriman. Akan tetapi segolongan dari mereka menentangnya. Mereka mengira bahwa mukjizat-mukjizat yang telah kamu tunjukkan tiada lain kecuali sihir yang nyata.