Al-Qur'an Surat Az-Zukhruf Ayat 55
Az-Zukhruf Ayat ke-55 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَلَمَّآ اٰسَفُوْنَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ( الزخرف : ٥٥)
- falammā
- فَلَمَّآ
- So when
- maka tatkala
- āsafūnā
- ءَاسَفُونَا
- they angered Us
- mereka membuat Kami murka
- intaqamnā
- ٱنتَقَمْنَا
- We took retribution
- Kami hukum
- min'hum
- مِنْهُمْ
- from them
- dari mereka
- fa-aghraqnāhum
- فَأَغْرَقْنَٰهُمْ
- and We drowned them
- lalu Kami tenggelamkan mereka
- ajmaʿīna
- أَجْمَعِينَ
- all
- semua
Transliterasi Latin:
Fa lammā āsafụnantaqamnā min-hum fa agraqnāhum ajma'īn(QS. 43:55)
English Sahih:
And when they angered Us, We took retribution from them and drowned them all. (QS. [43]Az-Zukhruf verse 55)
Arti / Terjemahan:
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), (QS. Az-Zukhruf ayat 55)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Maka ketika mereka, yaitu Fir’aun dan kaumnya, membuat Kami murka karena pernyataan dan sikap mereka yang menentang Nabi Musa sebagai utusan Kami, Kami membalas sikap mereka itu dengan menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di Laut Merah,
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kefasikan Fir'aun dan kaumnya semakin menjadi-jadi. Mereka semakin lupa daratan bahkan memandang Fir'aun adalah tuhan. Tindakan itu sudah sampai ke puncaknya, yang tidak mungkin lagi dimaafkan oleh Allah dan sangat disesalkan. Allah pun menjatuhkan hukuman-Nya, ketika Fir'aun dan balatentaranya mengejar Nabi Musa dan kaumnya sampai ke Laut Merah, Allah menenggelamkannya di laut itu. Dengan demikian ia tewas karena kesombongannya memiliki kekayaan dan kekuasaan, dan kebenaran pun terungkap walaupun diusung hanya oleh seorang manusia biasa yang tidak punya kekuasaan apa-apa.
Penundaan hukuman terhadap orang yang jahat itu disebut istidraj, yaitu pelaku perbuatan dosa dibiarkan melakukan kejahatan sehingga dosanya meningkat terus sampai ke puncaknya, bila pelakunya tidak mempan lagi dinasehati. Bila dosa-dosa itu sudah sampai di puncaknya, maka Allah tidak mungkin memaafkannya lagi, lalu Ia akan menjatuhkan hukuman-Nya. Nabi bersabda dalam sebuah riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani dan al-Baihaqi:
'Uqbah bin 'Amir meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan duniawi yang ia inginkan dari dunia sedangkan ia selalu bermaksiatm maka sesungguhnya hal tersebut merupakan istidraj." Kemudian Nabi saw membaca ayat, "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani dan al-Baihaqi)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka tatkala mereka membuat Kami murka) (Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di laut.)
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). (Az-Zukhruf: 55)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya, "Asafuna, " mereka membuat Kami murka.
Ad-Dahak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang di maksud ialah mereka membuat Kami marah.
Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya dari kalangan mufassirin.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah anak keponakanku, telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Uqbah ibnu Muslim At-Tajibi, dari Uqbah ibnu Amir r.a, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila kamu melihat seorang hamba mendapatkan sesuatu yang dikehendakinya dari Allah Swt., sedangkan si hamba yang bersangkutan tetap tenggelam dalam kemaksiatannya, maka sesungguhnya hal itu semata-mata hanyalah istidraj dari Allah terhadapnya. Kemudian Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). (Az-Zukhruf: 55)
Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdul Hamid Al-Hammani, telah menceritakan kepada kami Qais ibnur Rabi', dari Qais ibnu Muslim, dari Tariq ibnu Syihab yang mengatakan bahwa ketika ia sedang berada di rumah Abdullah ibnu Mas'ud r.a, lalu diceritakan kepadanya tentang kematian yang mendadak. Maka Ibnu Mas'ud berkata, "Itu merupakan keringanan bagi orang mukmin, dan merupakan kekecewaan bagi orang kafir." Lalu Abdullah ibnu Mas'ud r.a. membacakan firman-Nya: Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). (Az-Zukhruf: 55)
Umar ibnu Abdul Aziz r.a. telah mengatakan bahwa ia menemukan makna azab bersamaan dengan keadaan lalai. Yang ia maksudkan adalah firman Allah Swt.: Maka tatkala mereka membuat Kami murka, kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). (Az-Zukhruf: 55)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Ketika mereka membuat Kami sangat murka karena telah melampaui batas kerusakan, Kami pun memberikan balasan dengan cara menenggelamkan mereka semua.