Skip to content

Al-Qur'an Surat Az-Zukhruf Ayat 18

Az-Zukhruf Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَوَمَنْ يُّنَشَّؤُا فِى الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِيْنٍ ( الزخرف : ١٨)

awaman
أَوَمَن
Then (is one) who
ataukah orang
yunasha-u
يُنَشَّؤُا۟
is brought up
dibesarkan
فِى
in
dalam
l-ḥil'yati
ٱلْحِلْيَةِ
ornaments
perhiasan
wahuwa
وَهُوَ
and he
dan dia
فِى
in
dalam
l-khiṣāmi
ٱلْخِصَامِ
the dispute
terang
ghayru
غَيْرُ
(is) not
tidak
mubīnin
مُبِينٍ
clear
nyata

Transliterasi Latin:

A wa may yunasysya`u fil-ḥilyati wa huwa fil-khiṣāmi gairu mubīn (QS. 43:18)

English Sahih:

So is one brought up in ornaments while being during conflict unevident [attributed to Allah]? (QS. [43]Az-Zukhruf verse 18)

Arti / Terjemahan:

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. (QS. Az-Zukhruf ayat 18)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Lalu Allah mengecam mereka dengan mengatakan bahwa apakah orang, yakni wanita-wanita yang dibesarkan dalam perhiasan, patut dijadikan sebagai anak Allah sedang dia tidak mampu memberi alasan atau penjelasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah membantah anggapan kaum musyrik bahwa Allah mempunyai anak perempuan sedangkan mereka mempunyai anak laki-laki. Bantahan itu ialah: Apakah orang yang dilahirkan dan dibesarkan untuk berhias dan bila ia dalam bertukar pikiran dan berdiskusi tidak sanggup mengemukakan hujjah atau alasan yang kuat, karena dia lebih terpengaruh oleh perasaan daripada mempergunakan akal dan pikiran, adakah orang seperti ini patut dianggap anak Tuhan?

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan apakah patut) Hamzah atau kata tanya di sini mengandung pengertian ingkar, sedangkan Wawu 'Athafnya menunjukkan 'Athaf jumlah kepada jumlah yang lain. Maksudnya, apakah patut mereka menjadikan bagi Allah (orang yang dibesarkan dalam perhiasan) maksudnya selalu berhias diri (sedangkan dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran) tidak pernah menang di dalam adu argumentasi karena kelemahan akalnya sebagai perempuan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Disebutkan dalam firman berikutnya:

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan, sedangkan dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran? (Az-Zuhruf: 18)

Yakni perempuan itu mempunyai kekurangan yang untuk menutupi kekurangannya itu diberilah ia perhiasan sejak masih kecil. Dan apabila bertengkar, maka ucapannya tidak dianggap, bahkan ia lemah dan tidak mampu berbuat. Maka apakah orang yang demikian keadaanya pantas dinisbatkan kepada Allah Swt. Perempuan itu mempunyai kekurangan secara lahir dan batinnya, begitu pula dalam penampilan dan karakternya. Maka untuk menambal kekurangan lahiriah dan penampilannya diberilah ia perhiasan dan lain sebagainya yang diperlukan untuk menambal kekurangannya.

Adapun yang berkaitan dengan kekurangan karakternya ialah sesungguh­nya perempuan itu lemah dan tidak mampu membela diri di saat diperlukan ia harus membela diri, tidak termasuk ke dalam perhitungan dan tidak mempunyai peran, seperti yang dikatakan oleh sebagian orang Arab (tentunya di masa Jahiliah) pada saat ia diberi kabar gembira tentang kelahiran anak perempuannya, "Anak perempuan itu bukanlah anak yang baik, pertolongannya adalah menangis, dan baktinya adalah mencuri."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Begitu beraninyakah mereka beranggapan bahwa Allah mempunyai anak yang sebenarnya merupakan perhiasan hidup? Padahal, untuk mendatangkan alasan dalam berdebat saja ia tidak mampu karena kefasihan bahasanya yang sangat terbatas. Sungguh merupakan anggapan yang benar-benar aneh!