Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syura Ayat 34

Asy-Syura Ayat ke-34 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙ ( الشورى : ٣٤)

aw
أَوْ
Or
atau
yūbiq'hunna
يُوبِقْهُنَّ
He could destroy them
Dia membinasakannya
bimā
بِمَا
for what
dengan sebab
kasabū
كَسَبُوا۟
they have earned;
perbuatan mereka
wayaʿfu
وَيَعْفُ
but He pardons
dan Dia memberi maaf
ʿan
عَن
[from]
dari
kathīrin
كَثِيرٍ
much
kebanyakan

Transliterasi Latin:

Au yụbiq-hunna bimā kasabụ wa ya'fu 'ang kaṡīr (QS. 42:34)

English Sahih:

Or He could destroy them for what they earned; but He pardons much. (QS. [42]Ash-Shuraa verse 34)

Arti / Terjemahan:

Atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar (dari mereka). (QS. Asy-Syura ayat 34)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

atau Dia akan menghancurkan kapal-kapal itu bersama dengan muatan dan penumpang yang ada di dalamnya dengan cara mengirimkan badai yang sangat besar karena pelanggaran dan perbuatan dosa yang mereka lakukan. Dan Dia memaafkan banyak dari mereka dan dosa-dosa mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini diterangkan bahwa selain Allah kuasa menahan angin sehingga kapal itu tidak dapat beranjak dari tempatnya, Dia juga kuasa menghancurkan kapal itu dengan mengirimkan angin topan yang menjadikan kapal yang berlayar itu oleng, tak menentu arah yang ditempuh, tak akan sampai ke sasaran yang dituju, akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat penumpangnya yang bergelimang dosa. Tetapi, yang demikian itu jarang terjadi karena Allah telah memberi maaf dan mengampuni sebagian besar dari mereka, sehingga mereka selamat dalam perjalanannya mengarungi laut yang luas ke tempat yang dituju.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya) lafal ayat ini di'athafkan kepada Yuskin artinya, atau Dia menenggelamkan kapal-kapal itu berikut para penumpang dan apa yang dimuatnya, yaitu dengan menimbulkan angin badai (karena perbuatan mereka) disebabkan dosa-dosa yang dilakukan oleh para penumpangnya (atau Dia memberi maaf sebagian besar) dari dosa-dosa itu, yang karenanya Dia tidak menenggelamkan para pelakunya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka. (Asy-Syura: 34)

Yakni seandainya Allah menghendaki, tentu Dia dapat membinasakan perahu-perahu itu, lalu menenggelamkannya disebabkan dosa yang dilakukan oleh para pemiliknya yang sedang menaikinya.

atau Dia memberi maaf sebagian besar (dari mereka). (Asy-Syura: 34)

Yaitu sebagian besar dari dosa-dosa mereka; dan seandainya Allah meng­hukum mereka berdasarkan semua dosa yang dilakukan mereka, tentulah Dia akan membinasakan semua orang yang memakai jalan laut.

Sebagian ulama tafsir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka. (Asy-Syura: 34) Seandainya Allah menghendaki, tentulah Dia mengirimkan angin yang kuat tiupannya dan melanda kapal-kapal itu sehingga menyimpang dari tujuannya. Dan angin itu mengombang-ambingkannya ke arah kanan dan ke arah kiri tanpa tujuan, menyimpang jauh dari arah yang di tujuanya.

Pendapat ini mengandung pengertian bahwa perahu-perahu itu pada akhirnya hancur dan tenggelam, semakna dengan pendapat yang sebelumnya. Dan kebalikan dari pendapat yang pertama, yang mengatakan bahwa senadainya Allah menghendaki, tentu Dia menjadikan angin itu tidak bertiup sehingga perahu-perahu itu tidak dapat bergerak. Atau bila Dia menghendaki, dapat saja meniupkan angin yang sangat kuat sehingga mengombang-ambingkannya dan menenggelamkannya serta membinasa­kan para penumpangnya. Akan tetapi, berkat kelembutan dan rahmat Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya, Dia meniupkan angin menurut kadar yang diperlukan, sebagaimana Dia menurunkan hujan menurut kadar yang secukupnya. Seandainya Dia menurunkan hujan yang banyak sekali, niscaya akan robohlah semua bangunan; atau bila hujan diturunkan sedikit kurang dari yang diperlukan, niscaya tidak akan dapat tumbuhlah tanam-tanaman dan pepohonan. Sebagai gambaran tentang kelembutan dan rahmat-Nya ialah Dia mengirimkan ke negeri —seperti Mesir— air kiriman dari negeri lain, karena penduduk Mesir tidak memerlukan hujan. Seandainya Dia menurunkan hujan kepada mereka, tentulah banyak bangunan yang ambruk dan tembok-tembok rumah penduduknya banyak yang runtuh.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Atau, jika Allah berkehendak lain, Dia akan menghancurkan bahtera-bahtera itu dengan cara mendatangkan badai, lantaran dosa yang diperbuat oleh para penumpangnya. Atau, jika Allah menghendaki pula, Dia akan memaafkan mereka dan tidak akan menghukum mereka dengan menjadikan angin itu berubah menjadi badai yang menghanyutkan.