Skip to content

Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 72

Gafir Ayat ke-72 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فِى الْحَمِيْمِ ەۙ ثُمَّ فِى النَّارِ يُسْجَرُوْنَۚ ( غافر : ٧٢)

فِى
In
dalam
l-ḥamīmi
ٱلْحَمِيمِ
the boiling water;
air yang panas
thumma
ثُمَّ
then
kemudian
فِى
in
dalam
l-nāri
ٱلنَّارِ
the Fire
api
yus'jarūna
يُسْجَرُونَ
they will be burned
mereka di bakar

Transliterasi Latin:

Fil-ḥamīmi ṡumma fin-nāri yusjarụn (QS. 40:72)

English Sahih:

In boiling water; then in the Fire they will be filled [with flame]. (QS. [40]Ghafir verse 72)

Arti / Terjemahan:

Ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api, (QS. Gafir ayat 72)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka diseret dengan sangat kuat ke dalam air yang sangat panas dan mendidih, kemudian mereka dibakar di dalam api neraka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Akibat keingkaran mereka, orang-orang kafir akan merasakan siksa di akhirat, ketika belenggu dan rantai-rantai dikalungkan ke leher mereka, kemudian mereka ditarik dengan paksa dan dibakar di dalam neraka.
Ayat ini sama isinya dan maksudnya dengan firman Allah:

Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim. (ash-shaffat/37: 68)

Dan firman Allah

Peganglah dia kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka, kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia. Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan. (ad-Dukhan/44: 47-50)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Ke dalam air yang sangat panas) yakni neraka Jahanam (kemudian mereka dibakar dalam api) maksudnya, mereka dibakar oleh api neraka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:

seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api. (Al-Mu’min: 71-72)

Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. (Ar-Rahman: 43-44)

Dan firman Allah Swt. sesudah menceritakan makanan penduduk neraka itu zaqqum, dan minuman neraka adalah air yang sangat panas, yaitu:

Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (Ash-Shaffat: 68)

Dan firman Allah Swt.:

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (Al-Waqi'ah: 41-­44)

sampai dengan firman Allah Swt.:

Kemudian sesungguhnya kamu, hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan. (Al-Waqi'ah: 51-56)

Dan firman Allah Swt.:

Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia, kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu meragu-ragukannya. (Ad-Dukhan: 43-50)

Hal ini dikatakan kepada mereka dengan nada mengecam, mencemooh­kan, menghina, meremehkan, dan mengejek mereka.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân dan wahyu yang Kami turunkan kepada utusan-utusan Kami, pasti akan mengetahui akibat perbuatannya, pada saat lehernya dibelenggu dengan rantai, dan ditarik dalam air yang sangat panas kemudian dilempar ke dalam neraka yang mereka rasakan panasnya. Mereka diejek dengan dikatakan, "Mana sembahan kalian selain Allah yang dulu pernah kalian sembah itu?" Orang kafir menjawab, "Mereka telah menghilang dari kami. Bahkan sebenarnya, di dunia dulu kami belum pernah menyembah sesuatu yang pantas disembah." Dengan cara seperti itu Allah menyesatkan orang kafir dari kebenaran, karena mengetahui bahwa mereka lebih memilih kesesatan dari pada petunjuk.