Skip to content

Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 36

Gafir Ayat ke-36 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰهَامٰنُ ابْنِ لِيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْٓ اَبْلُغُ الْاَسْبَابَۙ ( غافر : ٣٦)

waqāla
وَقَالَ
And said
dan berkata
fir'ʿawnu
فِرْعَوْنُ
Firaun
Fir'aun
yāhāmānu
يَٰهَٰمَٰنُ
"O Haman!
hai Haman
ib'ni
ٱبْنِ
Construct
buatkan
لِى
for me
untukku
ṣarḥan
صَرْحًا
a tower
istana/bangunan yang tinggi
laʿallī
لَّعَلِّىٓ
that I may
supaya aku
ablughu
أَبْلُغُ
reach
aku sampai
l-asbāba
ٱلْأَسْبَٰبَ
the ways
pintu-pintu

Transliterasi Latin:

Wa qāla fir'aunu yā hāmānubni lī ṣar-ḥal la'allī ablugul-asbāb (QS. 40:36)

English Sahih:

And Pharaoh said, "O Haman, construct for me a tower that I might reach the ways – (QS. [40]Ghafir verse 36)

Arti / Terjemahan:

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (QS. Gafir ayat 36)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan Fir‘aun berkata kepada salah seorang menterinya bernama Haman, “Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi yang dapat terlihat oleh semua orang dan agar aku dapat naik sampai ke pintu-pintu langit.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Fir'aun tetap tidak menerima nasihat salah seorang keluarganya itu. Ia tetap membangkang dan tidak mau menerima dakwah Nabi Musa. Oleh karena itu, ia ingin mengejek Nabi Musa. Ia memerintahkan Haman, perdana menterinya, untuk membangun sebuah istana besar dan megah yang menjulang ke angkasa. Dalam ayat lain diinformasikan bahwa istana itu dibangun dari batu bata yang dibuat dari tanah liat yang dibakar:

Dan Fir'aun berkata, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta." (al-Qashash/28: 38)

Maksud pembuatan bangunan besar, megah, dan menjulang ke angkasa itu adalah sebagai tempat atau tangga untuk mengintai atau menyaksikan adanya Tuhan Nabi Musa. Ia menyatakan bahwa Nabi Musa sebenarnya seorang pembohong karena ia yakin tidak ada Tuhan di langit. Maksud ucapannya itu adalah untuk mengelabui rakyatnya, bahwa memang tidak ada Tuhan di langit sebagaimana yang dikatakan Nabi Musa tersebut. Dengan demikian, ia menginginkan agar rakyatnya tidak percaya kepada Nabi Musa dan tetap mengikutinya.
Fir'aun bertindak demikian karena ia dikuasai oleh ambisinya untuk mengalahkan Nabi Musa. Ia juga dikuasai oleh nafsu agar rakyatnya tidak menemukan kebenaran yang disampaikan Nabi Musa. Ia ingin agar rakyatnya tetap mematuhinya, dan untuk itu ia berbuat segala cara, dari memutarbalikkan kebenaran sampai mengejek. Ambisi dan nafsu itulah yang banyak menjerumuskan manusia, sebagaimana dilukiskan syair Arab berikut:
Nafsu itu bagaikan bayi, jika kau biarkan, ia akan dewasa dengan
terus-menerus ingin menyusu, tapi bila kau sapih,
ia akan tersapih sendirinya.

Kemudian ayat ini ditutup dengan suatu penegasan bahwa tipu muslihat Fir'aun untuk mengalahkan Nabi Musa dan mematikan agama tauhid yang ia bawa gagal dan membawa kerugian besar. Gagal karena dakwah Nabi Musa tetap tidak dapat dibendungnya. Rugi karena biaya yang dikeluarkannya tidak sedikit, sedangkan hasilnya tidak ada. Hal itu karena Allah selalu membinasakan kebatilan yang dikerjakan manusia dan menghancurkan akibat yang ditinggalkan perbuatan batil itu, sebagaimana difirmankan-Nya:

Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan. (al-A.'raf/7: 139)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan berkatalah Firaun, "Hai Haman! Buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi) bangunan pencakar langit (supaya aku sampai ke pintu-pintu.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan tentang sikap Fir'aun yang melampaui batas, keingkarannya dan kebohongan yang dilakukannya dalam mendustakan Musa a.s. Disebutkan bahwa pada suatu hari ia memerintahkan kepada patihnya yang bernama Haman agar membangunkan sebuah menara tinggi untuknya. Bangunan yang tinggi (tower) tersebut terbuat dari batu bata alias tanah liat yang dibakar, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat; kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi. (Al-Qasas: 38)

Ibrahim An-Nakha'i mengatakan bahwa mereka tidak suka membuat bangunan dari batu bata, dan mereka hanya menjadikannya untuk kuburan mereka. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

Firman Allah Swt. mengisahkan ucapan Fir'aun, yaitu:

supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit. (Al-Mu’min: 36-37)

Sa'id ibnu Jubair dan Abu Saleh mengatakan bahwa yang dimaksud adalah pintu-pintu langit. Menurut pendapat yang lain ialah jalan-jalan menuju ke langit.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Fir'aun berkata, "Wahai Hâmân, dirikanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat menemukan jalan, yaitu jalan untuk mencapai langit, agar aku dapat melihat Tuhan Mûsâ. Aku yakin ia pasti berdusta dengan pengakuannya sebagai rasul." Dengan ilusi palsu seperti itu, Fir'aun tertipu oleh perbuatannya yang buruk hingga tampak baik, dan terhadang untuk menempuh jalan yang benar karena lebih memilih jalan yang sesat. Tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah kerugian yang sangat besar belaka.